Sebagai seorang
muslim kita harus meyakini bahwa rahmat Allah
begitu luas. Kasih sayangnya selalu meliputi
seluruh makhluk di bumi ini. Dan kasih sayang yang sempurna akan allah
anugerahkan kepada kaum beriman di alam
akhirat kelak.


Oleh karena itu,
tidaklah layak bagi seorang muslim berputus asa dari rahmat allah
yang luas tersebut. Ia harus selalu optimis
bahwa Allah akan memberi dia keutamaan dan kebaikan, selama kita beriman dan
beramal solih.

Syaikh Zaid bin
Hadi pernah mengatakah roja’ adalah akhlak kaum beriman. Berarti jika di dalam
jiwa kita tidak ada sifat roja, atau pengharapan atas rahmat, maghfiroh dan
kasih sayang Allah, berarti patut dipertanyakan iman kita, sudahkan kita
beriman dengan sungguh-sungguh?
Ada orang yang
sudah merasa tanggung dengan dosa-dosa yang sudah ia lakukan, sehingga ia tidak
mau berusaha memperbaiki diri dan bertaubat kepada Allah
. Ia beranggapan bahwa Allah
tidak mungkin mengampuni dosa-dosanya.


Berkaitan dengan
hal ini, rasulullah
pernah bersabda di dalam salah satu haditsnya
yang diriwayatkan oleh imam bukhari dan imam muslim


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله
عليه وسلم – قَالَ « لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ – هُوَ
يَكْتُبُ عَلَى نَفْسِهِ ، وَهْوَ وَضْعٌ عِنْدَهُ عَلَى الْعَرْشِ – إِنَّ رَحْمَتِى
تَغْلِبُ غَضَبِى »
Dari Abu
Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Tatkala Allah
menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak
di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan
kemurkaan-Ku
Tapi bukan
berarti rahmat Allah itu tidak bersyarat,Allah
telah menyatakan bahwa rahmat-Nya hanya akan
diturunkan terhadap orang-orang yang takwa. Hal ini disebutkan di dalam
penggalan surah Al A’raf ayat 156

Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku
untuk orang-orang yang bertakwa
Dari hadits yang
kita simak tadi kita mengetahui bahwa rahmat Allah
sangatlah luas. Bahkan rahmatnya mengalahkan kemurkaan-Nya.

Ada juga orang
yang meremehkan dosa-dosanya karena merasa Allah
akan mengampuni dosa-dosanya selama ia tidak
melakukan kesyirikan. Dia beranggapan Allah akan memudahkan hisab
amalan-amalannya selama dia tidak keluar dari agama Islam.

Padahal Imam
Nawawi pernah menjelasan di dalam syarah kitab Riyadhush Sholihin,bahwa roja’ yang terpuji hanya ada pada orang yang
taat kepada Allah dan berharap pahala-Nya kemudian bertaubat dari
kemaksiatannya dan berharap taubatnya diterima, adapun roja’ tanpa disertai
amalan adalah roja’ yang palsu, angan-angan belaka dan tercela.”
Para pelaku
maksiat itu berdalil dengan beberapa ayat al-Qur’an dan hadits Nabi (untuk
menutupi kesalahan mereka -pent) seperti dalam firman Allah ta’ala yang
artinya, “Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa” (QS. az-Zumar: 53).
Padahal, menurut
imam ibnu qoyyim ayat ini berlaku bagi orang-orang yang bertaubat. Karena Allah
mengampuni dosa setiap orang yang bertaubat dari dosa apapun yang telah dilakukannya.
Coba kita pikirkan, kalau memang Allah
mengampuni seluruh dosa, lalu untuk apa ayat-ayat yang berisi ancaman,
peringatan dan kemurkaan Allah
yang banyak disebutkan di dalam al-Quran?

Mari kita simak bersama-sama satu
hadits yang berkenaan dengan roja atau pengharapan seorang muslim terhadap
rahmat dan ampunan allah
.

Hadits ini diriwayatkan dari jalur Anas
bin malik, beliau adalah pelayan rasulullah
berkata bahwa
rasulullah
telah bersabda di
salah satu hadits qudsi,


قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ
Allâh Azza wa
Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam!
،
إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا
أُبَالِيْ ،
Sesungguhnya
selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni
dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli.
يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ
، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ،
Wahai anak Adam
! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan
kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli.
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا
، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً
Wahai anak Adam
! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi
bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku
dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan
sepenuh bumi.”
Yahya bin Muadz berkata ”Diantara ketertipuan
yang paling besar adalah terus menerus melakukan dosa, dengan harapan mendapat
ampunan tanpa ada penyesalan. Mengharapkan dekat kepada Allah tetapi tidak ada
ketaatan. kamu memetik buah di syurga tetapi menanam biji di neraka. Kamu
mengharapkan kampung bersama orang-orang yang taat, tetapi kelakuannya ahli
maksiat. Kamu berangan-angan dengan pahala Allah, tetapi kamu acuh tak acuh
terhadap perintah-perintah Allah.”
Ada satu riwayat yang menarik mengenai kasih
sayang Allah terhadap makhluknya// riwayat kisah ini disampaikan oleh Umar bin
Khotob
// Umar bin Khotob
pernah membersamai Rasulullah
untuk melihat para tawanan perang// ketika itu Rasulullah
melihat seorang tawanan perempuan
berusaha mencari-cari bayinya di tengah-tengah para tawanan// ketika wanita itu
menemukannya/ ia langsung merangkul dan meletakan bayinya di pangkuannya/
kemudian menyusuinya// Lalu Rasulullah
berasabda kepada sahabatnya/
‘Bagaimana pendapat kalian/apakah wanita itu rela melemparkan anaknya ke dalam
api neraka?// kemudian pendengar/ para sahabat yang hadir saat itu menjawab/
Demi Allah tidak!// Kemudian Rasulullah
melanjutkan/’ Allah lebih
penyayang kepada hamba-Nya daripada wanita itu terhadap anaknya//





Kisah yang barusan kita simak adalah kisah yang
terdapat di dalam sahih imam Bukhari dan Imam Muslim rahimahumullah//
Dari kisah tersebut/ kita bisa mengambil
pelajaran bahwa ternyata kasih sayang/ rahmat/ dan maghfiroh Allah
itu sangatlah luas// hanya saja
pendengar/ kadang kita melupakan kasih sayang Allah
// sehingga jika kita sudah melupakan Allah/ kita tidak menyadari kasih
sayang-Nya//


Demikianlah
pendengar// pembahasan syarah hadits pada kesempatan kali ini/ Semoga kita
selalu termotivasi untuk selalu memperbagus amalan-amalan kita sehingga rahmat
ALLAH
terlimpah kepada kita semua// Sampai jumpa
kembali di rubrik syarah Hadits di edisi selanjutnya//

Semoga
bermanfaat//
No comments:
Post a Comment