Allah memuliakan wanita dengan memberi penilaian tergantung hubungannya dengan Allah, bukan dalam hubungan-penilaian manusia. Akan tetapi ketika Feminisme barat muncul, mereka menghapus Tuhan dari kamus hidup mereka. Bagi feminism barat, tidak ada standar yang tersisa selain laki-laki. Mereka melihat standar baik buruk menurut apa yang laki-laki kerjakan dan apa yang laki-laki mau.
Akibatnya, feminis Barat dipaksa untuk menemukan nilai-nilai
mereka dalam kaitannya dengan seorang pria. Dengan demikian, mereka telah
memiliki asumsi yang salah. Mereka menerima bahwa pria adalah standar, dan
dengan demikian seorang wanita tidak akan pernah menjadi manusia yang utuh
sampai dia menjadi seperti pria. Berarti Feminisme secara tidak langsung telah
melecehkan martabat wanita dan mengangkat posisi pria diatas wanita.
Ketika seorang pria memotong pendek rambutnya, dia ingin
memotong pendek rambutnya. Ketika seorang pria bergabung dengan tentara, dia
ingin bergabung dengan tentara. Dia menginginkan hal-hal ini tanpa alasan lain
selain karena "standar" memilikinya. Sehingga banyak wanita yang
enggan menikah, melahirkan anak dan membesarkan anak mereka. Mereka telah
meninggalkan kodratnya sebagai wanita.
Ini sama saja seperti memaksa memakai celana di kepala. Setiap
pakaian didesain sesuai dengan fungsinya. Kemeja untuk tubuh bagian atas,
celana untuk kaki dan topi untuk kepala. Pria memiliki sifat, karakter dan
bentuk tubuh yang spesifik, begitu juga wanita. Antara pria dan wanita memiliki
kodrat dan peran yang berbeda. Tuhan telah berbuat Adil dengan menciptakan
perbedaan diantara mereka berdua, supaya mereka bisa saling melengkapi satu
sama lain.
Terinspirasi dari kutipan tulisan Yasmen Mogahed
No comments:
Post a Comment