Bahagia itu tidak diukur oleh banyaknya harta atau fasilitas
mewah. Tidak juga diukur oleh lengkapnya anggota keluarga yang menyayangi satu
sama lain dan pasangan yang sesuai dengan harapan, serta anak-anak yang
menyejukan pandangan mata.
Bahagia tidak diukur dari besarnya gaji bulanan yang
diterima, atau lingkungan kerja yang menyenangkan dan memberi kelapangan.
Bahagia tidak diukur dari tempat dimana kita tinggal.
Walau semua itu mempengaruhi kebahagiaan kita, tapi hanya
ada satu kunci bahagia yang tidak kenal pilih kasih, kondisi dan situasi. Semua
orang bisa bahagia, tidak peduli berapa besar gaji bulanannya, berapa banyak
keluarga, teman dan anak-anak yang mencintainya, dimana dia tinggal dan
bagaimana dia bekerja.
Apa kunci bahagia itu?
Rasa syukur, qonaah dan ridho dengan apa yang dimiliki
sembari tawakal dan berusaha. Itulah kunci bahagia yang sesungguhnya.
Pribadi yang penuh syukur tidak akan melihat ke atas, tapi
dia melihat ke bawah dan selalu merenungi nikmat-nikmat Allah yang dia terima.
Betapa banyak orang yang banyak harta dengan fasilitas hidup
mewah yang diterima tapi nyatanya tidak bahagia.
Berapa banyak orang berpendidikan tinggi tapi pada akhirnya
tetap saja tidak bahagia.
Bahagia itu milik semua orang dan setiap pribadi berhak
untuk mendapatkannya.
Bahagia itu adalah pilihan. Jika kita ingin bahagia, maka
milikilah kuncinya.
***
No comments:
Post a Comment