Sikap pertengahan alias moderat sangatlah penting dalam
kehidupan kita. Kita tidak boleh berlebih-lebihan dalam hal apa pun. Karena
memang berlebih-lebihan tidak akan mendatangkan manfaat bagi kita.
Berkaitan dengan pentingnya sikap pertengahan, marilah kita
simak sebuah cerita ilustrasi yang bisa kita renungkan bersama.
Dikisahkan suatu ketika ada seorang ayah yang menyuruh
anaknya untuk membuatkan kopi. Si ayah berkata, “Tolong buatkan kopi dua gelas
untuk kita berdua, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari
beserta wadahnya.”
Si anak pun beranjak ke dapur, dan tak lama kembali membawa
dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam toples beserta sendoknya.
Kemudian si ayah mengambil kopinya dan berkata kepada si anak, “Coba sekarang kamu rasakan kopimu,
bagaimana rasanya?”
“Rasanya sangat pahit sekali.” Jawab si anak. “Kita kan belum
memberinya gula.” Tambah si anak.
Kemudian si ayah berkata, “tambahkan sesendok gula, aduk,
kemudian bagaimana rasanya.”
“Rasa pahitnya sudah mulai berkurang yah.” Jawab si anak.”
Kemudian si ayah kembali berkata, “Tuangkan sesendok lagi,
aduk kemudian rasakan lagi.”
Si anak pun melakukan apa yang diperintahkan ayahnya dan
berkata, “rasa manis mulai terasa, tapi rasa pahit juga masih sedikit ada,
yah.”
“Tuangkan sesendok lagi, bagaimana rasanya?”
Maka si anak pun menambahkan gula dan menyeruputnya, kemudian
menjawab, “ Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis.”
“Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?”
lagi-lagi si ayah menyuruh perintah yang sama.
“Kopinya kemanisan yah.” Jawab si anak setelah menambahkan
gula.
“Tuangkan sesendok lagi gulanya.” Perintah si ayah. Lagi dan
lagi.
“Terlalu manis, malah tidak enak ayah.” Jawab anaknya sembari
meringis karena meminum kopi yang terlalu manis.
‘Begitulah hidup” jawab si ayah. “Hidup membutuhkan rasa
manis dan rasa pahit untuk membuatnya tetap seimbang dan tidak berlebihan.”
Dari kisah ilustrasi ini kita bisa mengambil faidah yang bisa
menjadi bahan renungan kita bersama.
Faidah pertama, bahwa kehidupan itu tidak selamanya pahit dan
tidak selamanya manis. Pahit dengan ujian dan manis dengan anugerah dan
kenikmatan.
Kemudian yang kedua, hendaknya kita menghindari sikap
berlebih-lebihan dalam kehidupan. Sebagaimana kopi yang tidak enak tanpa gula,
dan kopi juga tidak terasa nikmat karena kebanyakan gula. Begitu juga kita
dalam menyikapi kehidupan dan dalam melakukan setiap pekerjaan. Benarlah apa
yang disyariatkan di dalam islam bahwa setiap yang berlebih-lebihan hanya bisa
mencelakakan pelakunya.
Hal ini telah difirmankan di dalam quran surat al-A’raf ayat
31 yang artinya,
“Hai anak Adam,
pakailah pakaian kalian yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Akhir kata semoga kita menjadi pribadi yang pertengahan dan
tidak berlebih-lebihan dalam bertindak, bersikap dan berucap.
Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment