Sahabat,
Mungkin sudah lama tanaman padi menjadi contoh klasik yang
selalu diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya atau guru terhadap
muridnya. Karena memang padi adalah tanaman yang banyak mengandung pelajaran. Dan
jika diperhatikan lebih dalam, sejatinya dari padi kita bisa mendapatkan tiga
filosofi yang bisa kita renungkan dan kita ambil pelajaran.
Baiklah sahabat, inilah 3 Filosofi padi;
Semakin berisi semakin merunduk
Merunduknya padi bisa kita analogikan sebagai sikap kepasrahan
diri kepada Allah swt. Ketika dia mendapat kenikmatan maka dia akan bersyukur
dan menyadari bahwa itu semua adalah keutamaan yang datang dari Allah swt. Sebaliknya,
ketika dia ditimpa masalah dia akan pasrah dan tawakal. Bahwa semua kejadian berasal
dari Allah dan akan kembali kepadanya. Semua itu disikapi dengan rendah hati
tanpa ada sikap sombong dan merendahkan orang lain.
Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Rendah hati
menunjukan sikap tawadhu, sementara rendah diri bersifat negatif yang menunjukan kelemahan diri seseorang.
Sosok rendah hati tidak akan mau diinjak-injak harga dirinya
oleh orang lain, meski dia sendiri akan selalu menghormati siapa pun. Ia akan
selalu bereaksi positif terhadap orang yang menginjak-injaknya tanpa sekalipun
merendahkannya. Namun orang yang rendah diri ia tidak akan bisa bangkit dan
terus terpuruk ketika diinjak-injak oleh orang lain
Allah berfirman di dalam Quran surat Al-furqon ayat yang ke-63
Dan hamba-hamba Rabb yang maha penyayang itu ialah orang
yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan.
Memberi manfaat kepada sesama
Padi adalah makanan bahan makanan pokok yang dikonsumsi
orang setelah diolah menjadi beragam jenis makanan, seperti nasi, bubur, lontong,
ketupat dan lain sebagainya. Padi merupakan tanaman yang mengenyangkan orang
lapar dan memberi tenaga untuk bisa beraktifitas. Begitulah sifat padi yang
semestinya ditiru oleh kita.
Seperti padi, hendaknya kita menjadi pribadi yang berguna
bagi banyak orang. Ini pula yang diajarkan oleh Rasulullah saw dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang
lainnya.
Pintar beradaptasi
Tanaman padi bisa hidup di mana saja. Padi bisa hidup di
sawah, ladang, rawa atau bahkan perbukitan. Ketika padi tumbuh di sawah tentu saja
padi tumbuh dengan baik karena pengairan relatif mudah didapat. Namun di daerah
yang airnya sulit, seperti di ladang dan
bebukitan, mau tidak mau padi harus beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk
daerah yang sulit ini, padi bisa ditanam saat pada musim hujan saja, itu pun
tidak selalu mendapatkan air yang tergenang.
Ada juga jenis padi rawa atau padi pasang surut yang tumbuh
liar atau dibudidayakan di rawa-rawa. Mampu membentuk batang yang panjang
sehingga bisa mengikuti perubahan kedalaman air yang sangat ekstrim.
Intinya, tanaman padi mengajarkan kita untuk bisa
beradaptasi dimana saja kita berada, terlebih kita adalah makhluk berakal yang
tentunya bisa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi lingkungan
di sekitar kita.
Padi mengajarkan kepada kita untuk mampu menahan gempuran
cobaan. Tahan banting meski ditempatkan pada tempat yang tidak mengenakan
sekalipun.
Belajarlah dari padi yang membuat damai hati orang lain,
terutama para petani. Dirinya selalu ditunggu-tunggu kehadirannya karena
memiliki ketawadhuan, rajin memberikan manfaat kepada orang lain dan mampu
beradaptasi dalam kondisi apa pun.
Semoga Allah memberi kita kemuliaan karena manfaat yang
melimpah seperti tanaman padi.
***
No comments:
Post a Comment