8 Jan 2017

ANJURAN MEMELIHARA DIRI DARI MEMINTA-MINTA

ANJURAN MEMELIHARA DIRI DARI MEMINTA-MINTA
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh//
Pendengar yang dirahmati Alloh l/ pada kesempatan yang lalu kita telah membahas tentang pentingnya menanamkan sifat qona’ah/ sehingga kita menjadi pribadi yang selalu bersyukur dan merasa cukup dengan karunia Alloh l yang diberikan kepada kita//
Pendengar/ kali ini kita akan membahas tentang anjuran memelihara diri dari meminta-minta// bahasan yang akan kita kupas di sini masih ada sangkut pautnya dengan pembahasan qona’ah// karena meminta-minta tanpa adanya kebutuhan mendesak/ menggambarkan kondisi seseorang yang merasa tidak cukup dan tidak bersyukur atas pemberian dari Alloh l/
Pendengar yang dirahmati Alloh l/ kenapa di dalam islam kita dilarang untuk meminta-minta?// karena dengan meminta-minta/ kehormatan dan wibawa kita dihadapan manusia akan jatuh// selain itu, meminta-minta juga bisa menjadi gambaran tentang orang yang malas berusaha dan berikhtiar mencari rezeki yang telah dijamin oleh Alloh l//
Mengenai hal ini ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari Zubair bin Awwam a/ bahwa Rasulullah n bersabda//
لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ حَطَبٍ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيْعَهَا فَيَكُفَّ اللهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ، أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوْهُ.
Sungguh/ seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya/ kemudian ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya atau kehormatannya/ itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain/ mereka memberinya atau tidak memberinya//
Pendengar yang dirahmati Alloh l/ dari hadits yang kita simak barusan/ kita mengetahui bagaimana mulianya posisi orang yang bekerja di dalam islam// seseorang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya atau menafkahi keluarganya sangatlah mulia kedudukannya// tidak peduli berapa harta atau uang yang dia hasilkan dari pekerjaan yang dia lakoni//
Bahkan di dalam hadits tersebut disebutkan bagaimana Alloh l akan menjaga kehormatannya// Alloh akan menjaga wibawanya di hadapan manusia yang lainnya// beda halnya dengan orang yang menggantungkan hidupnya dari hasil meminta-minta kepada orang lain/ wibawanya akan jatuh pada derajat kehinaan// kemungkinan orang akan memberinya atau mengabaikannya//
Tapi ada satu hal yang harus diperhatikan pendengar sekalian/ Seorang anak yang minta kepada kedua orang tuanya/ atau orang tua kepada anaknya/ atau isteri kepada suaminya/ atau lembaga dakwah dan yayasan sosial yang mengajukan proposal bantuan kepada beberapa instansi/ ini tidak termasuk dalam hadits ini// Karena/ orang tua wajib memberikan nafkah kepada anaknya/ Jadi/ kalau anak meminta kepada orang tuanya/ tidak termasuk dalam hadits ini/ begitu pun sebaliknya// Karena pada hakikatnya harta anak itu milik orang tuanya// Rasulullah  n bersabda//
أَنْتَ وَمَالُكَ لِأَبِيْكَ
Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu //                                        
Begitu pula dengan istri yang meminta kepada suaminya// sebagaimana yang kita ketahui/ sudah menjadi hak istri untuk mendapatkan nafkah dan kewajiban suami memberi nafkah// adapun yayasan sosial dan lembaga dakwah yang mengajukan proposal bantuan/ itu merupakan sebuah keniscayaan// karena sudah lumrah bahwa dakwah dan yayasan dibiayai oleh pemerintah/ atau kalau tidak/ maka dibiayai oleh lembaga-lembaga bantuan/ bahkan dibiayai oleh masyarakat muslimin yang ada di negeri tersebut// Karena dakwah pada hakikatnya untuk kemaslahatan umat muslim itu sendiri//
Pendengar yang dirahmati Alloh l// Sebagian dari para sahabat adalah orang-orang miskin/ tetapi mereka tidak meminta-minta kepada orang lain walaupun mereka sangat membutuhkan// Tetapi/ orang-orang menyangka bahwa mereka kaya disebabkan mereka menjaga kehormatan diri mereka dengan tidak meminta-minta kepada orang lain//
Orang yang paling berbahagia dan yang paling beruntung dalam hidup ini adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang Allah berikan// Contohnya/ orang yang hanya mendapat rizki beberapa rupiah perhari/ kemudian ia merasa cukup dengannya/ maka ia adalah orang yang paling beruntung dan bersyukur kepada Allah l  dengan apa yang Allah berikan kepadanya// dengan uang yang dia hasilkan ia gunakan untuk membeli beras dan lauk pauk yang cukup untuk hari itu saja// jika beruntung/ ia sedikit menabung untuk persediaan// bahkan menginfakannya//
Kebalikan dari gambaran yang barusan kita simak/ ada orang yang penghasilan perharinya mencapai jutaan// tetapi ia merasa kurang dengan berbagai macam tagihan kredit/ ia merasa kurang dengan gaya hidup yang menuntutnya untuk hidup mahal//
Rasulullah n pernah bersabda//

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ.
Sungguh beruntung orang yang masuk Islam/ diberikan rizki yang cukup/ dan dia merasa puas dengan apa yang Allah berikan kepadanya//

Juga Diriwayatkan dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud a/ Rasulullah n bersabda//
مَنْ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ ، وَمَنْ أَنْزَلَهَا بِاللهِ أَوْشَكَ اللهُ لَهُ بِالْغِنَى: إِمَّا بِمَوْتٍ عَاجِلٍ أَوْ غِنًى عَاجِلٍ.
Barang siapa yang ditimpa suatu kesulitan lalu ia mengadukannya kepada manusia/ maka tidak akan tertutup kefakirannya// Dan barangsiapa yang mengadukan kesulitannya itu kepada Allah/ maka Allah akan memberikannya salah satu diantara dua kecukupan// kematian yang cepat atau kecukupan yang cepat//
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa seorang yang mendapat kesulitan dan kesusahan/ namun ia selalu berharap kepada orang lain/ maka kefakirannya tidak akan tertutupi// Kita dapat saksikan betapa banyaknya kaum Muslimin yang tertimpa musibah dan kesulitan mereka adukan semuanya kepada orang lain/ baik dengan mengatakan bahwa ia sedang sakit atau sedang bangkrut usahanya atau selainnya// Tetapi/ apabila mereka sedang mendapatkan senang dan mendapat keuntungan/ mereka tidak mengadukannya kepada orang lain// Seseorang yang mengadukan kefakiran dan kesulitannya agar orang lain merasa kasihan kepadanya/ maka hal itu tetap tidak akan menutup kefakirannya// Namun jika ia merasa cukup dengan karunia yang Allah l  berikan/ dan ia mengadukan segala kesulitannya kepada Allah/ maka Alloh l  akan menutupi kefakirannya itu dan akan menambah karunia yang telah diberikan-Nya kepadanya//  Apabila Allah Ta’ala mentakdirkan kita mengalami kesulitan/ lalu kita adukan kesulitan yang kita alami kepada Allah/ maka Alloh l  akan memberikan kepada kita jalan keluar yang baik dan rizki yang berkah/ baik cepat maupun lambat//
Pendengar yang dirahmati Alloh l/ dengan menyimak hadits-hadits yang mulia tadi/ semoga kita bisa menjadi pribadi yang merasa cukup dan jauh dari meminta-minta dan menggantungkan hidup dari belas kasih orang lain//Ada beberapa poin yang dapat diambil sebagai kesimpulan dari pembahasan ini/ diantaranya adalah bahwa Harta yang kita peroleh dengan usaha kita sendiri adalah diberkahi// kemudian Bila kita mengalami kesulitan/ maka kita harus mengadukannya kepada Allah l/ Dianjurkan juga untuk menjaga diri  dan tidak meminta-minta kepada orang lain// selain itu/ meminta-minta juga menghilangkan sifat malu dan menjadikan harta tidak berkah/ bahkan haram//

Pendengar/ demikian pembahasan hadits kita kali ini// semoga bermanfaat dan bisa mengamalkannya di kehidupan kita sehari-hari// sampai jumpa di edisi mendatang//
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment