15 Dec 2016

Nafsu, wadah segala kebaikan dan keburukan



Nafsu kita umpamakan anjing piaraan, adapun jiwa kita adalah majikannya. Jika kita tidak bisa mengendalikan anjing piaraan kita, bisa-bisa kita yang diterkam oleh anjing tersebut. Nafsu selalu berusaha memberontak untuk bisa lepas dari kendali jiwa. Hanya jiwa yang hanif yang akan bertahan mengekang segala nafsu syahwatnya. Bahkan bisa saja nafsu itu sudah tidak ada apa-apanya dibanding dengan keimanan yang sudah memenuhi rongga dadanya. 

Hidupnya jiwa dengan keimanan yang suci, dan nafsu yang selalu mengajak kepada keburukan akan jinak kepada kebaikan. Ia akan merasa nikmat dalam muroqobah kepada allah. Setan tak akan pernah bisa mengendalikan nafsu syahwatnya. 

Adapun nafsu yang liar timbul karena tidak adanya tali iman yang mengekangnya. Maka timbullah penyakit-penyakit hati yang tersebar karena nafsu yang sudah membabi buta. Nafsu yang liar akan memunculkan sikap sombong layaknya firaun. Namun kesombongan itulah yang menghinakannya. Nafsu liar melahirkan kedengkian layaknya kedengkian qabil kepada habil. 

Nafsu yang sudah buta dengan kebaikan akan memunculkan sikap pembangkangan seperti kaum ad dan tsamud yang menyia-nyiakan seruan rasul-nya, bahkan menantangnya. Nafsu yang buruk mengajak kepada keserakahan yang tak jauh beda dengan keserakahan qarun hingga allah berkehendak menenggelamkannya ke dasar bumi. Dan nafsu yang liar adalah cerminan dari nafsu hewani yang bersifat ganas. Maka kezaliman, kelaliman dan kesewenang-wenangan akan memebawanya pada penindasan terhadap yang lain.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment