Setiap kita adalah insan yang tidak akan pernah terlepas
dari khilaf dan kesalahan. Namun sungguh beruntunglah kita jika seandainya
akhir penantian kita adalah akhir yang indah. Yaitu; ketika allah subhanahu
wataala meridhoi kita yang berwujud pengampunan dari dosa-dosa dan rahmat
berupa surga. Para malaikat menyambut kita dengan salam
(yaitu) orang-orang yang ketika diwafatkan oleh para
malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka),’salamun
alaikum’, masuklah ke dalam surga karena apa yang kamu kerjakan (qs. An-nahl/16
ayat 32)
Sungguh, sesiapa pun ia, akan memimpikan akhir hayat yang
indah tersebut. Meski pada kenyataannya sungguh jauh panggang dari apa, apa
yang diharapkan dengan apa yang terealisasi dalam tindakan.
Tapi setidaknya kita bisa berusaha meraih mahgfirohnya
dengan sekuat sekemampuan kita. Harusnya kita berusaha untuk meraih ampunannya,
dan berusaha membersihkan dosa-dosa yang melekat pada jiwa kita.
Ada tiga hal yang bisa membersihkan dosa-dosa kita,
1.
Taubat nasuha
‘dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim (qs al-hujurat/49 ayat 11)
Lihat juga di dalam quran surah
at-tahrim/66 ayat 8
Setiap anak adam akan selalu berada dalam
kesalahan, sebaik-sebaik yang berbuat
salah adalah orang yang bertobat (al-hadits)
2.
Kebaikan (amal yang menghilangkan dosa-dosa)
Kecuali orang-orang yang bertobat dan
beriman dan mengerjakan kebajikan, maka kejahatan mereka akan diganti allah
dengan kebaikan allah maha pengampun maha penyayang . (qs alfurqon/25 ayat 70)
3.
Musibah
Hikmah dibalik sakit dan musibah
diterangkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu
penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya
dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.
(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan,
penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang
menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari
kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit
yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai
kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”.
(HR. Muslim no. 2573).
“Bencana senantiasa menimpa orang mukmin
dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan
Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya”.
(HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad II/450,
Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, dishohihkan Syeikh Albani dalam
kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576).
“Sesungguhnya Allah benar-benar akan
menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa
darinya”.
(HR. Al-Hakim I/348, dishohihkan Syeikh
Albani dalam kitab Shohih Jami’is Shoghir no.1870).
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau
yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat
dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim no. 2572).
“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang
mukmin dari api neraka”. (HR. Al-Bazzar, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab
Silsilah al Hadiits ash Shohihah no. 1821).
“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit
demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan
dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”.
(HR. Muslim no. 2575).
Walaupun demikian, apabila seorang mukmin
ditimpa suatu penyakit tidaklah meniadakan usaha (ikhtiar) untuk berobat.
Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak menurunkan
penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya”. (HR. Bukhari no. 5678). Dan yang
perlu diperhatikan dalam berobat ini adalah menghindarkan dari cara-cara yang
dilarang agama seperti mendatangi dukun, paranormal, ‘orang pintar’, dan
sebangsanya yang acapkali dikemas dengan label ‘pengobatan alternatif’. Selain
itu dalam berobat juga tidak diperbolehkan memakai benda-benda yang haram
seperti darah, khamr, bangkai dan sebagainya karena telah ada larangannya dari
Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam yang bersabda :
“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit
dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram”. (HR. Ad
Daulabi dalam al-Kuna, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al
Hadiits ash- Shohihah no. 1633).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan
kesembuhan kalian pada apa-apa yang haram”.
(HR. Abu Ya’la dan Ibnu Hibban no. 1397.
Dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 1172).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan
kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharamkan atas kalian”. (HR.
Bukhari, di-maushulkan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar
: ‘sanadnya shohih’, Fathul Baari : X/78-79).
No comments:
Post a Comment