27 Sept 2018

Jangan Bersandar Pada Amal



Dikisahkan ada tiga orang pria berbicara tentang Amal Ibadah mereka dan kesuksesan yang didapatnya.

Pria yang pertama berkata kepada kedua temannya, “Alhamdulillah, sejak sering Shalat Dhuha rezeki menjadi lancar dan bisnis pun sukses.  Sebentar lagi anak saya lulus SMA rencananya akan sekolah ke luar negeri.

Kemudian pria kedua menimpali, “Masya Allah. Saya pun merasakan hal yang sama. Sungguh nikmat tak terkira. Sejak rajin Puasa dan Bersedekah Rezeki bagaikan sungai mengalir tidak ada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah diluar negeri dan jadi staff khusus menteri.

Kemudian kedua sahabat itu menatap sahabat mereka yang ketiga dan bertanya, “Bagaimana dengan dirimu?”

Si pria yang ketiga menjawab, “Saya mungkin tidak sehebat kalian. Jangankan berbicara tentang kesuksesan, bahkan saya tidak tahu ibadah yang mana yang telah Allah subhanahu wata'ala terima dari ibadah yang saya kerjakan. Saya hanya tahu bahwa ibadah saya diterima dan saya sukses setelah saya meninggal nanti. Saya merasa belum bisa menceritakan ibadah yang saya lalukan dan balasan yang Allah berikan kepada kita.”

Uraian ini tidak bermaksud mengecilkan pengaruh ibadah di dunia. Kisah ini juga bukan bermaksud menyangkal adanya keutamaan-keutamaan dari ibadah yang kita lakukan.

Kisah ilustratif ini hanya ingin mengajak kita semua untuk intropeksi diri, sejauh mana keikhlasan kita dalam beribadah kepada Allah. Sejauh mana kemurnian niat kita.

Memang, tidak ada yang salah ketika kita berniat ibadah dengan mengharap surga, karena Allah subhanahu wata'ala sendiri sudah mengiming-imingi kita dengan surga-Nya. Dan tidak ada salahnya ketika kita merasa bahagia ketika Allah memberi kita karunia. Memang bisa saja Allah memberikan beragam kenikmatan karena ibadah-ibadah kita. Bisa saja harta berlimpah karena sedekah dan shalat duha.

Hanya saja, sungguh tidak elok ketika kita shalat duha karena ingin kaya, sedekah karena ingin kaya. Sehingga ketika kekayaan itu tidak juga datang kita merasa kecewa. Kita mengukur kekayaan menurut matematika kita.

Jangan bersandar pada Amal. Sebab, sikap bersandar pada amal ini bisa melahirkan Kebanggaan sekaligus kekecewaan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagaimana disebutkan di dalam kitab Shahihain, bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Amal seseorang tidak akan memasukannya ke dalam Surga."

Mereka bertanya“Tidak pula engkau ya Rasulullah?."

Beliau menjawab: "Tidak pula saya. Hanya saja Allah Meliputiku dengan Karunia dan Rahmat-Nya. Karenanya Berlakulah Benar ketika beramal.”

Disebutkan di dalam hadits yang shahih bahwa seseorang tidak akan Masuk Surga kecuali dengan Rahmat Alloh. Dan di antara Rahmat-Nya adalah Dia Memberikan Taufiq untuk Beramal dan hidayah untuk selalu taat kepada-Nya.

Karenanya, kita wajib Bersyukur kepada Allah dan Merendahkan diri kepada-Nya. Tidak layak seorang hamba bersandar kepada Amalnya dan bangga dengan amal-amalnya.
Akhir kata, semoga menginspirasi.
Wallahu a’lam

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment