Pendengar yang dirahmati Alloh
/ pernahkah diantara kita melihat realita yang terjadi di
kota-kota besar?// kita melihat puluhan rumah-rumah kardus di bantaran kali/
sementara disampingnya ada gedung-gedung pencakar langit dan apartemen mewah//
fenomena ini adalah salah satu ketimpangan atau kesenjangan sosial yang ada di
negeri kita// dengan adanya kondisi ini/ diperparah dengan sikap egois
masyarakat kota yang berpikir picik// pikiran yang berkutat bagaimana memuaskan
dan membahagiakan diri sendiri// tak pernah sekali pun berpikir untuk
membahagiakan orang lain//
Oleh karena kondisi inilah/ kita harus menanamkan sifat itsar
di dalam diri kita// apa yang dimaksud dengan sifat itsar?//
Itsar secara bahasa bermakna melebihkan orang lain atas
dirinya sendiri// Sifat ini termasuk akhlak mulia yang sudah mulai hilang di
masa kita sekarang ini// Padahal akhlak
mulia ini adalah puncak tertinggi dari ukhuwah islamiyah// Memang jika dilihat
dari timbangan logika/ hal ini merupakan hal yang sangat berat/ mengorbankan
dirinya sendiri demi kepentingan orang lain/ tanpa mendapatkan imbalan apapun//
Akan tetapi di dalam agama islam/ hal ini bukanlah suatu hal yang mustahil//
Sejarah telah membuktikan/ bagaimana sikap itsar kaum muslimin terhadap
saudaranya//
Ada salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan
Muslim berkenaan tentang sikap itsar ini// hadits ini meriwayatkan kisah
sahabat Nabi yang begitu agung// Salah seorang rela kelaparan hanya karena
memberi muslim yang lain yang sama-sama kelaparan//
Diriwayatkan dari Abu Hurairah
//"Seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah
lalu dia berkata/ "Aku sedang dalam
mengalami kesulitan”// kesulitan di sini maksudnya hidup susah dan kelaparan// Maka Rasulullah
membawa orang itu ke
rumah istri beliau satu persatu// menanyakan kalau-kalau mereka ada persediaan
makanan// Para istri Nabi
menjawab/"Demi
Allah yang mengutus Anda dengan benar/ aku tidak sedia apa-apa selain
air//" Begitulah jawaban mereka masing-masing// Lalu beliau bersabda pada
para sahabat/"Siapa bersedia menerima tamu malam ini niscaya dia diberi
rahmat oleh Allah//"
Maka berdirilah seorang laki-laki Anshar seraya
berkata//"Aku/ wahai Rasulullah!"// Maka dibawanyalah orang itu ke
rumahnya// Orang Anshor itu bertanya pada istrinya/"Adakah engkau sedia
makanan?"// Kemudian istrinya menjawab/"Tidak ada/ kecuali makanan
anak-anak//" Orang Anshor itu berkata lagi/"Bujuklah anak-anak kita
dengan apa saja// Bila tamu kita telah masuk/ tunjukan kepadanya bahwa kita
akan makan bersamanya/ Bila dia telah mulai makan/ berdirilah ke dekat lampu
lalu padamkan lampunya// Maka duduklah mereka/ dan sang tamu pun makan//
Setelah subuh sahabat tersebut bertemu Nabi
lalu beliau berkata// "Allah kagum dengan
cara kamu berdua melayani tamu kalian tadi malam//"
Pendengar mungkin bertanya-tanya/ untuk apa sahabat anshor
itu menyuruh istrinya memadamkan lampu ketika tamu itu makan?// lelaki anshor
itu hanya punya sedikit makanan/ itu pun hanya cukup untuk tamunya/ oleh karena
itu/ untuk menyenangkan tamu sekaligus menghilangkan rasa sungkan dan tidak
enak di hati tamunya/ lelaki itu memadamkan lampu// hal itu dilakukan supaya
sang tamu tidak mengetahui bahwa mereka tidak menyertai tamunya makan//
Kemudian kedua suami istri itu berbuat seakan-akan mereka ikut makan bersama
tamu dalam kondisi yang gelap// subhanallah/ saking besarnya sifat itsar yang
dimiliki laki-laki anshor itu sampai-sampai Alloh
kagum kepada pasangan
suami istri tersebut// pendengar/ jika kita menjadi lelaki ansor tersebut/ yang
nabi
mengatakan Alloh
kagum kepada kita/ apa
yang kita rasakan?// dikagumi orang lain saja kita sangat senang/ apalagi
dikagumi Alloh
dan Nabi-Nya//
Selain kisah tadi/ Allah
berfirman mengenai
sambutan orang-orang anshar terhadap orang-orang muhajirin//
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا
الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا
يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ
وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah
beriman yaitu kaum Anshar/ sebelum kedatangan mereka yaitu kaum Muhajirin//
mereka mencintai orang-orang yang
berhijrah kepada mereka// Dan tidak memiliki keinginan di hati mereka terhadap
apa-apa yang diberikan kepada orang Muhajirin// dan mereka mengutamakan
orang-orang Muhajirin daripada diri mereka sendiri// Sekalipun mereka
memerlukan apa yang mereka berikan itu// Dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya/ mereka itulah orang-orang yang beruntung// Quran surah
Al-Hasyr ayat 9//
Pendengar/ Seseorang yang mempunyai sikap itsar atau
mengutamakan orang lain atas dirinya / tidak
hanya dicintai oleh sesama manusia// Ia juga dicintai oleh Allah
sehingga Allah akan
menurunkan rahmat/ maghfiroh dan keberkahan kepada dirinya// Selain itu Allah
juga akan memudahkan
urusannya dan mengangkat penderitaannya/ karena ia telah berbuat hal yang sama
kepada sesama//
Rasulullah
bersabda di dalam satu
haditsnya/ “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia/ niscaya
Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat// Siapa yang memudahkan orang
yang kesusahan/ niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di
akhirat// Siapa yang menutupi aib seorang muslim/ niscaya Allah akan menutupi
aibnya di dunia dan di akhirat// Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba
tersebut menolong saudaranya.”// hadits riwayat muslim//
Seseorang yang suka membantu dan meringankan kesusahan orang
lain/ orang-orang akan mencintainya karena sikapnya yang ringan tangan// Besar
kemungkinan ketika ia mengalami kesusahan atau kesedihan/ orang-orang akan
segera menghampiri dan membantu kesusahannya//
Selain mendapatkan keutamaan dan kemuliaan di hadapan manusia
dan Allah
/ itsar juga bisa
menumbuhkan tali persaudaraan dan ukhuwah islamiyah//
Rasulullah shallallahu
bersabda di salah satu
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori / “Saling menghadiahilah kalian
niscaya kalian akan saling mencintai//”
Sebagai penutup dari pembahasan kita tentang sifat itsar ini/
marilah kita simak kisah yang paling mengharukan berkenaan tentang sikap saling
mengutamakan sesama saudara muslim//
Dari Abdullah bin Mush’ab dan Hubaib bin Abi Tsabit/ keduanya
menceritakan kisah yang terjadi saat peperangan yarmuk/“Telah syahid pada perang
Yarmuk al-Harits bin Hisyam/ Ikrimah bin Abu Jahal dan Suhail bin Amr// Mereka
ketika itu akan diberi minum/ sedangkan mereka dalam keadaan kritis/ namun
semuanya saling menolak// Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum dia berkata/
“Berikan dahulu kepada si fulan”// demikian seterusnya sehingga semuanya
meninggal dan mereka belum sempat meminum air itu//
Dalam versi lain
perawi menceritakan/“Ikrimah meminta air minum/ kemudian ia melihat Suhail
sedang memandangnya/ maka Ikrimah berkata/“Berikan air itu kepadanya//”
Dan ketika itu Suhail juga melihat al-Harits sedang
melihatnya/ maka iapun berkata/ “Berikan air itu al Harits//”
Namun ketika air itu akan diberikan kepada al-Harits/ ia
sudah menghembuskan nafas terakhir// kemudian orang yang membawa air itu
kembali kepada orang yang kedua/ ia pun telah meninggal/ setelah itu kembali
kepada orang pertama/ yakni Ikrimah/ dan ia juga telah meninggal//
Subhanallah// sungguh kisah yang sangat mengharukan dan patut
dijadikan sebagai ibroh oleh kita semua//
Demikianlah pendengar pembahasan kita kali ini// semoga kita
bisa meneladadi sifat para sahabat yang penuh dengan keutamaan// wassalamu
alaikum warohmatullohi wabarokatuh//

No comments:
Post a Comment