Ada pepatah mengatakan nila setitik bisa merusak susu sebelanga.
Makna dari peribahasa melayu ini adalah karena kesalahan kecil yang nampak
tiada artinya seluruh persoalan menjadi kacau dan berantakan. Oleh karena itu,
jangan pernah menyepelekan kesalahan sekecil apa pun.
Tidak selayaknya bagi kita melupakan banyaknya kebaikan
seseorang hanya karena satu kesalahan kecil. Ini beda konteksnya dengan
peribahasa tadi. Hendaknya ketika kita tidak senang dengan kesalahan seseorang,
ingatlah kebaikan-kebaikannya.
Marilah kita simak cerita ilustratif tentang pentingya
mengingat kebaikan orang lain, alih-alih mempermasalahkan kesalahannya.
Dikisahkan, ada seorang raja
yang memiliki 10 ekor anjing ganas untuk menghukum siapa pun yang
bersalah. Jika sang raja marah maka orang yang salah akan dilempar ke kandang
anjing agar tubuhnya dicabik-cabik oleh anjing-anjing ganas tersebut.
Suatu hari seorang Menteri membuat keputusan salah. Raja pun murka, maka diperintahkanlah agar
sang Menteri dimasukkan ke kandang anjing ganas tersebut.
Sang Menteri berusaha minta maaf pada Raja, "Paduka,
saya telah mengabdi padamu selama 10 tahun, akankah Paduka tega menghukumku
dengan kejam?
Sang Raja tak mau mendengar dan tetap memutuskan untuk
menghukum si Menteri.
Akhirnya si Menteri malang itu berkata, “Atas pengabdianku
selama ini saya hanya minta waktu penundaan hukuman 10 hari saja". pinta
sang Menteri.
Sang Raja pun mengabulkannya. Sang Menteri bergegas menuju
kandang anjing-anjing tersebut. Dia mendatangi si penjaga anjing dan meminta
untuk menggantikannya mengurus anjing-anjing milik raja selama 10 hari lamanya.
“Untuk apa?” tanya si penjaga anjing heran.
Maka dijawab oleh menteri: "Setelah 10 hari nanti engkau
akan tahu''.
Sejak itulah sang Menteri memelihara, mendekati, memberi
makan bahkan akhirnya bisa memandikan anjing-anjing tersebut selama 10
hari hingga menjadi sangat jinak
padanya.
Tibalah waktunya untuk eksekusi. Dengan disaksikan sang Raja,
dimasukkanlah sang Menteri ke kandang anjing, tetapi Raja kaget saat melihat
anjing-anjing itu justru jinak pada si menteri.
Maka Raja bertanya apa yang telah dilakukan Menteri pada
anjing-anjing tersebut?
Dengan cerdas, si Menteri menjawab, “Saya telah mengabdi pada
anjing-anjing ini selama 10 hari, dan mereka tidak melupakan jasaku.”
Sementara didalam hatinya Raja berkata, “Dan engkau telah
mengabdi kepadaku selama 10 tahun dan aku melupakan jasa-jasamu.”
Akhirnya Raja merasa terharu sekaligus malu. Ia pun meminta
maaf dan membebaskan menterinya saat itu juga.
Terkadang dalam kehidupan sosial, dalam interaksi dengan
orang-orang di sekitar kita, kita menemukan banyak ketidakcocokan dan
pertentangan. Tapi itu tidak sebanding dengan banyaknya kesepakatan,
kebahagiaan dan kebersamaan yang telah dilalui. Jika ditimbang antara keduanya,
maka tentu akan berat timbangan kebahagiaan dan kebersamaan yang kita lewati
dengan orang-orang terdekat.
Betapa banyak persahabatan, kekerabatan dan relasi yang retak
dan putus hanya karena kesalahan sesaat yang tidak seberapa.
Akankah kita mengorbankan semua kebaikan dengan satu
keburukan? Jangan mudah menghapus kenangan yang telah terukir dan persahabatan
yang telah terjalin bertahun-tahun lamanya hanya karena hal-hal kecil yang
kurang kita sukai darinya saat ini.
Jagalah persahabatan dan persaudaraan yang ada dengan baik karena menjaga
persahabatan dan persaudaraan itu jauh lebih sulit dari mendapatkannya. Jangan
ingat-ingat keburukan saudara kita, tapi ingatlah selalu kebaikan yang telah
dia berikan kepada kita.
Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment