Saat saya muda
dulu (dan sekarang juga masih muda kok J) saya sering diajak bapak saya untuk ikut
kajian agama. Bapak saya sendiri sebagai penceramahnya. Satu dua kali saya ikut
kajian, selanjutnya saya emoh binti ogah. Ketika bapak saya kembali mengajak
ikut pengajian, saya serta merta mengutarakan banyak alasan. Intinya saya nggak mau lagi ikut pengajian.
Kenapa? Apakah ada pengalaman tidak menyenangkan saat saya menghadiri
pengajian.
Yup, betul. Apa yang terlintas di pikiran saya ketika mendengar kata pengajian? Tak salah lagi, saya langsung mengkonotasikan istilah pengajian dengan sederet hal-hal yang tidak menyenangkan; ngantuk, boring, nggak paham, de el el.
Yup, betul. Apa yang terlintas di pikiran saya ketika mendengar kata pengajian? Tak salah lagi, saya langsung mengkonotasikan istilah pengajian dengan sederet hal-hal yang tidak menyenangkan; ngantuk, boring, nggak paham, de el el.
Etapi, itu bukan hal mutlak ya. Karena satu dua kali
saya juga merasa enjoy ikut pengajian. Intinya tergantung dari pematerinya. Ada
ustadz yang bikin saya boring binti bosan. Ada juga cara penyampaiannya yang
membuat saya penasaran dan terus mendengarkan.
Dulu saya sempat
berpikir begini; ngapain ke pengajian kalau datang hanya untuk ngantuk n tidur
di shaf belakang. Ngapain datang ke pengajian kalau hanya untuk melawan rasa
boring dan pura-pura mendengarkan. Ngapain datang ke pengajian kalau apa yang
kita dapat hanya secuil. Apalagi kalau kita tidak paham dengan materinya hanya
gegara pemateri tidak komunikatif dalam menyampaikan materinya di pengajian.
Saat itu saya mikir, ada hal yang lebih efektif dibanding menghadiri pengajian.
Saya berkesimpulan lebih baik baca buku, majalah islam yang sarat dengan
ilmu-ilmu keislaman. Lebih efektif dan efisian. Tidak perlu buang-buang waktu
dan tenaga hadir ke pengajian jika ilmu bisa kita dapatkan sekali duduk santai
dengan buku/majalah islam di tangan yang isinya nggak jauh beda atau bahkan
lebih keren dari materi pengajian. Karena jujur saja, saya tipe orang yang
susah nangkep n paham dengan
mendengarkan. Saya lebih gampang paham dengan membaca dan media visual.
Tapi seiring
berjalannya waktu, saya menyadari bahwa ada beberapa keutamaan yang tak bisa
saya dapatkan dari buku. Ada beberapa fadilah yang ternyata hanya bisa kita
dapatkan dari majlis pengajian. Apa itu?
ketika saya membaca buku keislaman, saya mendapatkan ilmu yang banyak, tapi saya tidak mendapatkan pahala dari perjalanan saya ke majlis ilmu. Padahal antum-antum udah pada tahu kan haditsnya (saya percaya pembaca udah pada pintar J) bahwa malaikat menaungi orang-orang yang datang ke majlis ilmu. Dan seluruh makhluk mendoakannya.
ketika saya membaca buku keislaman, saya mendapatkan ilmu yang banyak, tapi saya tidak mendapatkan pahala dari perjalanan saya ke majlis ilmu. Padahal antum-antum udah pada tahu kan haditsnya (saya percaya pembaca udah pada pintar J) bahwa malaikat menaungi orang-orang yang datang ke majlis ilmu. Dan seluruh makhluk mendoakannya.
Ketika saya
membaca buku keislaman saya tidak mendapatkan keutamaan jabat tangan sesama
muslim. Pdahal kalau di pengajian biasa kita berjabat tangan dengan sesama
jamaah pengajian dan saling menyapa satu sama lain. Selain kita terkesan tidak
kuper (walaupun gaul dengan bapak-bapak n kakek-kakek juga nggak kenapa-napa
keles), kita juga bisa mempererat tali ukhuwah islamiyah. Ada disebutkan dalam
salahsatu hadits sahih bahwa ketika dua orang bertemu dan saling berjabat
tangan, maka berguguranlah dosa-dosa keduanya. (tapi salamannya bukan yang beda
jenis ya J)
So, saya tidak
lagi malas datang ke kajian. Tak peduli ustadznya siapa dan materinya apa,
kajian tetap saya datengin. Sayang banget kalau seandainya keutamaan-keutamaan
yang ada harus pergi begitu saja bukan? Dan tentu saja, baca buku/majalah islam
juga tidak saya tinggalkan. Plus nonton video keislaman dari youtube atau
televisi. Semuanya berjalan beriringan. Maka, keutamaan thalabul ilmi banyak
kita dapatkan. Pahala-insya allah- selalu datang bejibun. Asal benar niatnya
aja, bisa jadi ada yang datang ke kajian karena pengen lihat si doski. Bisa
jadi. Etapi, kebanyakan kajian pake hijab antara cowok n cewek. Jadi, niatnya
yang lurus, pahala pun datang secara mulus. Yuuk ngaji!
No comments:
Post a Comment