Ketika Anda memiliki teman, jangan berharap teman-teman Anda
untuk mengisi kekosongan Anda. Ketika Anda menikah, jangan berharap pasangan
Anda memenuhi setiap kebutuhan Anda. Ketika Anda seorang aktivis, jangan
menaruh harapan dalam hasil. Ketika Anda dalam masalah jangan bergantung pada
diri sendiri. Jangan pula bergantung pada orang. bergantunglah pada Allah.
=
Jika ada satu resep untuk ketidakbahagiaan, maka itu adalah
harapan. Karena hanya orang yang memiliki harapan yang memiliki kebahagiaan dan
jauh dari putus asa dan kesedihan.
=
Nilai saya sebagai seorang wanita tidak diukur dengan ukuran pinggang saya atau jumlah pria yang menyukai saya. Nilai saya sebagai manusia diukur dalam skala yang lebih tinggi: skala kesalehan. Dan tujuan saya dalam hidup — terlepas dari apa yang dikatakan majalah mode — adalah sesuatu yang lebih luhur daripada hanya terlihat baik di hadapan pria.
=
Mawar yang sangat indah di vas saya akan layu besok. Itu berarti masa mudaku akan berlalu dari hidupku. Kesedihan yang aku rasakan hari ini akan berubah besok. Tawaku tidak akan bertahan selamanya, tetapi air mataku juga tidak akan hilang.
=
Jangan putus asa jika hati Anda mengalami banyak trauma dan kesedihan. Terkadang hati menjadi cemerlang setelah mengalami penderitaan.
Catatan; mungkin dengan kemiskinan sebelum kaya, kita menjadi orang yang peka, musibah sebelum bahagia menjadikan kita orang yang berempati. Allah selalu memberi yang terbaik.
=
Bagi sebagian orang, islam tidak lebih dari aturan demi aturan yang mengekangnya. Tapi bagi mereka yang mengerti, islam adalah visi hidup yang paling sempurna.
=
Dunia tidak akan bisa menghancurkan Anda kecuali Anda memberi izin kepadanya. Dan dunia tidak dapat memiliki Anda kecuali Anda menyerahkan kuncinya, yakni hati Anda. Jadi, ketika Anda telah menyerahkan ‘kunci’ ini kepada dunia, segera ambil kunci itu. Ini belum berakhir. Klaim kembali hati Anda sehingga Anda tidak menjadi budak dunia. Tempatkan hati kepada pemiliknya yang sah.
=
Jangan pernah mengutuk jatuh karena tanah tempat kerendahan hati selalu hidup. Ketauhilah, terkadang perubahan hidup terjadi setelah Anda terjatuh, jadi jangan pernah mengutuknya.
=
Jadikan dunia di
tangan Anda, bukan di hati Anda. Ketika seseorang menghina Anda, jauhkan dari
hati sehingga tidak membuat Anda sakit hati dan memusuhinya. Ketika seseorang
memuji Anda, jauhkan dari hati Anda sehingga Anda tidak sombong dan bangga
diri. Ketika Anda mengalami kesulitan dan depresi, jauhkan itu dari hati Anda
sehingga Anda tidak putus asa. Simpan semua itu di tangan Anda dan sadari semua
itu akan berlalu. 
=
Ketika Anda diberi anugerah oleh Tuhan, jangan menimpannya di hati Anda, tapi simpanlah di tangan Anda sehingga Anda tidak menyukai hadiah itu lebih dari menyukai Si Pemberi. Dan agar ketika diambil, Anda benar-benar menanggapinya dengan ‘innalillahi wa inna ilayhi rajiun. Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya kami kembali.’
=     
Ketika Anda jatuh
cinta dengan suatu karya seni, maka Anda akan mati-matian berusaha bertemu
dengan si seniman di balik karya seninya. Maka, saya merasa takjub dengan karya
seni berupa matahari yang terbenam di lautan pasifik, bulan purnama yang
terbit, arakan awan dari jendela pesawat terbang, hutan musim gugur di Raleigh,
salju pertama yang turun dan karya-karya besar lainnya. Dan saya ingin sekali
bertemu dengan Penciptanya.          
=       
Sebagai wanita
muslim, kami telah dibebaskan dari berbagai macam jenis perbudakan. Kita taidak
membutuhkan standar kecantikan atau mode masyarakat untuk menentukan nilai
kita. Kita tidak peru menjadi seperti pria untuk dihormati dan tidak perlu
menunggu pangeran untuk menyelamatkan atau melengkapi kita. Nilai kita,
kehormatan kita, keselamatan kita dan penyelasaian masalah kita hanya ada pada
perbudakan yang kami alami. Karena Tuan kami yang menguasai hidup kami. Allah.
Kami melepaskan diri dari perbudakan manusia dan dunia menuju perbudakan yang
memberi sumber kebahagiaan.            
=
Kita harus menyadari bahwa tidak ada yang terjadi tanpa tujuan, termasuk rasa sakit dan pedihnya hati. Bahkan tanpa pernah mengalami rasa sakit, kita tidak akan memperoleh pelajaran dalam kehidupan. Rasa sakit memperingatkan kita bahwa ada yang salah dalam kehidupan kita. Rasa sakit memperingatkan kita bahwa kita harus melakukan perubahan.
=
Sama persis
seperti rasa sakit karena terbakar oleh api, maka itu adalah peringatan untuk
melepaskan tangan kita dari api tersebut. Rasa sakit emosional memperingatkan
kita bahwa kita harus melakukan perubahan internal. Kita harus melepaskan
sumber rasa sakit tersebut. Seperti seorang yang Anda cintai menyakiti Anda,
maka itu peringatan supaya kita melepaskannya dari kehidupan kita. Semakin rasa
sakit itu kita rasakan, semakin kita berhenti mencintainya. Sehingga kita
belajar, mana yang layak untuk dicintai dan mana yang tidak layak untuk kita
cintai.
=
Jika kita mengizinkan dunia memiliki kehidupan kita, maka itu seperti lautan yang memiliki perahu. Lautan itu akan mengambil alihnya dan menenggelamkannya ke kedalaman laut. Kita tidak pernah mencapai pulau impian sebagaimana yang ada di dalam peta perjalanan karena lautan yang menelan kita.
=         
Masalahnya bukan pada vas bunga itu, atau vas-vas bunga itu akan terus pecah. Masalahnya adalah saya terus meletakannya di tepi meja. Jangan pernah menyalahkan orang lain, dan berusahalah introspeksi dan membenahi diri.
=
Saya ada di sini
bukan untuk dipajang, dan tubuh saya bukan untuk dikonsumsi publik. Saya tidak
akan direduksi menjadi objek yang dinikmati atau sepasang kaki untuk menjual
sepatu. Saya adalah jiwa, pikiran dan seorang hamba Tuhan. Nilai saya
ditentukan oleh keindahan jiwa saya, hati saya dan karakter saya. Saya tidak
memuja standar kecantikan dan tidak pernah tunduk pada selera mode.
=                                                                              
Seperti matahari yang terbenam di penghujung hari, demikian
juga Ramadan akan datang dan pergi, hanya menyisakan tanda di langit hati kita.
=
Ada rantai internal dan rantai eksternal. Semua rantai eksternal di dunia tidak akan memperbudak Anda, jika Anda bebas di dalam. Dan semua 'kebebasan' eksternal di dunia tidak akan membebaskan Anda, jika Anda dirantai di dalam.
=
Tidak ada yang
sulit jika Anda mencari jalan keluarnya melalui jalan Tuhan dan tidak ada yang
mudah jika Anda mencarinya sendiri tanpa melibatkan Tuhan.
=
Allah mengambil kesenangan hidup yang telah
Dia anugerahkan kepada kita supaya kita kembali mengingat-Nya ketika kita mulai
melupakan-Nya. Karena ketika rasa putus asa dan kehilangan itu menghampiri
kita, Allah tahu kita akan meminta, memohon dan berdoa. Melalui kehilangan itu,
kita mencapai tingkat ketulusan dan kerendahan hati serta ketergantungan
kepada-nya. Mungkin kita tidak akan pernah kembali jika Allah tidak
mengambilnya dari kita. Dengan kehilangan itu, kita sepenuhnya menghadapkan jiwa
kita kepada Keagungan-Nya.
=
Kita tidak akan bisa berdiri ketika badai menghantam. Dan itulah intinya; dengan mengirimkan badai angin, Allah membawa kita pada posisi berlutut, posisi yang sempurna untuk berdoa.
=
Ketika kita
kehilangan pesawat, kehilangan pekerjaan, atau menemukan diri kita tidak dapat
menikahi orang yang kita inginkan, apakah kita pernah berhenti untuk
mempertimbangkan kemungkinan bahwa itu mungkin untuk kebaikan kita sendiri? Allah
memberi tahu kita di dalam Al Qur'an, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al
Qur'an, 2: 216)”
=
Ketika Anda merasa bahwa Anda tidak kuat lagi untuk berjalan, putarlah hati Anda kepada Allah dan katakan, “Saya tidak bisa, tapi Engkau Bisa. Saya lemah tapi Engkau Maha Kuat. Oleh karena itu, bawa diriku melaluinya, bukan karena aku, tapi karena Engkau yang menolongku. Rahmat-Mu lebih aku harapkan dibanding kelemahanku. Kesempurnaan-Mu lebih besar dibanding kelemahanku sebagai manusia. Aku memohon kepada-Mu untuk mengganti apa yang hilang, memperbaiki apa yang rusak dan membunuh keputus asaan saya.”
=
Tidak seorang pun akan bersamamu selamanya dalam hidup ini. Pintu akan selalu berayun terbuka dan tertutup. Cintai orang-orang yang masuk. Lepaskan orang-orang yang pergi.
=
Ada beberapa orang yang dapat mendengar Anda berbicara seribu kata, dan masih tidak mengerti Anda. Dan ada orang lain yang akan mengerti tanpa Anda berbicara sepatah kata pun.
=
Rahasia kebahagiaan adalah tidak pernah tergantung pada apa yang bisa lenyap dan diambil kapan saja. kebahagiaan adalah bergantung kepada Tuhan Yang Maha Hidup dan Kekal.
=
Hari ini kita tidak lagi hanya ‘muslim.’ Kami menjadi terkotak-kotak menjadi muslim progresif, islamis, tradisionalis, salafi, pribumi dan imigran. Dan setiap kelompok begitu terasing dari yang lain. Bahwa kita hampir lupa kita memiliki keyakinan yang sama.
=
Pikirkan sejenak tentang sirine darurat. Apa tujuannya? Sirene adalah indikasi dan peringatan bahwa sesuatu yang berbahaya akan datang. Jika kita mendengarnya, kita secara alami panik. Tetapi apa yang terjadi ketika mereka perlu menguji sirine? Apa yang terjadi ketika itu hanya latihan untuk melihat bagaimana reaksi kita? Bunyi keduanya sama tapi hakikatnya berbeda.
Meskipun terlihat, terdengar, dan terasa nyata, itu tidak. Itu hanya sebuah tes. Inilah tepatnya yang Allah katakan tentang kehidupan ini. Ini akan terlihat, terdengar, dan terasa sangat, sangat nyata. Kadang-kadang itu akan menakuti kita. Kadang-kadang itu akan membuat kita menangis. Kadang-kadang itu akan membuat kita melarikan diri, alih-alih berdiri teguh — bahkan lebih teguh — di tempat kita.
=
Kita sebagai muslim yakin bahwa semua kesulitan dalam kehidupan ini adalah tes-ujian yang Allah subhanahu wata'ala berikan. Sehingga tidak ada alasan untuk panic dan putus asa. Kecuali orang-orang yang tidak mengetahui hakikat ujian-Nya.
=
Muslim adalah orang-orang yang bisa saja dikalahkan, tetapi tidak akan pernah ditaklukan.
=
Seringkali kita berpikir bahwa Allah menguji kita hanya dengan kesulitan. Padahal, Allah juga menguji kita dengan kemudahan dan anugerah. Dia menguji kita dengan hal-hal yang kita sukai dan seringkali dalam ujian ini banyak dari kita gagal. Kita gagal karena ketika Allah memberi kita anugerah, kita tanpa sadar mengubah anugerah itu menjadi berhala di hati kita.
=
Uang yang kita kumpulkan seperti uang dalam permainan monopoli. Rasanya menyenangkan untuk beberapa saat ketika berusaha mengumpulkan, tetapi ketika permainan selesai, uang itu tidak berguna.
=
Tawa saya tidak akan bertahan selamanya, tetapi tidak juga air mata saya.
=
Allah subhanahu wata'ala memberi kita hadiah tetapi kita sering tergantung kepada hadiah itu, bukan bergantung kepada Allah. Ketika Allah memberi kita uang, kita bergantung kepada uang, bukan Dia. Ketika Dia memberi kita orang, kita bergantung kepada orang, bukan Dia. Ketika Dia memberi kita status dan kekuasaan, kita bergantung kepadanya dan melupakan-Nya. Ketika Allah memberi kita kesehatan, kita menjadi tertipu sehingga kita menganggap usia kita masih panjang, kematian kita masih jauh.
Tanpa adanya kegelapan kita tidak bisa mengerti cahaya. Tanpa
adanya kesulitan, kita tidak akan pernah merasakan kemudahan. Kita tidak
memahami rasa syukur tanpa pernah merasakan kesabaran. Dan tanpa perpisahan,
kita tidak akan merasakan manisnya pertemuan.
--
Allah menghadiahi kita anugerah, tapi kemudian kita sering kali bergantung pada anugerah-anugerah itu, alih-alih kepada-Nya. Ketika Allah menganugerahi kita uang, kita bergantung pada uang itu—bukan kepada-Nya. Ketika Allah menganugerahi kita seseorang, kita bergantung kepada orang itu. Ketika Allah menganugerahi kita status, atau kekuasaan, kita bergantung pada hal itu. Terkadang, dalam belas kasih-Nya yang tiada batas, Allah membebaskan kita … dengan mengambil anugerah tersebut.
Tak ada yang terjadi tanpa tujuan. Tak satu pun. Bahkan hati yang hancur. Bahkan penderitaan. Patah hati dan penderitaan merupakan pelajaran serta pertanda bagi kita. Keduanya adalah peringatan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Keduanya adalah peringatan bahwa kita harus melakukan perubahan.
Dunia itu seperti samudra, dan hati kita adalah kapal. Kalau kita biarkan air laut masuk, kapal kita akan karam. Demikianlah yang terjadi kalau kita bebaskan dunia merasuki hati kita.
Mereka yang telah terjatuh dari jalan lurus hanya perlu melihat kembali ke tempat ia bermula; dan mereka akan mendapati bahwa itu dimulai dengan shalat. Dengan meninggalkan shalat, manusia telah menanggalkan baju zirah dari Allah, dan memasuki medan pertempuran tanpa perlindungan.
Perjuangan untuk membebaskan hati kita dari semua keterikatan palsu, perjuangan untuk mengosongkan bejana hati kita, adalah perjuangan terbesar dalam kehidupan di dunia ini. Perjuangan itulah inti dari tauhid (monoteisme sejati).
Hanya ada satu buhul tali yang amat kuat dan tidak ada putus. Hanya ada satu tempat kita bisa bergantung. Hanya ada satu hubungan yang menentukan nilai-nilai kita dan hanya satu sumber bagi kita untuk mencapai kebahagiaan, kepuasan, dan keselamatan tertinggi. Satu tempat itu adalah Allah.
Allah lebih dekat daripada pembuluh darah di leher kita (QS Qaf: 16). Mengapa pembuluh darah di leher? Apa yang begitu hebat dari bagian tubuh yang satu ini? Pembuluh di leher adalah pembuluh paling penting yang mengalirkan darah ke jantung. Jika ia terputus, kita segera mati. Allah lebih dekat daripada hidup kita sendiri, daripada diri kita sendiri, daripada nafs kita sendiri. Dia pun lebih dekat daripada sesuatu yang paling penting untuk jantung kita.
Betapa seringnya kita berpikir bahwa Allah hanya menguji kita dengan cobaan-Nya, padahal itu tidak benar. Allah juga menguji kita dengan kemudahan. Dia menguji kita dengan na’im (nikmat) dan dengan hal-hal yang kita cintai. Justru dalam ujian bentuk ini kebanyakan dari kita gagal.
Zuhud bukan berarti kamu tidak boleh memiliki sesuatu, melainkan tidak ada sesuatu yang boleh memilikimu.
Allah bukan sarana. Allah adalah akhir. Tujuan akhir dari doa adalah untuk membangun hubungan kita dengan Allah. Melalui doa, kita menjadi lebih dekat dengan Allah.
--
Allah menghadiahi kita anugerah, tapi kemudian kita sering kali bergantung pada anugerah-anugerah itu, alih-alih kepada-Nya. Ketika Allah menganugerahi kita uang, kita bergantung pada uang itu—bukan kepada-Nya. Ketika Allah menganugerahi kita seseorang, kita bergantung kepada orang itu. Ketika Allah menganugerahi kita status, atau kekuasaan, kita bergantung pada hal itu. Terkadang, dalam belas kasih-Nya yang tiada batas, Allah membebaskan kita … dengan mengambil anugerah tersebut.
Tak ada yang terjadi tanpa tujuan. Tak satu pun. Bahkan hati yang hancur. Bahkan penderitaan. Patah hati dan penderitaan merupakan pelajaran serta pertanda bagi kita. Keduanya adalah peringatan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Keduanya adalah peringatan bahwa kita harus melakukan perubahan.
Dunia itu seperti samudra, dan hati kita adalah kapal. Kalau kita biarkan air laut masuk, kapal kita akan karam. Demikianlah yang terjadi kalau kita bebaskan dunia merasuki hati kita.
Mereka yang telah terjatuh dari jalan lurus hanya perlu melihat kembali ke tempat ia bermula; dan mereka akan mendapati bahwa itu dimulai dengan shalat. Dengan meninggalkan shalat, manusia telah menanggalkan baju zirah dari Allah, dan memasuki medan pertempuran tanpa perlindungan.
Perjuangan untuk membebaskan hati kita dari semua keterikatan palsu, perjuangan untuk mengosongkan bejana hati kita, adalah perjuangan terbesar dalam kehidupan di dunia ini. Perjuangan itulah inti dari tauhid (monoteisme sejati).
Hanya ada satu buhul tali yang amat kuat dan tidak ada putus. Hanya ada satu tempat kita bisa bergantung. Hanya ada satu hubungan yang menentukan nilai-nilai kita dan hanya satu sumber bagi kita untuk mencapai kebahagiaan, kepuasan, dan keselamatan tertinggi. Satu tempat itu adalah Allah.
Allah lebih dekat daripada pembuluh darah di leher kita (QS Qaf: 16). Mengapa pembuluh darah di leher? Apa yang begitu hebat dari bagian tubuh yang satu ini? Pembuluh di leher adalah pembuluh paling penting yang mengalirkan darah ke jantung. Jika ia terputus, kita segera mati. Allah lebih dekat daripada hidup kita sendiri, daripada diri kita sendiri, daripada nafs kita sendiri. Dia pun lebih dekat daripada sesuatu yang paling penting untuk jantung kita.
Betapa seringnya kita berpikir bahwa Allah hanya menguji kita dengan cobaan-Nya, padahal itu tidak benar. Allah juga menguji kita dengan kemudahan. Dia menguji kita dengan na’im (nikmat) dan dengan hal-hal yang kita cintai. Justru dalam ujian bentuk ini kebanyakan dari kita gagal.
Zuhud bukan berarti kamu tidak boleh memiliki sesuatu, melainkan tidak ada sesuatu yang boleh memilikimu.
Allah bukan sarana. Allah adalah akhir. Tujuan akhir dari doa adalah untuk membangun hubungan kita dengan Allah. Melalui doa, kita menjadi lebih dekat dengan Allah.
=
Sumber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=Xp6gFxhevYM




 
 
 Music MP3
 Music MP3 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment