15 Sept 2016

Jugun Ianfu; Budak Seks Tentara Jepang

Jugun ianfu adalah sebutan untuk para gadis atau wanita yang direkrut oleh tentara jepang untuk dijadikan budak seks prajurit mereka saat perang asia fasific. Jugun ianfu atau dalam bahasa inggris disebut comfort women adalah para gadis yang dipaksa untuk menjadi pemuas nafsu sayhwat tentara jepang.
Pemerintah jepang sendiri menyebutnya sebagai “pusat rekreasi.”sebutan halus untuk rumah-rumah bordir yang mereka dirikan. Wanita yang dijadikan jugun ianfu pertama kali ada pada tahun 1942 dari negara korea dan cina. Karena merasa kurang, pemerintah kekaisaran jepang mulai merekrut para wanita dari asia tenggara termasuk indonesia. Adapun berdasar penelitian, jugun ianfu yang berasal dari indonesia sebanyak 20,000 orang. Untuk lingkup asia tenggara mencakup negara mayasia, singapore, philipina, korea dan cina sebanyak 200.000 orang. Benar-benar angka yang fantastik. Menggambaarkan sisi kekejaman lain dari masa pendudukan jepang.
Berbagai cara mereka lakukan untuk bisa mendapatkan para gadis atau wanita sebagai budak seks mereka. Mereka mendapatkan gadis itu dengan cara diculik dari rumah, diculik dari jalan, bahkan ketika bekerja di sawah dan pasar, atau ada juga yang dijual oleh kepala desa kepada pihak jepang.
Ada hal yang unik dari perekrutan itu. Biasanyaa perempuan yang cantik diambil, sementara yang jelek dipulangkan. Atau kalaupun terlanjur diambil kembali dipulangkan. Para wanita yang dijadikan jugun ianfu dikirim ke rumah-rumah bordir. Mereka biasa dipanggil minatsan oleh para tentara jepang. Mereka ditempatkan pada bilik-bilik terpisah dan dikurung di biliknya dalam waktu yang lama. Disana telah disediakan perlengkapan seperti alat mandi, pakaian dan keperluan lainnya.
Di beberapa rumah bordir di daerah kalimantan, para pengunjung yang semuanya tentara jepang harus membeli karcis layaknya bioskop. Satu karcis disertai dengan satu kaputjes (sejenis kondom).
Rumah-rumah bordir  yang didirikan oleh pemerintah jepang berada dalam pengawasan departemen militer jepang. Ada pula yang memang dikelola oleh pihak swasta. Rumah bordir yang berada dalam pengawasan militer, setiap wanitanyaa harus memakai nama jepang, seperti ada yang dinamai hana, miko, momoye dan sebagainya.


Yang lebih tragis lagi, para budak seks itu ada yang masih terbilang anak-anak. Paling muda berumur 11 tahun.mereka aakan ditendang, ditempeleng atau dipukul kalau menolak untuk melayani.  Bayangkan, betapa kejam yang dilakukan tentara jepang.
Para jugun ianfu tidak diberi waktu libur. Dalam sehari mereka harus melayani nafsu prajurit jepang berbilang belasan orang. Tak mengenal waktu dan tak mengenal kondisi. Mereka memperoleh hari libur ketika mereka menstruasi atau ketika hari pemeriksaan medis sebulan sekali.
Jugun ianfu jarang hamil karena mereka dikasih sejenis obat puyer pencegah hamil. Sejenis pil morning after kalau sekarang.
Setelah jepang menyerah pada sekutu pada akhir perang dunia II, otomatis rumah-rumah bordir dimana jugun ianfu berada pun ditutup. Dan para jugun ianfu kembali pulang ke daerahnya dengan membawa beban yang tak bisa digambarkan. Mereka dipenuhi oleh bayang-bayang masa lalu mereka. Bahkan sebagian jugun ianfu tidak berani pulang ke rumah mereka karena merasa malu dengan masyarakat. Masyarakat tidak mau tahu dan tidak berusaha tahu apa yang mereka alami, yang masyarakat tahu, meraka adalah bekas tentara jepang.
Diantara jugun inafu ada yang menikah dan mengawali hidup baru. Tapi tak sedikit yang jangankan untuk menikah, untuk memikirkan masa depan pun meraka tidak berani. Banyak yang kembali dari rumah bordir dalam keadaan cacat permanen. Ada juga yang mengalami infeksi uterus dan rahimnya harus diangkat.
Seiring berjalan waktu, banyak para jugun ianfu yang meminta keadilan dengan menggugat pemerintah jepang atas apa yang telah terjadi. Diantaranya adalah para jugun ianfu dari korea. Dari indonesia juga muncul beberapa nama yang sengaja dimunculkan untuk pembelaan hak-hak eks jugun ianfu secara hukum atas apa yang menimpa mereka.
Ada satu film dokumenter berjudul Omdat Wij Mooi Waren (Karena Kami Dulu Cantik) yang dibuat oleh sutradara asal belanda pada 15 agustus 2010 yang lalu. Film ini mengisahkan tentang derita para jugun ianfu selama pendudukan jepang (videonya bisa dilihat di youtube).

Ada juga satu buku berjudul  Sang Penyamar yang ditulis oleh perempuan indo yang lolos dari incaran tentara jepang untuk dijadikan jugun ianfu. Buku ini telah diterbitkan oleh penerbit gramedia pustaka utama. Dalam buku ini dikisahkan perempuan itu lolos karena ia menyamar sebagai anak lelaki. Dan secara terpaksa ia menjadi pekerja romusha. Karena ada satu aturan baku; yang perempuan dijadikan jugun ianfu, yang lelaki dijadikan pekerja kasar romusha.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment