5 Jun 2017

Jambu Air Tante Fatma

Siang itu Husni dan Hasan pulang sekolah bersama-sama. Saat melewati rumah tante Fatma, mereka melihat pohon jambu yang ranum buahnya, berwarna merah dan menerbitkan selera.
“San, kita coba mencicipi buahnya yuk.” Bisik Husni. Matanya masih menatap buah jambu air yang ranum di atas pohon.
“Jangan Ah, mencuri itu kan nggak boleh. Nanti kita dosa lho.”jawab Hasan tidak setuju.
“Sekali ini saja San.”Rajuk Husni.”Biar aku yang memanjat, kamu tunggu di bawah.”
Hasan berpikir sejenak, sebelum akhirnya mengangguk setuju.
Husni tersenyum senang.”Pegang tasku. Nanti kamu tampung jambu airnnya di dalam tas ya.”
Hasan mengangguk. Dia membuka tasnya dan bersiap-siap menadah di bawah. Sementara Husni mulai memanjat dengan hati-hati.
Tanpa menunggu lama lagi, Husni mulai memetik buah-buah yang merah dan ranum, kemudian menjatuhkannya. Hasan menadahnya dengan semangat. Buah-buah jambu yang berjatuhan tidak meleset masuk ke dalam tas karena memang pohon jambu air itu tidak terlalu tinggi.
Disela-sela lemparan tangannya, Husni masih sempat mencicipi beberapa buah jambu air tersebut. Manis dan segar rasanya. Apalagi dimakan di kala hari yang panas dan terik seperti ini.
“Husni! Segera Turun! Tante Fatma membuka Pintu!” seru Hasan dan tanpa menunggu lama dia langsung berlari tunggang langgang meninggalkan Husni yang masih di atas pohon.
Husni melongok. Dia baru sadar tante Fatma sudah diluar. Husni mengigil ketakutan. Dia hanya diam di atas pohon dan berharap Tante Fatma masuk kembali ke dalam rumah.
Tapi rupanya Tante Fatma tidak masuk lagi ke dalam rumahnya. Di tanganya ada majalah dan cemilan ringan. Tante Fatma selonjoran di teras untuk membaca majalah sembari makan cemilan yang dia bawa.
Husni jadi khawatir. bagaimana jika ibunya marah karena dia pulang telat. Bagaimana jika Tante Fatma mengetahui keberadaannya di atas pohon. Memikirkan hal itu, Husni tidak berani bergerak sedikit pun.
Kira-kira sepuluh menit kemudian, tiba-tiba datang Hasan bersama ibu Husni. Tante Fatma tersenyum kepada mereka.”Eh, ibu Aam, bagaimana kabarnya?”
“Baik. Kamu sendiri gimana?”
“Baik.” Jawab tante Fatma.”Silakan masuk bu.”tante Fatma mempersilakan masuk ke dalam rumah.
“Ibu mau menjemput Husni Fat. Dia ada di atas pohon jambu air.”ujar ibu sembari mendongak ke atas pohon.
Tante Fatma mengerutkan keningnya dan ikut mendongak ke atas. Kemudian tersenyum lebar.”Husni mau jambu air ya.”
Hasan mengedipkan matanya ke atas. Husni serba salah dan gemetaran karena takut emak dan Tante Fatma marah.
“Husni! Turun!”perintah emak sambil berkacak pinggang.
Dengan rasa malu bercampur takut, Husni turun. Wajahnya menunduk.
“Kalau kalian mau jambu air, tinggal bilang ke tante Fatma. Pasti Tante Fatma kasih buat kalian.” Jelas Tante Fatma.
Husni dan Hasan mengangguk pelan.
“Tuh, dengar. Jadi tidak usah mencuri kalau memang ingin. Itu tidak baik.”timpal emak.
“Tante tadi pagi juga memetiknya satu keranjang. Kalau kalian mau, bisa bawa ke rumah. Tunggu ya.”ujar Tante Fatma. Ia masuk ke dalam rumah. Tak berapa lama kemudian kembali dengan menjinjing kresek hitam berisi buah jambu air yang besar-besar dan merah.
“Ini buat kalian. Kalau mau lagi, tinggal main ke sini ya.”
Husni dan Hasan saling bertukar senyum.
“Ayo ambil dan bilang terimakasih.” Emak menepuk pundak Husni.
Dengan malu-malu Husni menerima kresek yang disodorkan tante Fatma.”Terimakasih tante, saya dan Hasan berjanji tidak akan mencuri lagi.
Tante Fatma tertawa.
Akhirnya Hasan dan Husni pulang dengan gembira. Mereka berencana untuk membuat rujak jambu air di rumah. Sementara ibu meneruskan mengobrol dengan tante Fatma.










Unknown
Unknown

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment