28 Sept 2018

Filosofi Kopi dan Gula [Bagian 2]


Sikap pertengahan alias moderat sangatlah penting dalam kehidupan kita. Kita tidak boleh berlebih-lebihan dalam hal apa pun. Karena memang berlebih-lebihan tidak akan mendatangkan manfaat bagi kita.
Berkaitan dengan pentingnya sikap pertengahan, marilah kita simak sebuah cerita ilustrasi yang bisa kita renungkan bersama.
Dikisahkan suatu ketika ada seorang ayah yang menyuruh anaknya untuk membuatkan kopi. Si ayah berkata, “Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.”
Si anak pun beranjak ke dapur, dan tak lama kembali membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam toples beserta sendoknya.
Kemudian si ayah mengambil kopinya dan berkata kepada  si anak, “Coba sekarang kamu rasakan kopimu, bagaimana rasanya?”
“Rasanya sangat pahit sekali.” Jawab si anak. “Kita kan belum memberinya gula.” Tambah si anak.
Kemudian si ayah berkata, “tambahkan sesendok gula, aduk, kemudian bagaimana rasanya.”
“Rasa pahitnya sudah mulai berkurang yah.” Jawab si anak.”
Kemudian si ayah kembali berkata, “Tuangkan sesendok lagi, aduk kemudian rasakan lagi.”
Si anak pun melakukan apa yang diperintahkan ayahnya dan berkata, “rasa manis mulai terasa, tapi rasa pahit juga masih sedikit ada, yah.”
“Tuangkan sesendok lagi, bagaimana rasanya?”
Maka si anak pun menambahkan gula dan menyeruputnya, kemudian menjawab, “ Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis.”
“Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?” lagi-lagi si ayah menyuruh perintah yang sama.
“Kopinya kemanisan yah.” Jawab si anak setelah menambahkan gula.
“Tuangkan sesendok lagi gulanya.” Perintah si ayah. Lagi dan lagi.
“Terlalu manis, malah tidak enak ayah.” Jawab anaknya sembari meringis karena meminum kopi yang terlalu manis.
‘Begitulah hidup” jawab si ayah. “Hidup membutuhkan rasa manis dan rasa pahit untuk membuatnya tetap seimbang dan tidak berlebihan.”
Dari kisah ilustrasi ini kita bisa mengambil faidah yang bisa menjadi bahan renungan kita bersama.
Faidah pertama, bahwa kehidupan itu tidak selamanya pahit dan tidak selamanya manis. Pahit dengan ujian dan manis dengan anugerah dan kenikmatan.
Kemudian yang kedua, hendaknya kita menghindari sikap berlebih-lebihan dalam kehidupan. Sebagaimana kopi yang tidak enak tanpa gula, dan kopi juga tidak terasa nikmat karena kebanyakan gula. Begitu juga kita dalam menyikapi kehidupan dan dalam melakukan setiap pekerjaan. Benarlah apa yang disyariatkan di dalam islam bahwa setiap yang berlebih-lebihan hanya bisa mencelakakan pelakunya.
Hal ini telah difirmankan di dalam quran surat al-A’raf ayat 31 yang artinya,
 “Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Akhir kata semoga kita menjadi pribadi yang pertengahan dan tidak berlebih-lebihan dalam bertindak, bersikap dan berucap.
Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment