Rasa marah, frustasi, putus asa, benci dan semua energy negative
bisa menghancurkan setiap orang. Menghancurkan kesehatan, hubungan sosial, dan
tentunya menghancurkan tenaga dan waktu karena selalu memikirkannya.
Oleh karena itulah, kita harus memerdekakan diri kita dari
segala ikatan ‘perasaan negatif’ yang mengikat kita. Kebebasan emosional
menjadikan kita bebas sebebas-bebasnya.
Untuk apa kita mengkhawatirkan masa depan yang belum tentu
dan masih abu-abu? Memikirkan dan merencakan masa depan adalah keharusan. Akan tetapi
mengkhawatirkan masa depan adalah satu kesalahan fatal yang bisa melahirkan
kegamangan dan ketakutan untuk memulai.
Untuk apa kita merasa frustasi dan menangisi apa yang sudah
terjadi. Toh air mata yang kita keluarkan, keluh kesah yang kita ucapkan tidak
bisa memutar waktu untuk kembali. Segala penyesalan itu tidak akan membuat apa
yang kita sesalkan akan kembali kepada kita. Maka obatnya adalah pasrah dan
mencoba ikhlas. Berharaplah semoga Allah memberi yang terbaik.
Untuk apa kita putus asa dari apa yang tidak bisa kita
capai? Untuk apa kita menyerah jika Allah subhanahu wata'ala hanya menilai niat
dan proses, Bukan hasil. Jadi tetaplah perbaharui niat, tetaplah melangkah dan
berproses serta bertawakal kepada Allah. Perkara akhir dan hasil, serahkan
semuanya kepada Allah. Jangan putus asa jika gagal. Jangan menyerah jika
terjatuh.
Untuk apa kita membenci seseorang tanpa dasar dan alasan
syar’i. toh walau kita membencinya tidak ada sesuatu yang berubah selain dari
kebencian itu membuat kita sakit. Kebencian itu membuat kita lemah, membuang energy
dan sama sekali tidak memiliki manfaat apa-apa. Mulai sekarang, lapangkan hati
kita, buang semua rasa benci dan dendam. Jangan kita belenggu hati kita dengan
penjara kebencian dan dendam. Bebaskan dan merdekakan setiap inci perasaan kita
dengan permaafan yang melegakan.
No comments:
Post a Comment