ANJURAN MEMELIHARA DIRI DARI
MEMINTA-MINTA
Assalamualaikum warohmatullohi
wabarokatuh//
Pendengar yang dirahmati Alloh
/ pada kesempatan yang lalu kita
telah membahas tentang pentingnya menanamkan sifat qona’ah/ sehingga kita
menjadi pribadi yang selalu bersyukur dan merasa cukup dengan karunia Alloh
yang diberikan kepada kita//
Pendengar/ kali ini kita akan
membahas tentang anjuran memelihara diri dari meminta-minta// bahasan yang akan
kita kupas di sini masih ada sangkut pautnya dengan pembahasan qona’ah// karena
meminta-minta tanpa adanya kebutuhan mendesak/ menggambarkan kondisi seseorang
yang merasa tidak cukup dan tidak bersyukur atas pemberian dari Alloh
/
Pendengar yang dirahmati Alloh
/ kenapa di dalam islam kita
dilarang untuk meminta-minta?// karena dengan meminta-minta/ kehormatan dan
wibawa kita dihadapan manusia akan jatuh// selain itu, meminta-minta juga bisa
menjadi gambaran tentang orang yang malas berusaha dan berikhtiar mencari
rezeki yang telah dijamin oleh Alloh
//
Mengenai hal ini ada sebuah
hadits yang diriwayatkan dari Zubair bin Awwam
/ bahwa Rasulullah
bersabda//
لَأَنْ يَأْخُذَ
أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ حَطَبٍ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيْعَهَا فَيَكُفَّ
اللهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ، أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوْهُ.
Sungguh/ seseorang dari kalian
mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya/ kemudian
ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya atau kehormatannya/ itu
lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain/ mereka memberinya
atau tidak memberinya//
Pendengar yang dirahmati Alloh
/ dari hadits yang kita simak
barusan/ kita mengetahui bagaimana mulianya posisi orang yang bekerja di dalam
islam// seseorang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya atau menafkahi
keluarganya sangatlah mulia kedudukannya// tidak peduli berapa harta atau uang
yang dia hasilkan dari pekerjaan yang dia lakoni//
Bahkan di dalam hadits tersebut
disebutkan bagaimana Alloh
akan menjaga kehormatannya// Alloh akan
menjaga wibawanya di hadapan manusia yang lainnya// beda halnya dengan orang
yang menggantungkan hidupnya dari hasil meminta-minta kepada orang lain/
wibawanya akan jatuh pada derajat kehinaan// kemungkinan orang akan memberinya
atau mengabaikannya//
Tapi ada satu hal yang harus
diperhatikan pendengar sekalian/ Seorang anak yang minta kepada kedua orang
tuanya/ atau orang tua kepada anaknya/ atau isteri kepada suaminya/ atau
lembaga dakwah dan yayasan sosial yang mengajukan proposal bantuan kepada
beberapa instansi/ ini tidak termasuk dalam hadits ini// Karena/ orang tua
wajib memberikan nafkah kepada anaknya/ Jadi/ kalau anak meminta kepada orang
tuanya/ tidak termasuk dalam hadits ini/ begitu pun sebaliknya// Karena pada
hakikatnya harta anak itu milik orang tuanya// Rasulullah
bersabda//
أَنْتَ وَمَالُكَ لِأَبِيْكَ
Engkau dan hartamu adalah milik
bapakmu //
Begitu pula dengan istri yang
meminta kepada suaminya// sebagaimana yang kita ketahui/ sudah menjadi hak
istri untuk mendapatkan nafkah dan kewajiban suami memberi nafkah// adapun
yayasan sosial dan lembaga dakwah yang mengajukan proposal bantuan/ itu
merupakan sebuah keniscayaan// karena sudah lumrah bahwa dakwah dan yayasan
dibiayai oleh pemerintah/ atau kalau tidak/ maka dibiayai oleh lembaga-lembaga
bantuan/ bahkan dibiayai oleh masyarakat muslimin yang ada di negeri tersebut//
Karena dakwah pada hakikatnya untuk kemaslahatan umat muslim itu sendiri//
Pendengar yang dirahmati Alloh
// Sebagian dari para sahabat
adalah orang-orang miskin/ tetapi mereka tidak meminta-minta kepada orang lain
walaupun mereka sangat membutuhkan// Tetapi/ orang-orang menyangka bahwa mereka
kaya disebabkan mereka menjaga kehormatan diri mereka dengan tidak meminta-minta
kepada orang lain//
Orang yang paling berbahagia dan
yang paling beruntung dalam hidup ini adalah orang yang merasa cukup dengan apa
yang Allah berikan// Contohnya/ orang yang hanya mendapat rizki beberapa rupiah
perhari/ kemudian ia merasa cukup dengannya/ maka ia adalah orang yang paling
beruntung dan bersyukur kepada Allah
dengan
apa yang Allah berikan kepadanya// dengan uang yang dia hasilkan ia gunakan
untuk membeli beras dan lauk pauk yang cukup untuk hari itu saja// jika
beruntung/ ia sedikit menabung untuk persediaan// bahkan menginfakannya//
Kebalikan dari gambaran yang
barusan kita simak/ ada orang yang penghasilan perharinya mencapai jutaan//
tetapi ia merasa kurang dengan berbagai macam tagihan kredit/ ia merasa kurang
dengan gaya hidup yang menuntutnya untuk hidup mahal//
Rasulullah
pernah bersabda//
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ.
Sungguh beruntung orang yang
masuk Islam/ diberikan rizki yang cukup/ dan dia merasa puas dengan apa yang
Allah berikan kepadanya//
Juga Diriwayatkan dari Sahabat
‘Abdullah bin Mas’ud
/ Rasulullah
bersabda//
مَنْ أَصَابَتْهُ
فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ ، وَمَنْ أَنْزَلَهَا بِاللهِ
أَوْشَكَ اللهُ لَهُ بِالْغِنَى: إِمَّا بِمَوْتٍ عَاجِلٍ أَوْ غِنًى عَاجِلٍ.
Barang siapa yang ditimpa suatu
kesulitan lalu ia mengadukannya kepada manusia/ maka tidak akan tertutup
kefakirannya// Dan barangsiapa yang mengadukan kesulitannya itu kepada Allah/
maka Allah akan memberikannya salah satu diantara dua kecukupan// kematian yang
cepat atau kecukupan yang cepat//
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa
seorang yang mendapat kesulitan dan kesusahan/ namun ia selalu berharap kepada
orang lain/ maka kefakirannya tidak akan tertutupi// Kita dapat saksikan betapa
banyaknya kaum Muslimin yang tertimpa musibah dan kesulitan mereka adukan
semuanya kepada orang lain/ baik dengan mengatakan bahwa ia sedang sakit atau
sedang bangkrut usahanya atau selainnya// Tetapi/ apabila mereka sedang
mendapatkan senang dan mendapat keuntungan/ mereka tidak mengadukannya kepada
orang lain// Seseorang yang mengadukan kefakiran dan kesulitannya agar orang
lain merasa kasihan kepadanya/ maka hal itu tetap tidak akan menutup
kefakirannya// Namun jika ia merasa cukup dengan karunia yang Allah
berikan/ dan ia mengadukan segala
kesulitannya kepada Allah/ maka Alloh
akan
menutupi kefakirannya itu dan akan menambah karunia yang telah diberikan-Nya
kepadanya// Apabila Allah Ta’ala mentakdirkan
kita mengalami kesulitan/ lalu kita adukan kesulitan yang kita alami kepada
Allah/ maka Alloh
akan
memberikan kepada kita jalan keluar yang baik dan rizki yang berkah/ baik cepat
maupun lambat//
Pendengar yang dirahmati Alloh
/ dengan menyimak hadits-hadits
yang mulia tadi/ semoga kita bisa menjadi pribadi yang merasa cukup dan jauh
dari meminta-minta dan menggantungkan hidup dari belas kasih orang lain//Ada
beberapa poin yang dapat diambil sebagai kesimpulan dari pembahasan ini/
diantaranya adalah bahwa Harta yang kita peroleh dengan usaha kita sendiri
adalah diberkahi// kemudian Bila kita mengalami kesulitan/ maka kita harus mengadukannya
kepada Allah
/ Dianjurkan juga untuk menjaga
diri dan tidak meminta-minta kepada
orang lain// selain itu/ meminta-minta juga menghilangkan sifat malu dan
menjadikan harta tidak berkah/ bahkan haram//
Pendengar/ demikian pembahasan
hadits kita kali ini// semoga bermanfaat dan bisa mengamalkannya di kehidupan
kita sehari-hari// sampai jumpa di edisi mendatang//

No comments:
Post a Comment