7 Sept 2018

Filosofi Sumur



Kebaikan yang kita berikan tidak akan pernah merugikan kita. Karena kebaikan itu akan kembali kepada kita. Pun, harta yang kita sisihkan untuk disedekahkan tidak akan pernah mengurangi harta kita, yang ada akan menambahnya.

Kebaikan atau sedekah yang kita berikan itu diibaratkan air di sumur. Cobalah kita perhatikan sumur kita.

Kita biasa menimpa air setiap hari di sumur tapi anehnya air tersebut tak pernah berkurang. Air itu akan terus ada di dalam sumur.

Tapi ketika kita tidak menggunakannya, kita tidak mengambil airnya, volume air di sumur akan tetap sama. Ketinggian air di dalam sumur itu tidak meningkat. Tak ada kasusnya air sumur meluber sampai keluar karena tidak dipakai.

Inilah hukum alam. Dimana ini memberi kita pelajaran tentang keseimbangan. Kehidupan kita sama seperti sumur.

Pada umumnya orang berpikir bahwa jika kita memberi apa yang kita miliki, maka pasti itu bisa mengurangi apa yang telah kita miliki.

Tapi jika kita mau belajar dari filosofi sumur tadi, maka semakin banyak kita memberi maka akan semakin banyak jalan rezeki. Sebagaimana sumur yang ditimba airnya, maka mata air akan segera mengeluarkan cadangan air yang baru untuk mengisi ruang yang telah diambil oleh timba kita di sumur.

Dalam hal memberi tidak harus dalam bentuk uang atau materi. Kita bisa memberi dalam bentuk apa saja yang kita miliki.

Sebagai misal, saat kita mengajarkan dan memberi ilmu, maka dengan sendirinya kemampuan kita akan semakin meningkat.

Yang perlu diperhatikan adalah jangan memberi karena terpaksa, jangan memberi karena ingin dipuji, jangan memberi untuk menunjukan bahwa kita kaya atau memiliki kelebihan sementara orang lain tidak.

Lalu dengan alasan apa kita memberi? Hendaknya kita memberi karena menginginkan orang lain hidup bahagia sebagaimana kita merasakan hal yang sama. Kita berharap orang lain memiliki kehidupan yang baik sebagaimana yang kita rasakan. Dan semua itu terbit dari keimanan yang ada di dada kita. Karena kita yakin, ketika kita memikirkan kehidupan hamba yang lain, maka kehidupan kita juga akan diperhatikan oleh Sang Pemilik kehidupan, Allah subhanahu wata'ala.

Ketika kita memberi, maka kita akan merasakan kepuasan batin. Dan ini adalah kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan bukan dengan menumpuk harta dan dengan segala kemewahan. Bahkan kebahagiaan adalah ketika kita merasa bahagia setelah melihat orang lain bahagia denan perantara tangan kita.

Jangan mencari banyaknya atau jumlahnya, tapi carilah berkahnya. Jumlah mungkin bisa didapat dengan meminta atau bekerja, tapi berkahnya bisa kita peroleh dengan memberi dan berbagi.
Pilihan ada di tangan kita dan terserah kita. Apakah kita akan menjadi seorang yang suka berbagi atau mengoleksi semua apa yang kita miliki.
Semoga bermanfaat
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment