Jugun ianfu
adalah sebutan untuk para gadis atau wanita yang direkrut oleh tentara jepang
untuk dijadikan budak seks prajurit mereka saat perang asia fasific. Jugun ianfu
atau dalam bahasa inggris disebut comfort women adalah para gadis yang dipaksa
untuk menjadi pemuas nafsu sayhwat tentara jepang.
Pemerintah jepang
sendiri menyebutnya sebagai “pusat rekreasi.”sebutan halus untuk rumah-rumah
bordir yang mereka dirikan. Wanita yang dijadikan jugun ianfu pertama kali ada
pada tahun 1942 dari negara korea dan cina. Karena merasa kurang, pemerintah
kekaisaran jepang mulai merekrut para wanita dari asia tenggara termasuk
indonesia. Adapun berdasar penelitian, jugun ianfu yang berasal dari indonesia
sebanyak 20,000 orang. Untuk lingkup asia tenggara mencakup negara mayasia,
singapore, philipina, korea dan cina sebanyak 200.000 orang. Benar-benar angka
yang fantastik. Menggambaarkan sisi kekejaman lain dari masa pendudukan jepang.
Berbagai cara
mereka lakukan untuk bisa mendapatkan para gadis atau wanita sebagai budak seks
mereka. Mereka mendapatkan gadis itu dengan cara diculik dari rumah, diculik
dari jalan, bahkan ketika bekerja di sawah dan pasar, atau ada juga yang dijual
oleh kepala desa kepada pihak jepang.
Ada hal yang unik
dari perekrutan itu. Biasanyaa perempuan yang cantik diambil, sementara yang
jelek dipulangkan. Atau kalaupun terlanjur diambil kembali dipulangkan. Para wanita
yang dijadikan jugun ianfu dikirim ke rumah-rumah bordir. Mereka biasa
dipanggil minatsan oleh para tentara jepang. Mereka ditempatkan pada
bilik-bilik terpisah dan dikurung di biliknya dalam waktu yang lama. Disana telah
disediakan perlengkapan seperti alat mandi, pakaian dan keperluan lainnya.
Di beberapa rumah
bordir di daerah kalimantan, para pengunjung yang semuanya tentara jepang harus
membeli karcis layaknya bioskop. Satu karcis disertai dengan satu kaputjes
(sejenis kondom).
Rumah-rumah
bordir yang didirikan oleh pemerintah
jepang berada dalam pengawasan departemen militer jepang. Ada pula yang memang
dikelola oleh pihak swasta. Rumah bordir yang berada dalam pengawasan militer,
setiap wanitanyaa harus memakai nama jepang, seperti ada yang dinamai hana,
miko, momoye dan sebagainya.
Yang lebih tragis
lagi, para budak seks itu ada yang masih terbilang anak-anak. Paling muda
berumur 11 tahun.mereka aakan ditendang, ditempeleng atau dipukul kalau menolak
untuk melayani. Bayangkan, betapa kejam
yang dilakukan tentara jepang.
Para jugun ianfu
tidak diberi waktu libur. Dalam sehari mereka harus melayani nafsu prajurit
jepang berbilang belasan orang. Tak mengenal waktu dan tak mengenal kondisi. Mereka
memperoleh hari libur ketika mereka menstruasi atau ketika hari pemeriksaan
medis sebulan sekali.
Jugun ianfu
jarang hamil karena mereka dikasih sejenis obat puyer pencegah hamil. Sejenis pil
morning after kalau sekarang.
Setelah jepang
menyerah pada sekutu pada akhir perang dunia II, otomatis rumah-rumah bordir
dimana jugun ianfu berada pun ditutup. Dan para jugun ianfu kembali pulang ke
daerahnya dengan membawa beban yang tak bisa digambarkan. Mereka dipenuhi oleh
bayang-bayang masa lalu mereka. Bahkan sebagian jugun ianfu tidak berani pulang
ke rumah mereka karena merasa malu dengan masyarakat. Masyarakat tidak mau tahu
dan tidak berusaha tahu apa yang mereka alami, yang masyarakat tahu, meraka
adalah bekas tentara jepang.
Diantara jugun
inafu ada yang menikah dan mengawali hidup baru. Tapi tak sedikit yang
jangankan untuk menikah, untuk memikirkan masa depan pun meraka tidak berani. Banyak
yang kembali dari rumah bordir dalam keadaan cacat permanen. Ada juga yang
mengalami infeksi uterus dan rahimnya harus diangkat.
Seiring berjalan
waktu, banyak para jugun ianfu yang meminta keadilan dengan menggugat
pemerintah jepang atas apa yang telah terjadi. Diantaranya adalah para jugun
ianfu dari korea. Dari indonesia juga muncul beberapa nama yang sengaja
dimunculkan untuk pembelaan hak-hak eks jugun ianfu secara hukum atas apa yang
menimpa mereka.
Ada satu film
dokumenter berjudul Omdat Wij Mooi Waren (Karena Kami Dulu Cantik) yang dibuat
oleh sutradara asal belanda pada 15 agustus 2010 yang lalu. Film ini
mengisahkan tentang derita para jugun ianfu selama pendudukan jepang (videonya
bisa dilihat di youtube).
Ada juga satu
buku berjudul Sang Penyamar yang ditulis
oleh perempuan indo yang lolos dari incaran tentara jepang untuk dijadikan
jugun ianfu. Buku ini telah diterbitkan oleh penerbit gramedia pustaka utama. Dalam
buku ini dikisahkan perempuan itu lolos karena ia menyamar sebagai anak lelaki.
Dan secara terpaksa ia menjadi pekerja romusha. Karena ada satu aturan baku;
yang perempuan dijadikan jugun ianfu, yang lelaki dijadikan pekerja kasar
romusha.
No comments:
Post a Comment