Di tengah
perjalanan mengarungi padang pasir, Rasulullah bersama para sahabat berhenti
sejenak. “Cari dan kumpulkan ranting-ranting kayu.”ujar Rasulullah saw kepada
para sahabat.
Para sahabat
tentu merasa heran, bagaimana mungkin mengumpulkan reranting kayu di tengah
padang pasir.”Kalau mencari kayu ranting disini tentu tidak ada ya
Rasulullah,”sahut salah satu diantara mereka.
“Cari dan
kumpulkan ranting kayu.”Rasulullah saw kembali mengulang perintahnya.
“Bagaimana
mungkin akan kita kumpulkan ranting kayu di padang pasir ini. Padahal pohonnya
saja tidak tumbuh di sini.”
“Cari dan
kumpulkan ranting kayu .”Lagi-lagi Rasulullah saw mengulang perintahnya.
Para sahabat
pun mengais-ngais pasir ke sana kemari. Ada satu dua yang ditemukan dan
dikumpulkan. Tampaknya angina menerbangkan reranting itu dari tempat yang jauh.
setelah beberapa waktu mencari, ternyata ranting kayu bisa terkumpul banyak.
Tak disangka.
“Wahai
sahabat, berkumpulah kemari.”Seru Rasulullah saw memanggil.
Para sahabat
pun berkumpul mendekat dan siap mendengar intruksi atau apa pun itu yang
dikatakan dan diperintahkan Rasulullah saw.
“Seperti
inilah dosa-dosamu setiap hari. Sepertinya terlihat tidak ada, padahal kelak
dihadapan Allah swt ternyata terkumpul banyak.
Para sahabat
terhenyak. Kini mereka paham maksud perintah Rasulullah saw tersebut.
Ada dua
pelajaran yang bisa kita ambil dari riwayat tersebut.
Yang
pertama, hendaknya kita harus selalu hati-hati terhadap dosa. Oleh karena itu,
siapa pun kita, harus selalu berishtighfar dan memohon ampun kepada Allah
terhadap dosa-dosa yang telah kita lakukan. Baik dosa yang kita sadari atau
dosa yang tidak kita sadari.
Sahabat,
kadang kita merasa bersih dari dosa dan merasa cukup dengan ibadah-ibadah yang
telah kita lakukan. Tapi siapa yang tahu ada dosa yang tersembunyi yang tidak
kita sadari, atau ada dosa yang terlewat dari taubat.
Atau mungkin
kita merasa bahwa selama dosa-dosa besar tidak kita lakukan, maka dosa kecil
akan mudah terhapus dengan amalan-amalan kita. tapi siapa yang tahu jika ternyata
dosa-dosa kecil yang kita ‘dawamkan’ menumpuk sehingga menjadi dosa yang besar
di hadapan Allah. Ya, seperti reranting kayu yang dikumpulkan para sahabat
setelah mengais-ngais pasir, sebagaimana disebutkan tadi.
Pelajaran
lain yang dapat kita tangkap, hendaknya kita jangan berkeluh kesah sebelum
mencoba sesuatu yang seharusnya kita kerjakan. Mungkin saja kita melihat itu
sulit, itu mustahil, itu tidak mungkin dilakukan karena berbagai alasan yang
melatar belakanginya.
Kita
berkeluh kesah, tapi belum mencobanya. Cobalah untuk memulai, barulah
berkomentar dan mengambil kesimpulan. Jika memang sulit, alangkah lebih baiknya
kembali memulai atau mengakali kenapa bisa sulit? Apa yang harus dilakukan
sehingga berhasil.
Oleh karena
itu, hendaknya kita selalu optimis dan yakin bahwa tidak ada yang tidak mungkin
selama kita mencobanya.
Hasil tidak
akan pernah mengkhianati usaha, begitu kata pepatah. Karena sejatinya, hukum
sebab akibat itu ada. Kegagalan dan keberhasilan itu tergantung dari ikhtiar,
tekad, kesabaran dan keyakinan. Tentunya dibarengi dengan ketawakalan kepada
Allah.
Demikian.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment