Pendengar yang dirahmati Alloh
/ pernahkah kita melihat
perlombaan atau olimpiade di televise atau media masa?// bagaimana para atlet
begitu bersemangat berlatih dan berlatih// setelah itu mereka selalu menjaga
kebugaran tubuh mereka// mereka melakukan semua disiplin dan penderitaan hanya
untuk mencapai satu tujuan// medali emas atau paling tidak medali perak mereka
bawa// ketika pertandingan telah usai dan mereka kalah/ tak sedikit yang merasa
sedih/ membayangkan semua yang dia lakukan sia-sia// ketika dia memenangkan
medali yang ia impi-impikan/ betapa bahagia dan merasa senang dengan sanjungan
orang-orang di sekitarnya//
Pendengar/ apa yang digambarkan
barusan bisa kita umpamakan dengan kehidupan kita di dunia// hidup ini adalah
usaha/ perjuangan dan perlombaan// adapun medali emasnya adalah surga dan ridho
Alloh
/ siapa yang tidak menginginkan
surga dan keridhoan Alloh
?// lalu kenapa masih banyak
orang yang leha-leha dalam beribadah/ bahkan sebaliknya/ bersemangat dalam
mengerjakan keburukan// mereka merasa terlena dengan pujian manusia/ tapi tidak
ingin menggapai pujian dan ridho Alloh
//
Namun pendengar/Cobalah saja
perhatikan bagaimana orang-orang lebih senang menghafal berbagai tembangan
‘nyanyian’ daripada menghafalkan Al Qur’an Al Karim// Bahkan lebih senang
menjadi nomor satu dalam hal tembangan/ lagu apa saja yang dihafal/ daripada
menjadi nomor satu dalam menghafalkan Kalamullah// Di dalam shalat jama’ah pun/
kita dapat saksikan sendiri bagaimana ada yang sampai menyerahkan shaf terdepan
pada orang lain.//“Monggo, Bapak saja yang di depan// Akhirat diberikan pada
orang lain// Padahal shaf terdepan adalah shaf utama dibanding yang di
belakangnya bagi kaum pria// Demikianlah karena tidak paham dalam hal menjadi
nomor satu dalam kebaikan akhirat sehingga rela jadi yang terbelakang//
Pendengar yang berbahagia/ dengan
contoh tersebut/ sudah sepantasnya kita selalu istiqomah dalam kebenaran//
bukan stagnan pada prestasi amal yang itu-itu saja/ kita sudah perlu bahkan
harus/ meningkatkan amalan-amalan kita dan berlomba-lomba dalam perkara
akhirat//
Berkaitan dengan tema kita kali
ini/ yakni berlomba-lomba dalam kebaikan/ ada satu hadits yang sangat bagus
untuk kita simak bersama// hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairoh
// beliau mengisahkan//
bahwa orang-orang fakir Muhajirin
menemui Rasulullah
sambil berkata/ “Orang-orang kaya telah
memborong derajat-derajat ketinggian dan kenikmatan yang abadi//”
Rasulullah
bertanya//“Maksud kalian?//”
Mereka menjawab/“Orang-orang kaya
shalat sebagaimana kami shalat/ dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa/
namun mereka bersedekah dan kami tidak bisa melakukannya/ mereka bisa
membebaskan tawanan dan kami tidak bisa melakukannya/”
Maka Rasulullah
bersabda/ “Maukah aku ajarkan kepada kalian
sesuatu yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului
kebaikan kalian/ dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah
kalian/ dan tak seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat
seperti yang kalian lakukan?//”
Mereka menjawab/ “Baiklah wahai
Rasulullah?//” Beliau bersabda/“Kalian bertasbih/ bertakbir/ dan bertahmid
setiap habis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali//” Abu shalih berkata/ “Tidak
lama kemudian kaum fakir miskin Muhajirin kembali ke Rasulullah
dan berkata/ “Ternyata teman-teman kami yang
banyak harta telah mendengar yang kami kerjakan/ lalu mereka mengerjakan
seperti itu!”//
Rasulullah
bersabda/ “Itu adalah keutamaan Allah yang
diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya!//“
Subhanalloh pendengar sekalian//
bagaimana sahabat-sahabat Rasulullah sangat antusias dalam mengerjakan
kebaikan// bahkan mereka merasa iri ketika melihat amalan solih sahabatnya
lebih banyak dan lebih hebat dibanding dirinya// Hal itu juga dirasakan oleh
kaum fakir muhajirin ketika melihat saudara mereka yang kaya harta bisa
bersedekah dengan harta yang mereka miliki// hingga kemudian Rasulullah
mengajarkan kepada kaum fakir muhajirin/ bagaimana supaya bisa seimbang atau
setara amalnya dengan saudaranya yang kaya// tapi lagi-lagi semangat fastabiqul
khoirot atau berlomba dalam kebaikan mengajarkan kita// para sahabat yang kaya
harta kemudian mengetahui Rasulullah
mengajarkan kalimat-kalimat agung yang
diajarkan oleh Rasulullah
kepada para sahabat mereka yang fakir// hingga
akhirnya sahabat yang kaya pun ikut mengamalkannya//
Ternyata pendengar/ semangat
dalam mengerjakan kebaikan tidak hanya terjadi di kalangan sahabat pria//
bahkan para sahabiyah atau kaum perempuan pun mempunyai semangat yang tiggi
untuk menggapai amalan-amalan solih yang utama//
Pernah para sahabiyah berembug
bersama untuk mengirimkan utusan perempuan menghadap kepada rasulullah
// ada apa dengan mereka?//
ternyata kaum perempuan madinah itu merasa tersaingi amal ibadahnya oleh kaum
laki-laki// kemudian mereka memilih Asma’/ seorang perempuan madinah yang
terkenal cerdas untuk berbicara langsung kepada Rasulullah
// kisah selengkapnya telah diriwayatkan oleh
imam Muslim di dalam kitab sahihnya//
Suatu ketika Asma’ mendatangi
Rasulullah
dan bertanya/“Wahai Rasulullah/ saya utusan
bagi seluruh wanita muslimah yang di belakangku/ seluruhnya mengatakan
sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan
pendapatku// Sesungguhnya Allah mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita/
kemudian kami beriman kepada anda dan membai’at anda// Adapun kami para wanita
terkurung dan terbatas gerak langkah kami// Kami menjadi penyangga rumah tangga
kaum laki-laki dan kami adalah tempat menyalurkan syahwatnya// Kamilah yang
mengandung anak-anak mereka// Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi
kami dengan shalat Jum’at/ mengantarkan jenazah/ dan berjihad// Apabila mereka
keluar untuk berjihad/ kamilah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak
mereka// Maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat
dengan amalan mereka?”//
Mendengar pertanyaan tersebut/ Rasulullah
menoleh kepada para sahabat dan bersabda/ Pernahkah
kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari
apa yang dia tanyakan?//”
Para sahabat menjawab/“Benar/ kami
belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!//”
Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda/“Kembalilah wahai Asma’ dan beritahukan kepada para
wanita yang berada di belakangmu/ bahwa perlakuan baik salah seorang di antara
mereka kepada suaminya/ upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya/ dan
ketundukkannya untuk senantiasa mentaati suami/ semua dapat mengimbangi dan
menyamai seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki//”
Maka kembalilah Asma’ sambil
bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa yang disabdakan Rasulullah
//
Kita lihat begitu semangatnya
para shahabiah/ hatinya senantiasa bergantung kepada akhirat// Tidaklah yang ia
cita-citakan dalam seluruh amalnya kecuali ridha Allah
sehingga ia merasa sangat gembira ketika
diberitahu bahwa tugas yang selama ini ia lakukan pahalanya menyamai amalan
kaum laki-laki yang sangat berat// Sungguh hal ini menunjukkan kemurahan Allah
kepada hamba-Nya//
Begitulah semangat para sahabat
untuk mendapatkan posisi dan pahala terbaik di hadapan Alloh
// lalu mungkin timbul
pertanyaan di benak pendengar// apakah dibolehkan kita iri melihat amalan solih
orang lain?// apakah boleh bagi kita untuk merasa cemburu melihat semangat
ibadah orang lain/ sementara kita melihat amal ibadah kita kurang//
Mengenai hal ini Rasulullah
telah bersabda di salah satu haditsnya yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan diterima dari abu hurairah
//
لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ
عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ،
فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ، فَقَالَ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ
مِثْلَ مَا يَعْمَلُ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الحَقِّ،
فَقَالَ رَجُلٌ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ
مَا يَعْمَلُ
Tidak ada sifat iri yang terpuji
kecuali pada dua orang// seorang yang dipahamkan oleh Allah tentang al-Qur-an
kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang hari, lalu salah seorang
tetangganya mendengarkan bacaan al-Qur-annya dan berkata// andai saja aku
diberi pemahaman al-Qur-an seperti yang diberikan kepada si Fulan/ sehingga aku
bisa mengamalkan seperti yang diamalkannya// Dan seorang yang dilimpahkan oleh Allah
baginya harta/ kemudian dia membelanjakannya di jalan yang benar/ lalu ada
orang lain yang berkata/“Duhai kiranya aku diberi harta seperti yang diberikan
kepada si Fulan/ sehingga aku bisa mengamalkan seperti yang diamalkannya//”
Pendengar yang berbahagia/ kita
dilarang iri hanya dalam perkara dunia// adapun rasa iri kita ketika melihat
orang lain mempunyai amal terbaik/ kemudian kita melihat diri kita sendiri/
kemudian kita menyadari bahwa amal kita tidak sebaik amal solih saudara kita//
maka itu dibolehkan bahkan dianjurkan// dengan ini/ seseorang akan semakin
bersemangat dalam beramal solih dan selalu berlomba-lomba demi menggapai pahala
di sisi Alloh
//
Pendengar yang berbahagia/
demikianlah pembahasan kita kali ini/ semoga menjadi cambuk bagi kita untuk
selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan beramal solih// terimakasih atas perhatian anda/ dan sampai
jumpa di edisi mendatang dengan tema yang berbeda//

No comments:
Post a Comment