7 Sept 2018

Bank Waktu



Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan pepatah arab yang berbunyi ‘“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu.”

Pertanyaannya, kenapa waktu diibaratkan dengan pedang? Karena memang waktu bisa membinasakan kita jika kita tidak pandai dalam mempergunakannya. Banyak kesempatan yang pergi, banyak penyesalan yang akan kita tuai jika kita menyia-nyiakan waktu.

Marilah kita membuat sebuah perumpamaan lain tentang waktu. Jika tadi kita telah mengulas tentang waktu laksana pedang, maka mari kita berandai-andai jika waktu kita umpamakan bank.

Bayangkanlah ada sebuah bank yang memberi kita uang sejumlah 240 ribu rupiah setiap pagi harinya. Secara otomatis 240 ribu rupiah itu telah ada di rekening bank kita di setiap paginya. Akan tetapi sayangnya, uang sejumlah 240 ribu rupiah itu hanya berlaku satu hari satu malam, 24 jam. Setelah itu, pada tengah malam saldo uang akan hangus jika kita tidak menggunakannya dalam jangka waktu sehari semalam.

Coba kita bayangkan, apa yang akan kita lakukan jika itu benar-benar ada dan terjadi? Tentunya kita akan menghabiskan semua uang yang ada di rekening kita. Entah itu untuk makan, memberi pakaian dan barang-barang yang bahkan tidak terpikirkan untuk memilikinya. Daripada uang hangus mending dibelikan barang sehingga tidak sia-sia, hilang begitu saja.

Siapa pun kita, semua dari kita memiliki bank semacam itu. Setiap kita memiliki bank bernama waktu.

Setiap pagi, bank waktu tersebut memberi kita 24 jam. Dan pada malam harinya waktu itu tidak akan menyisakan apa-apa untuk kita. Selain apa yang telah kita kerjakan, apa yang telah kita hasilkan, dan apa yang telah kita jadikan karya di hari tersebut. Waktu tidak ada jejaknya selain amal kebaikan dan karya yang telah kita lakukan selama 24 jam tersebut.

Setiap hari bank waktu memberi kita waktu yang baru, yang nilainya sama seperti hari kemarin. Jika kita tidak mempergunakannya, maka kita sangat merugi. Kita tidak bisa menarik waktu itu kembali.
Mulai dari detik ini, investasikan waktu kita untuk amal sholih, kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan.

Waktu kemarin tinggal kenangan yang bisa kita jadikan pelajaran. Waktu sekarang adalah hadiah yang tidak boleh diabaikan, dan waktu esok adalah misteri yang tidak perlu dirisaukan.

Hasan al-Basri pernah berkata, ‘ada tiga hal yang tidak akan kembali, waktu yang telah berlalu, kata yang telah terucap dan kesempatan yang telah pergi. Jika kita tidak menyibukan diri pada kebaikan, maka kita akan disibukan dalam kesia-siaan.

Waktu tidak akan pernah menunggu kita, tapi kita yang harus mengejarnya.

Agar tahu pentingnya waktu setahun, tanyalah pada murid yang tidak naik kelas atau tidak lulus ujian.
Agar tahu pentingnya waktu sebulan, tanyakan pada ibu yg melahirkan bayi prematur.
Agar tahu pentingnya waktu seminggu, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu sejam, tanyakan pada orang-orang tercinta yang menunggu untuk bertemu.
Agar tau pentingnya waktu semenit, tanyakan pada orang yg ketinggalan pesawat terbang.
Agar tau pentingnya waktu sedetik, tanyakan pada orang yg baru saja terhindar dari kecelakaan.
Agar tau pentingnya waktu semilidetik, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.

Untuk menguatkan inspirasi kita, marilah kita simak hadits Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam tentang pentingnya memanfatkan waktu yang ada. Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”.

Sumber gambar: Pixabay
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment