8 Jan 2017

Itsar, Mendahulukan Saudaranya dari Diri Sendiri

Pendengar yang dirahmati Alloh l/ pernahkah diantara kita melihat realita yang terjadi di kota-kota besar?// kita melihat puluhan rumah-rumah kardus di bantaran kali/ sementara disampingnya ada gedung-gedung pencakar langit dan apartemen mewah// fenomena ini adalah salah satu ketimpangan atau kesenjangan sosial yang ada di negeri kita// dengan adanya kondisi ini/ diperparah dengan sikap egois masyarakat kota yang berpikir picik// pikiran yang berkutat bagaimana memuaskan dan membahagiakan diri sendiri// tak pernah sekali pun berpikir untuk membahagiakan orang lain//
Oleh karena kondisi inilah/ kita harus menanamkan sifat itsar di dalam diri kita// apa yang dimaksud dengan sifat itsar?//
Itsar secara bahasa bermakna melebihkan orang lain atas dirinya sendiri// Sifat ini termasuk akhlak mulia yang sudah mulai hilang di masa kita sekarang ini//  Padahal akhlak mulia ini adalah puncak tertinggi dari ukhuwah islamiyah// Memang jika dilihat dari timbangan logika/ hal ini merupakan hal yang sangat berat/ mengorbankan dirinya sendiri demi kepentingan orang lain/ tanpa mendapatkan imbalan apapun// Akan tetapi di dalam agama islam/ hal ini bukanlah suatu hal yang mustahil// Sejarah telah membuktikan/ bagaimana sikap itsar kaum muslimin terhadap saudaranya//
Ada salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim berkenaan tentang sikap itsar ini// hadits ini meriwayatkan kisah sahabat Nabi yang begitu agung// Salah seorang rela kelaparan hanya karena memberi muslim yang lain yang sama-sama kelaparan//
Diriwayatkan dari Abu Hurairah a //"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah n  lalu dia berkata/ "Aku sedang dalam mengalami kesulitan”// kesulitan di sini maksudnya  hidup susah dan kelaparan// Maka Rasulullah n membawa orang itu ke rumah istri beliau satu persatu// menanyakan kalau-kalau mereka ada persediaan makanan// Para istri Nabi n menjawab/"Demi Allah yang mengutus Anda dengan benar/ aku tidak sedia apa-apa selain air//" Begitulah jawaban mereka masing-masing// Lalu beliau bersabda pada para sahabat/"Siapa bersedia menerima tamu malam ini niscaya dia diberi rahmat oleh Allah//"
Maka berdirilah seorang laki-laki Anshar seraya berkata//"Aku/ wahai Rasulullah!"// Maka dibawanyalah orang itu ke rumahnya// Orang Anshor itu bertanya pada istrinya/"Adakah engkau sedia makanan?"// Kemudian istrinya menjawab/"Tidak ada/ kecuali makanan anak-anak//" Orang Anshor itu berkata lagi/"Bujuklah anak-anak kita dengan apa saja// Bila tamu kita telah masuk/ tunjukan kepadanya bahwa kita akan makan bersamanya/ Bila dia telah mulai makan/ berdirilah ke dekat lampu lalu padamkan lampunya// Maka duduklah mereka/ dan sang tamu pun makan// Setelah subuh sahabat tersebut bertemu Nabi n  lalu beliau berkata// "Allah kagum dengan cara kamu berdua melayani tamu kalian tadi malam//"
Pendengar mungkin bertanya-tanya/ untuk apa sahabat anshor itu menyuruh istrinya memadamkan lampu ketika tamu itu makan?// lelaki anshor itu hanya punya sedikit makanan/ itu pun hanya cukup untuk tamunya/ oleh karena itu/ untuk menyenangkan tamu sekaligus menghilangkan rasa sungkan dan tidak enak di hati tamunya/ lelaki itu memadamkan lampu// hal itu dilakukan supaya sang tamu tidak mengetahui bahwa mereka tidak menyertai tamunya makan// Kemudian kedua suami istri itu berbuat seakan-akan mereka ikut makan bersama tamu dalam kondisi yang gelap// subhanallah/ saking besarnya sifat itsar yang dimiliki laki-laki anshor itu sampai-sampai Alloh l kagum kepada pasangan suami istri tersebut// pendengar/ jika kita menjadi lelaki ansor tersebut/ yang nabi n mengatakan Alloh l kagum kepada kita/ apa yang kita rasakan?// dikagumi orang lain saja kita sangat senang/ apalagi dikagumi Alloh l dan Nabi-Nya//
 Selain kisah tadi/ Allah l berfirman mengenai sambutan orang-orang anshar terhadap orang-orang muhajirin//

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman yaitu kaum Anshar/ sebelum kedatangan mereka yaitu kaum Muhajirin// mereka mencintai orang-orang yang  berhijrah kepada mereka// Dan tidak memiliki keinginan di hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada orang Muhajirin// dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin daripada diri mereka sendiri// Sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu// Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya/ mereka itulah orang-orang yang beruntung// Quran surah Al-Hasyr ayat 9//
Pendengar/ Seseorang yang mempunyai sikap itsar atau mengutamakan orang lain atas dirinya / tidak  hanya dicintai oleh sesama manusia// Ia juga dicintai oleh Allah l sehingga Allah akan menurunkan rahmat/ maghfiroh dan keberkahan kepada dirinya// Selain itu Allah l juga akan memudahkan urusannya dan mengangkat penderitaannya/ karena ia telah berbuat hal yang sama kepada sesama//
Rasulullah n bersabda di dalam satu haditsnya/ “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia/ niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat// Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan/ niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat// Siapa yang menutupi aib seorang muslim/ niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat// Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.”// hadits riwayat muslim//
Seseorang yang suka membantu dan meringankan kesusahan orang lain/ orang-orang akan mencintainya karena sikapnya yang ringan tangan// Besar kemungkinan ketika ia mengalami kesusahan atau kesedihan/ orang-orang akan segera menghampiri dan membantu kesusahannya//
Selain mendapatkan keutamaan dan kemuliaan di hadapan manusia dan Allah l / itsar juga bisa menumbuhkan tali persaudaraan dan ukhuwah islamiyah//
Rasulullah shallallahu n bersabda di salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori / “Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai//”
Sebagai penutup dari pembahasan kita tentang sifat itsar ini/ marilah kita simak kisah yang paling mengharukan berkenaan tentang sikap saling mengutamakan sesama saudara muslim//
Dari Abdullah bin Mush’ab dan Hubaib bin Abi Tsabit/ keduanya menceritakan kisah yang terjadi saat peperangan yarmuk/“Telah syahid pada perang Yarmuk al-Harits bin Hisyam/ Ikrimah bin Abu Jahal dan Suhail bin Amr// Mereka ketika itu akan diberi minum/ sedangkan mereka dalam keadaan kritis/ namun semuanya saling menolak// Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum dia berkata/ “Berikan dahulu kepada si fulan”// demikian seterusnya sehingga semuanya meninggal dan mereka belum sempat meminum air itu//
 Dalam versi lain perawi menceritakan/“Ikrimah meminta air minum/ kemudian ia melihat Suhail sedang memandangnya/ maka Ikrimah berkata/“Berikan air itu kepadanya//”
Dan ketika itu Suhail juga melihat al-Harits sedang melihatnya/ maka iapun berkata/ “Berikan air itu al Harits//”
Namun ketika air itu akan diberikan kepada al-Harits/ ia sudah menghembuskan nafas terakhir// kemudian orang yang membawa air itu kembali kepada orang yang kedua/ ia pun telah meninggal/ setelah itu kembali kepada orang pertama/ yakni Ikrimah/ dan ia juga telah meninggal//
Subhanallah// sungguh kisah yang sangat mengharukan dan patut dijadikan sebagai ibroh oleh kita semua//
Demikianlah pendengar pembahasan kita kali ini// semoga kita bisa meneladadi sifat para sahabat yang penuh dengan keutamaan// wassalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh//


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment