20 Nov 2015

Biarkan Tangan-Nya Membimbing Kita

Kalau kita bisa analogikan, antara seseorang yang berjalan di atas jalan Rabbnya (kebenaran) dengan seseorang yang tidak berjalan di atas jalan Kebenaran seperti seorang anak yang dibimbing oleh ibunya dan seorang anak yang tidak pernah dibimbing oleh ibunya bahkan tidak mengenal ibunya sama sekali. Hasilnya pasti akan berbeda.

Tapi kenapa selalu ada orang yang masa bodoh dengan jalan kebenaran. Ia tidak mau tahu dengan hakikat kebenaran. Hatinya sudah terlalu jumawa untuk menerima kebenaran itu sendiri. 

Ia berjalan seakan-akan ia tidak mempunyai tujuan. Atau bisa saja ia mempunyai tujuan, tapi tidak jelas apa tujuan yang ia inginkan. Atau bisa juga ia mengetahui dengan jelas apa tujuan hidupnya tapi kita tidak pernah yakin bahwa tujuannya itu dalam jalur yang benar. Justru tujuan hidup orang-orang yang jauh dari Allah selalu berseberangan dengan kebenaran yang hakiki.

Orang yang tidak pernah dibimbing oleh Allah akan mengacuhkan tanda-tanda-Nya. Ia tak peduli dengan ajaran-ajaran yang bernilai kemaslahatan. Baginya, ajaran agama hanya mengekang dan membuatnya tidak bebas. 

Tapi justru sebaliknya, dengan tampa aturan yang benar, ia tak akan pernah merasakan muara dari kebahagiaan dan pengharapan. Hatinya akan selalu hampa dari ketentraman. Bisa jadi ia mendapatkan ketentraman, tapi yakinlah, ketentraman itu hanya ketentraman semu yang menipu. 

Bisa jadi ia merasa tentram di pelukan seorang pelacur atau jarum suntik narkoba. Tapi kita tidak bisa menjamin ia akan tentram setelah ia melakukan itu semua. Ia akan merasa gelisah ketika penyakit mulai menghampiri tubuhnya. Ia mulai resah ketika usia menggerogoti kesenangannya dan menghantarkannya menuju kebinasaan.

Beruntung kalau sekiranya ia tersadar di usia senja dan mulai menebus semua kesia-siaan dari masa mudanya. Tapi sayangnya, tidak sedikit yang masih merasa bingung dengan jalan kebenaran sampai hembusan nafas terakhirnya. Karena kesombongan yang telah mengakar di hatinya.

Maka, janganlah kita melupakan hakikat diri kita. Dari mana kita berasal, sedang dimana kita berada, dan akan kemana kita berjalan. Berilah pikiran kita waktu untuk merenungkan hal ini walau hanya beberapa saat saja. Sebelum semuanya terlambat. Ya, sebelum kau merasa terlambat dan menyesal seutuhnya.

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi. ( QS. Al-Araf: 178)


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment