13 Dec 2018

Parameter Film yang Bagus itu Seperti Apa Sih?



Sebagai seorang lelaki yang memiliki jiwa seni (ehm) sudah sangat jelas --sejelas matahari pagi—bahwa saya sangat menyukai dunia film, disamping dunia literasi (membaca dan menulis) karena film memberi saya kepuasan dari seni peran, dan dunia literasi memberi saya kepuasan dari seni mengolah kata. Kedua-duanya memiliki keindahan dan saling berkelindan satu sama lain. Maka tak heran jika selanjutnya kita sering menemukan novel yang difilmkan atau film yang dinovelkan.

Nah, pertanyaannya, parameter film yang bagus itu seperti apa sih? Menurut saya pertanyaan ini adalah pertanyaan yang nggak memiliki jawaban yang pasti. Jawabannya bersifat relative mengingat setiap orang memiliki penilaian berbeda-beda terhadap kualitas sebuah film. Tentunya seorang penyuka film romance tidak akan mengatakan film horror itu bagus. Sebagus apa pun kualitas film horror tersebut, baginya tetap aja jelek. Karena dia hanya menyukai film romance. Begitu sebaliknya.
Ada orang yang menilai bagusnya suatu film dari boomingnya film tersebut sehingga tiketnya habis terjual dan bioskop penuh membludak. Selain itu penayangannya menjadi bahan pergunjingan di media sosial.

Ada juga sebagian orang yang menilai kualitas film itu bagus berdasar siapa yang menjadi pemain atau aktornya. Ngomong-ngomong, tentang actor, teman saya pernah bilang begini, “Kenapa sih film indonesia itu selalu identic dengan Reza Rahadian. Reza lagi…Reza lagi…”

Memang sih, berdasar penilaian saya, actor yang paling beken dan paling bagus itu ya Reza Rahadian. Maka tak heran jika saya pernah berpendapat bahwa setiap film yang dibintangi oleh si doi pasti filmnya bagus. Entahlah. Emang sih yang namanya fans, apa pun akan terlihat bagus jika melihat dari bintang yang dia sukai.

Oke, tadi kita berbicara tentang bagus tidak bagusnya film dari siapa pemainnya dan bagaimana respon penonton. Tapi kita harusnya tahu bahwa bagus tidaknya sebuah film bukan hanya dilihat dari boomingnya atau siapa pemainnya, tapi juga harus melihat bagaimana film tersebut memberi wawasan dan perspektif baru kepada penontonnya. Lebih daripada itu bisa menginspirasi.

Menginspirasi saja tidak membuat sebuah film dikatakan berkualitas. Karena disini para sineas harus pintar mengawinkan antara unsur inspirasi dengan hiburan. Sebagaimana kita tahu, film itu salahsatu produksi yang bertujuan untuk menghibur. Jika film tersebut gagal menghibur, maka tentunya kita tidak akan pernah mengatakan film itu bagus. Maka, disinilah pentingya arti ‘menghibur sekaligus menginspirasi.’

Khusus untuk film anak-anak, film yang berkualitas adalah film yang mendidik dan menghibur mereka dan sesuai dengan jiwa dan tumbuh kembang si anak itu sendiri.

Penilaian seorang penonton film seperti saya tentu juga berbeda dengan kritikus film yang biasanya menilai sebuah film dalam banyak aspek dan banyak pertimbangan. Begitu juga penilaian saya juga tidak akan sama dengan penilaian dari penonton lain. Oleh karena itulah jika saya ingin menonton sebuah film, biasanya saya selalu membaca terlebih dahulu komentar dari para penonton yang pernah menonton film yang bersangkutan atau membaca ulasan dari para kritikus film. Tidak puas dengan cara ini, saya akan melihat trailernya terlebih dahulu. Yah, meskipun kadang-kadang ‘keseruan’ trailer tidak sebanding dengan kenyataan yang ada.

Nah, kalo menurut kamu, parameter film yang bagus itu seperti apa sih? Tulis di kolom komentar ya guys
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment