Mungkin kita sudah tidak asing
lagi dengan pepatah arab yang berbunyi ‘“Waktu laksana pedang. Jika engkau
tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu.”
Pertanyaannya, kenapa waktu
diibaratkan dengan pedang? Karena memang waktu bisa membinasakan kita jika kita
tidak pandai dalam mempergunakannya. Banyak kesempatan yang pergi, banyak
penyesalan yang akan kita tuai jika kita menyia-nyiakan waktu.
Marilah kita membuat sebuah
perumpamaan lain tentang waktu. Jika tadi kita telah mengulas tentang waktu
laksana pedang, maka mari kita berandai-andai jika waktu kita umpamakan bank.
Bayangkanlah ada sebuah bank yang
memberi kita uang sejumlah 240 ribu rupiah setiap pagi harinya. Secara otomatis
240 ribu rupiah itu telah ada di rekening bank kita di setiap paginya. Akan
tetapi sayangnya, uang sejumlah 240 ribu rupiah itu hanya berlaku satu hari
satu malam, 24 jam. Setelah itu, pada tengah malam saldo uang akan hangus jika
kita tidak menggunakannya dalam jangka waktu sehari semalam.
Coba kita bayangkan, apa yang
akan kita lakukan jika itu benar-benar ada dan terjadi? Tentunya kita akan
menghabiskan semua uang yang ada di rekening kita. Entah itu untuk makan,
memberi pakaian dan barang-barang yang bahkan tidak terpikirkan untuk
memilikinya. Daripada uang hangus mending dibelikan barang sehingga tidak
sia-sia, hilang begitu saja.
Siapa pun kita, semua dari kita
memiliki bank semacam itu. Setiap kita memiliki bank bernama waktu.
Setiap pagi, bank waktu tersebut
memberi kita 24 jam. Dan pada malam harinya waktu itu tidak akan menyisakan
apa-apa untuk kita. Selain apa yang telah kita kerjakan, apa yang telah kita
hasilkan, dan apa yang telah kita jadikan karya di hari tersebut. Waktu tidak
ada jejaknya selain amal kebaikan dan karya yang telah kita lakukan selama 24
jam tersebut.
Setiap hari bank waktu memberi
kita waktu yang baru, yang nilainya sama seperti hari kemarin. Jika kita tidak
mempergunakannya, maka kita sangat merugi. Kita tidak bisa menarik waktu itu
kembali.
Mulai dari detik ini,
investasikan waktu kita untuk amal sholih, kesehatan, kebahagiaan dan
kesuksesan.
Waktu kemarin tinggal kenangan
yang bisa kita jadikan pelajaran. Waktu sekarang adalah hadiah yang tidak boleh
diabaikan, dan waktu esok adalah misteri yang tidak perlu dirisaukan.
Hasan al-Basri pernah berkata,
‘ada tiga hal yang tidak akan kembali, waktu yang telah berlalu, kata yang
telah terucap dan kesempatan yang telah pergi. Jika kita tidak menyibukan diri
pada kebaikan, maka kita akan disibukan dalam kesia-siaan.
Waktu tidak akan pernah menunggu
kita, tapi kita yang harus mengejarnya.
Agar tahu pentingnya waktu
setahun, tanyalah pada murid yang tidak naik kelas atau tidak lulus ujian.
Agar tahu pentingnya waktu sebulan,
tanyakan pada ibu yg melahirkan bayi prematur.
Agar tahu pentingnya waktu
seminggu, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu sejam,
tanyakan pada orang-orang tercinta yang menunggu untuk bertemu.
Agar tau pentingnya waktu semenit,
tanyakan pada orang yg ketinggalan pesawat terbang.
Agar tau pentingnya waktu sedetik,
tanyakan pada orang yg baru saja terhindar dari kecelakaan.
Agar tau pentingnya waktu
semilidetik, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.
Untuk menguatkan inspirasi kita,
marilah kita simak hadits Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam tentang
pentingnya memanfatkan waktu yang ada. Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Ada dua kenikmatan yang banyak
dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”.
Sumber gambar: Pixabay
No comments:
Post a Comment