Ada yang bilang gossip itu
identic dengan perempuan. jika sekelompok perempuan sudah berkumpul, maka
timbulah gossip yang semakin panas. Digosok makin sip. terlepas benar atau
tidaknya anggapan itu. Semua orang bisa terjerumus ke dalam gossip, tidak
perempuan tidak laki-laki, selama dia tidak memiliki iman dan kesadaran, maka
bisa jadi dia terjerumus ke dalam pergosipan. Bahkan mustahil perempuan yang
shalihah dan beriman bergosip satu sama lain.
Tentang bahaya gossip, ada
baiknya kita menyimak kisah ilustrasi yang satu ini.
Di sebuah perkampungan tinggalah
seorang pemuda yang sering sekali membicarakan aib orang lain di kampungnya. Pemuda
ini sangat pandai sekali menggosip sampai-sampai masyarakat menjulukinya Si
Tukang Gosip.
Karena tidak nyaman dengan
julukan itu, pemuda itu pun mendatangi seorang lelaki tua yang bijak untuk
meminta nasihat. Lelaki tua itu terkenal dengan kebijaksanaannya.
Setelah mengutarakan permasalahannya,
maka lelaki tua itu menyuruh si pemuda itu datang lagi di hari berikutnya. Tapi
lelaki tua itu meminta si pemuda untuk membawa seekor ayam dan mencabuti semua
bulunya sepanjang perjalanan menuju rumahnya.
“Ketika kau telah tiba di sini,
ayam itu harus bersih dari bulunya.” Pinta si lelaki tua.
Pemuda itu pun pulang dengan
benak yang penuh tanda tanya. Keesokan harinya dia segera menyiapkan seekor
ayam dan berangkat ke kediaman si lelaki tua. Sepanjang perjalanan itu dia
dengan tekun mencabuti bulu ayam satu persatu. Hingga tepat di depan pintu
rumah si lelaki tua itu, ayam itu telah bersih dari bulunya.
Lelaki tua itu sudah menunggunya.
"Saya sudah melaksanakan
perintah kakek, apa lagi yang harus saya lakukan?".
Maka lelaki tua itu menjawab, "Kamu
harus kembali memunguti bulu-bulu ayam yang kau buang di jalanan".
Mendengar perintah itu pemuda itu
kesal dan membentak si lelaki tua, "Mana mungkin saya bisa mengumpulkannya,
bulu-bulu ayam itu sudah berserakan kemana-mana".
Maka si lelaki tua itu menjawab, "Hal
itu benar. Dan begitu pula halnya dengan gosip yang sering kau sampaikan kepada
orang lain. Satu gosip dapat terbang ke segala sudut, lalu bagaimana kamu akan
mengembalikannya? Jadi sebaiknya jangan pernah memulainya dari awal."
Tentunya kisah ini hanyalah
ilustrasi dan analogi. Kisah ini ingin menunjukan kepada kita bahaya besar dari
gossip atau menyebarkan dan membicarakan aib orang lain.
Ketika kita menyebarkan aib orang
lain, maka ada orang yang tersakiti. Bahkan ketika kita meminta maaf, maka
orang itu masih menanggung malu dan sakit karena aib yang sudah terlanjur
menyebar di masyarakat. Lebih parah lagi jika yang disebarkan adalah informasi
palsu alias hoax.
Lalu apa yang bisa kita lakukan
jika sudah begitu?
Mungkin saja mereka memaafkan
kita, tapi mereka masih menanggung malu akibat ulah kita. Oleh karena itu,
mulai sekarang, mari kita jaga lidah kita. Jangan sampai kita mudah menyebarkan
aib orang lain. Karena bisa jadi dengan menyebarkan keburukan orang lain, aib
kita juga akan tersebar dan terbongkar.
Pun, jangan pernah mendengarkan
dan jangan pernah percaya kepada sahabat yang suka bergosip. Jika dia mampu dan
bisa menceritakan keburukan orang lain di hadapan kita, maka suatu saat nanti
dia juga akan membicarakan keburukan kita di hadapan orang lain.
Akhir kata, semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment