15 Nov 2018

3 Filosofi Angin


Angin adalah udara yang bergerak. Angin adalah harmoni alam yang membawa banyak sekali manfaat dalam kehidupan kita. Angin berpesan dalam penyerbukan banyak jenis tanaman seperti padi dan jagung. Angin juga berperan memutar kincir sehingga mengubahnya menjadi energi listrik. Bagi anak-anak angin memberi hiburan kepada mereka dengan menerbangkan layangan yang menghiasi langit senja. Bahkan, angin memberi kita kenyamanan lewat kipas angin.

Ada beberapa filosofi yang kita bisa petik dari angin.

Pertama, angin punya energi yang tersembunyi dan tidak kasat mata

Angin bergerak kesana kemari tanpa pernah kita sadari keberadaannya, tapi kita bisa rasakan gerakannya. Angin bergerak alami sesuai dengan kehendak Sang Pencipta, tapi walaupun dia hanya angin yang tidak terlihat eksistensinya, kita bisa memanfaatkan energinya.

Angin bisa dijadikan pembangkit tenaga listrik sebagaimana di negeri Belanda sana.  Di sana, banyak terdapat kincir angin yang mampu menghasilkan energi listrik. Walaupun wujudnya tak terlihat, filosofi angin terbukti juga memiliki kandungan energi yang tersembunyi.

Karenanya, kita dapat belajar untuk tidak mudah meremehkan hal kecil seperti angin. Karena dibalik hal kecil pun, tersimpan potensi yang cukup besar untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Pun kita tidak perlu sedih karena tidak terlihat apa kontribusi kita.

Kita tahu bahwa ketika orang-orang Belanda menggunakan energy listrik, mereka teringat kincirnya, bukan angin yang menggerakan kincir. Padahal tanpa angin, kincir itu tidak akan pernah bergerak. Disini, angin mengajarkan kita arti penting keikhlasan.

Kedua, angin membawa kesejukan dalam kehidupan

Angin sepoi-sepoi memberi kita kenyamanan. Kemudian manusia pun memanfaat konsep ini dengan menciptakan kipas angin dan AC.

Baik angin yang ada di alam, ataupun angin yang tercipta dari alat elektronik, kesemuanya itu memang memiliki satu persamaan. Yakni, sama-sama menciptakan kesejukan. Walaupun tak sedikit kasus angin yang membawa kerusakan, nyatanya angin yang semilir tetap bisa memberikan kita suasana sejuk dan nyaman.

Seperti halnya dengan angin. Manusia juga harus bisa menciptakan kesejukan untuk kehidupannya. Juga, untuk lingkungan sekitarnya. Bila belum mampu untuk menciptakan kesejukan, seminimal mungkin ia tidak membawa kerusakan untuk lingkungannya.

Ketiga, Angin bebas bergerak dan fleksibel

Di alam, angin bergerak dengan bebasnya. Ia melaju kesana, dan kemari. Mengikuti perbedaan tekanan udara yang ada di lingkungan. Seakan tak ada rintangan, angin senantiasa bergerak dan berpetualang dengan bebasnya di alam terbuka.

Itu membuktikan bahwa angin memiliki sifat yang sigap dan fleksibel. Ketika ada celah perbedaan tekanan udara, dengan sigapnya angin mengisi kekosongan yang ada di alam terbuka. Tanpa mengenal siang dan malam, angina selalu konsisten dengan kesigapan serta fleksibilitasnya. Kesemuanya itu angin lakukan untuk menjaga keseimbangan tekanan udara yang ada di alam.

Seperti halnya udara yang memiliki tekanan yang berbeda-beda, lingkungan sosial manusia juga memiliki tingkat porsi tekanan yang berbeda-beda. Selain itu, selalu ada perubahan yang menciptakan beberapa kekosongan. Oleh karenanya, manusia harus benar-benar bisa bertindak dengan sigap dan mengisi tiap kekosongan yang ada masyarakat. Agar tercipta lingkungan yang stabil.





Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment