‘Kang Husni pernah tinggal di New
York ya.’
Itu adalah salahsatu pertanyaan yang
terlontar dari seorang anggota grup Facebook KBM yang menjadi pembaca fanatic
kisah ‘Neighbor’s Secret’ yang aku published secara bersambung di setiap
harinya.
Aku hanya tersenyum sendiri membaca
pertanyaan. Pertanyaan sejenis banyak masuk lewat inbox. Akhirnya –begitu
hatiku berkata- mereka tidak hanya penasaran dengan kelanjutan cerita si Nadia
dan si James. Tapi mereka juga merasa penasaran dengan jati diri authornya.
(Tolong seseorang tangkap tubuhku sebelum aku terbang karena tersanjung. hehe)
Sebenarnya aku tidak pernah tinggal
di New york atau daerah lainnya di luar Indonesia. Jangankan luar Indoensia,
bahkan negeri sendiri pun aku tidak pernah mengeksplorasinya. Perjalanan
terjauh saya adalah ke Bali ketika karyawisata semasa SMA. Dan omong-omong,
tentang luar negeri, memang, aku bermimpi untuk bisa berkeliling dunia. (aminin
dong…)
Dan tentang pertanyaan kenapa aku
sering menulis cerita dengan setting luar negeri, maka aku menjawabnya dengan
jawaban ‘karena aku menyukainya.’ Aku juga tidak tahu apa alasanku memilih
menulis cerita dengan latar setting luar negeri. 
Tapi setidaknya ada beberapa alasan
yang bisa aku ungkapkan
Pertama, karena aku menyukai
karya-karya terjemahan sehingga aku sudah terbiasa dengan gaya bercerita novel
terjemahan. Bahkan gaya berceritaku lebih enjoy dan mengalir dengan bahasa
indonesia yang baku dan bertele-tele layaknya karya terjemahan dibanding dengan
gaya bahasa lokal. Jadi, ini semacam kebiasaan yang tertular dari bacaan yang
sering say abaca,
Kedua, saya banyak menonton film
Hollywood sehingga sedikit banyak ini juga mempengaruhi kecenderungan  saya dalam menulis fiksi.
Well, sebenarnya untuk menulis sebuah
cerita dengan latar luar setting luar negeri tidak terlalu sulit. Zaman
sekarang dimana dunia selebar daun kelor adalah zaman dimana kita bisa
mendapatkan informasi dalam satu kali klik. 
Ketika aku menulis ‘Neighbor’s
Secret’ aku beberapa kali membuka google map untuk mempelajari seluk beluk kota
New York, membuka Wikipedia, dan berbagai macam sumber lainnya.
Dan jika kau punya seorang teman yang
pernah tinggal di tempat yang dimaksud, maka itu bisa menjadi kesempatan
berharga. Kau bisa bertanya berbagai macam hal yang ingin kau tahu dari kota
yang akan kau jadikan setting dari temanmu itu. bahkan, jika kau tidak punya
teman, maka kau bisa mencarinya.
Ketika aku ingin membuat kisah
‘Neighbor Secret’ dengan setting New York, maka aku berusaha mencari fanpage
perhimpunan mahasiswa Indonesia New york dan berusaha untuk berkomunikasi
dengan mereka perihal berbagai hal seperti tempat penginapan, jalan dan
semacamnya.
Memang sih, karya yang sempurna dan
lebih berwarna itu adalah ketika kita pernah terlibat di dalamnya. Tentunya
seorang yang bercerita tentang New york bermodal data tulisan dan google akan
tidak semenarik  cerita mereka yang
pernah tinggal bertahun-tahun disana. Contohlah misalnya AAC-nya Habiburrahman
el-Shirazi yang begitu sangat detail mendeskripsikan Mesir. Dia bisa begitu
karena dia pernah tinggal di Mesir. Dan banyak novel-novel sejenisnya. Tapi,
jika kau ingin, tidak ada salahnya mencoba dengan bermodal google dan informasi
teman.
Nah, mari kita mulai mengeksplorasi
setting tempat dengan minat yang membara.


 
 
 Music MP3
 Music MP3 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment