Ya Allah, ajari kami bagaimana memberi sebelum
meminta, berpikir sebelum bertindak, santun berbicara, tenang ketika gundah,
diam ketika emosi, bersabar dalam ujian. Jadikan kami selembut Abu Bakar,
sebijaksana Umar, sedermawan Utsman, sepintar Ali dan sesederhana Bilal serta
setegar Khalid bin Walid.
Mungkin kita bisa memberi tanpa mencintai,
tetapi kita tidak bisa mencintai tanpa memberi. Lantas apa yang telah kita
berikan untuk islam, padahal kita mengaku mencintainya.
Iman terbagi menjadi dua. Setengahnya dalam
syukur dan setengahnya lagi dalam sabar. Oleh karena itu, janganlah kita
terputus dalam doa kepada Allah supaya Dia menjadikan kita pribadi yang selalu
bersyukur dan bersabar.
Harta yang paling berharga adalah amal, teman
yang paling setia adalah sabar, ibadah yang paling indah adalah ikhlas,
identitas yang paling tinggi adalah iman, pekerjaan yang paling berat adalah
menahan hawa nafsu.
Orang yang bodoh adalah yang tidak bisa
memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Orang yang baik adalah orang yang
memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Sedangkan orang bijak adalah yang
memaafkan dan mengambil pelajaran dari kesalahan orang lain.
Hendaknya kita mengukir ilmu bukan dari
tumpukan buku yang kita baca, bukan dari tumpukan naskah yang kita hasilkan,
bukan pula dari penatnya mulut dalam berdiskusi. Tapi dari amal yang keluar
dari desah nafas kita [Ibnul Qoyyim al-jauziyah]
Empat hal yang menghambat datangnya rizki;
tidur di waktu pagi, sedikit shalat, malas-malasan dan berkhianat [Ibnul Qoyyim
dalam Zadul Ma’ad]
Sebuah metafora oleh Hasan al-Basri ditujukan
untuk manusia yang lupa akhirat dan terlena dengan dunia, “Hai anak Adam!
Lihatlah pisau sedang diasah, tungku sedang dinyalakan. Tapi kambing itu masih
asyik makan.
Ada 5 tanda kesengsaraan; hati yang keras,
mata yang sulit menangis karena takut kepada Allah, sedikitnya malu, cinta
kepada dunia dan banyak berharap [Fudhail bin Iyad]
Tak seorang pun rela dibohongi, tapi anehnya
rata-rata orang tidak benci ketika dirinya berbohong kepada orang lain.
Sungguh, aku direndahkan oleh orang karena
kejujuranku, itu lebih aku sukai daripada aku disanjung karena kedustaanku.
[Umar bin Khatab]. Di zaman kita sekarang ini, ada orang yang menganggap
kedustaan sebagai kecerdikan dan kejujuran sebagai kepolosan dan kampungan.
Hendaknya kita harus mengenal Allah dan
memperkenalkan diri kita kepada-Nya. Mengenal Allah yakni dengan jalan memahami
perintah dan larangan-Nya. Sementara memperkenalkan diri kita adalah dengan
menunaikan apa yang telah Allah ajarkan kepada kita. [Ahmad bin Muhammad
an-Nuri]
Jika hidup tidak selalu menyuguhkan rasa
manis, mengapa tak kita nikmati saja rasa asin dan pahit yang terhidang. Karena
hidup akan indah dan dikenang dan membentuk nostalgia yang selaras jika dia
beragam rasa. Seperti masakan yang selalu mengundang selera dengan manis, asin
dan pedasnya.
Berpikirlah kemudian tulis yang kita pikirkan.
Kemudian kerjakan apa yang kita tulis dan tulislah apa yang kita kerjakan.
Orang yang baik selalu berbuat baik meskipun
kepada orang yang berbuat buruk kepadanya. Sebaliknya, orang yang buruk itu
selalu berbuat keburukan sekalipun kepada orang yang selalu berbuat baik
kepadanya.


No comments:
Post a Comment