7 Oct 2018

Hijrah Total, Pahala Maksimal



Sebut saja namanya Evi. Evi baru saja hijrah dua bulan yang lalu. Kini dia mulai merasa nyaman ketika memakai hijab yang lebar dan gamis yang longgar. Pakaian-pakaian yang ketat kini sudah dia simpan di tumpukan paling bawah di lemari pakaiannya.

Tidak hanya hijrah dalam cara berpakaian yang  syar’i, Evi juga hijrah dari jalan cinta yang salah dan terlarang. Dia sudah putus dengan pacarnya setelah dia tahu bahwa pacaran itu haram. Dia bahkan membuang dan memusnahkan semua barang-barang pemberian pacar, hadiah dan apa pun yang bisa mengingatkannya pada si pacar.

Dulu, evi juga seneng dengerin music. Tapi sekarang evi sudah berusaha untuk terlepas dari music dan menggantikannya dengan lantunan murotal. Tapi, lama-lama ada yang salah dengan Evi. Memang sih dia ‘ketagihan’ mendengarkan lantunan murotal. Tapi dia ketagihan bukan karena bacaannya, tapi siapa yang membacanya. Akhir-akhir ini Evi kesengsem sama seorang Hafidz muda yang terkenal di youtube dan menjadi perbincangan. Suaranya adem, tampangnya keren, shalih pula. Pokoknya gambaran ikhwan idaman yang perfect di mata para akhwat.

Kadang, angan Evi terbang ketika mendengar lantunan suaranya. Evi jadi sering searching di google tentang si doski dan nggak bosen-bosen mantengin paras si ikhwan hafidz tersebut. Diam-diam, Evi jatuh cinta dan menjadi seorang secret admirer. Bahkan foto si ikhwan dijadiin wallpaper gadgetnya.
Nah lho…

Sobat muda, memang hijrah itu jalan yang panjang dan tidak mudah ketika kita mengawalinya. Hijrah itu membutuhkan niat yang kuat dan juga kesinambungan dalam mencari ilmu dan memperdalam pemahaman.

Mungkin saja dalam perjalanan hijrah itu, seseorang sesekali tergelincir, entah karena sudah tahu tapi tergoda atau memang belum tahu ilmunya hingga pada akhirnya dia tahu hakikat kebenaran.
Tapi sobat, yang jelas. Selama hayat dikandung badan, proses hijrah itu harus kita perbaharui.  Dan wabil khusus untuk yang pertama kali menapaki jalan hijrah, hendaknya selalu memperbaiki diri dan menambah bekal ilmu.

Mungkin ada diantara sobat yang sudah ngaji, tapi masih doyan dengerin music. Atau mungkin ada diantara sobat yang sudah rutin ikut halaqoh kajian tapi masih pacaran. Atau mungkin sering banget diskusi keislaman, tapi sering juga gossip dan nggak jaga pandangan.

Nah sobat, itu adalah contoh hijrah yang setengah-setengah. Padahal kan dalam hijrah kita harus total. Kalo hijrahnya setengah-setengah, ya pahalanya juga nggak full, bahkan mungkin nggak dapet pahala. Tapi kalo hijrahnya total, maka pahalanya insya Allah maksimal.

Sebagai contoh, marilah kita bercermin dari kisah kaum muslimin di Madinah. Ketika turun ayat tentang haramnya khamr, kaum muslimin tak menunggu waktu dan tak lagi tawar menawar langsung menumpahkan khamr yang mereka simpan di kendi-kendi rumah mereka. Sampai-sampai disebutkan jalanan kota Madinah basah karena tumpahan khamr. Bahkan ada yang langsung menumpahkannya, padahal saat itu dia sudah ingin menenggaknya dan ujung bejana sudah menempel di bibirnya.

Kemudian di kesempatan yang lain, ketika turun ayat tentang wajibnya berhijab, sontak kaum muslimahnya mencari kain yang bisa menutupi rambut dan dada mereka. Sampai-sampai mereka menarik gorden mereka untuk menutupi rambut mereka. Subahanallah ya sob.

Sobat hijrah, tidak ada kata terlambat untuk memulai hijrah. Saatnya kita hijrah jika kita sadar bahwa kita masih berkubang kemaksiatan atau tidak total dalam melakukan perubahan. Jangan pernah minder untuk melakukan kebaikan dan berkumpul dengan mereka yang dalam pandangan kita shaleh dan sempurna.

Berbuat salah itu wajar, selama dia belajar dari kesalahan. Tapi berbuat salah tanpa pernah sadar maka itu kurang ajar.

Renungilah hadits Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam berikut,

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Setiap manusia pernah berbuat salah. Namun yang paling baik dari yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat.” (HR. Tirmidzi Ibnu Majah,Ahmad)

Nah, sob, selain itu Allah berfirman di dalam quran surat  at-Tahrim ayat 8,

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)

Jangan Kembali ke Belakang

Beberapa waktu yang lalu hangat berita tentang artis fulanah yang menanggalkan hijabnya setelah bercerai dengan suaminya. Kemudian beberapa tahun kemudian kembali hangat berita tentang fulanah yang menanggalkan hijabnya karena nyinyiran orang yang mengkritik hijabnya yang belum syar’i.

Dari kasus tersebut kita bisa belajar bahwa hidayah itu memang mahal. Hidayah itu unpredictable alias nggak bisa kita prediksi. Oleh karena itulah hendaknya kita selalu berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala untuk menjaga hidayah itu.

Di sisi lain kita jangan sampai menjadi batu penghalang bagi mereka yang sedang dalam proses hijrah. Jangan suka nyinyir terhadap mereka yang belum total dalam hijrah.

Akhir kalam, mari kita berdoa kepada Allah untuk meneguhkan keimanan kita dengna doa ini,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment