20 Nov 2015

BERPURA-PURALAH

Berpura-puralah
Kepura-puraan selalu berkonotasi dengan kemunafikan. Orang yang penuh kepura-puraan selalu diidentikan dengan orang yang penuh intrik, licik dan menipu. Orang yang berpura-pura tidak akan menampakan wajah aslinya. Bagaimana mungkin ia menampakan karaketer aslinya sementara ia selalu bersembunyi dibalik topeng yang menipu?
Tapi benarkah pura-pura itu selalu berkonotasi dengan hal-hal yang jelek? Ternyata tidak. Ketika anda merasa sedih berpura-puralah untuk ceria di hadapan teman-teman anda. Jangan kau rusak suasana yang penuh kebahagiaan itu dengan kemurungan wajah anda yang akan memberi aura gelap untuk sekitar anda.
Ketika anda merasa jengkel dan marah, berpura-puralah seakan tidak terjadi apa-apa. Alih-alih menahan dirinya, banyak orang yang tidak bisa mengontrol dirinya dan mulai mengeluarkan sumpah serapah dan cacian karena kebenciannya. Boleh saja kita benci dan marah, tapi jangan kau tampakan kebencianmu dengan kentara. Baik lewat roman muka maupun kata-kata.
Ketika masalah demi masalah menumpuk dan menekan anda, bearpura-puralah bahwa masalah itu tidak ada dan tidak bisa mengendalikan hidup anda. Saya merasa terkesan dengan metode teman saya. Ia mengatakan, ketika ia merasa pusing dan stress dengan masalahanya, ia akan melakukan metode ‘aneh’. Kenapa dibilang aneh? Bagaimana tidak aneh, ia menganggap masalah layaknya benda kasat mata yang bisa disimpan untuk sementara waktu. Teman saya itu mencontohkan, ketika pikirannya mumet ia akan membayangkan bahwa jaring-jaring hitam bernama “masalah” sedang menyelimuti seluruh kepalanya. Kemudian ia akan mengangkat tangannya dan seolah-olah merobek semua jaring-jaring hitam itu dan mengepalkan tangannya. Meremas-remasnya dan memasukkan “jaring-jaring hitam yang sudah menggulung di tangannya” ke saku kemejanya. Dan ia mulai fokus kembali. Hmm, ternyata memang sugesti bisa menjadi alternatif yang imajinatif.
Ketika engkau merasa miskin dan serba kekurangan, berpura-puralah bahwa anda kaya. Hal ini akan menjauhkan anda dari meminta-minta terhadap belas kasih orang lain. Alih-alih mengemis perhatian dan empati, engkau akan berusaha keras untuk bisa bangkit dari kemiskinanmu.

Tapi satu hal yang mesti kau ingat, janganlah kau berpura-pura pintar padahal sebenarnya engkau bodoh. Jika hal itu kau lakukan, maka siap-siap untuk menjadi kandidat sebagai penyesat ummat yang akan diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment