Sebut saja namanya Evi. Evi baru saja hijrah dua bulan yang
lalu. Kini dia mulai merasa nyaman ketika memakai hijab yang lebar dan gamis
yang longgar. Pakaian-pakaian yang ketat kini sudah dia simpan di tumpukan
paling bawah di lemari pakaiannya.
Tidak hanya hijrah dalam cara berpakaian yang syar’i, Evi juga hijrah dari jalan cinta yang
salah dan terlarang. Dia sudah putus dengan pacarnya setelah dia tahu bahwa
pacaran itu haram. Dia bahkan membuang dan memusnahkan semua barang-barang
pemberian pacar, hadiah dan apa pun yang bisa mengingatkannya pada si pacar.
Dulu, evi juga seneng dengerin music. Tapi sekarang evi sudah
berusaha untuk terlepas dari music dan menggantikannya dengan lantunan murotal.
Tapi, lama-lama ada yang salah dengan Evi. Memang sih dia ‘ketagihan’
mendengarkan lantunan murotal. Tapi dia ketagihan bukan karena bacaannya, tapi
siapa yang membacanya. Akhir-akhir ini Evi kesengsem sama seorang Hafidz muda
yang terkenal di youtube dan menjadi perbincangan. Suaranya adem, tampangnya
keren, shalih pula. Pokoknya gambaran ikhwan idaman yang perfect di mata para
akhwat.
Kadang, angan Evi terbang ketika mendengar lantunan suaranya.
Evi jadi sering searching di google tentang si doski dan nggak bosen-bosen
mantengin paras si ikhwan hafidz tersebut. Diam-diam, Evi jatuh cinta dan
menjadi seorang secret admirer. Bahkan foto si ikhwan dijadiin wallpaper
gadgetnya.
Nah lho…
Sobat muda, memang hijrah itu jalan yang panjang dan tidak
mudah ketika kita mengawalinya. Hijrah itu membutuhkan niat yang kuat dan juga
kesinambungan dalam mencari ilmu dan memperdalam pemahaman.
Mungkin saja dalam perjalanan hijrah itu, seseorang sesekali
tergelincir, entah karena sudah tahu tapi tergoda atau memang belum tahu
ilmunya hingga pada akhirnya dia tahu hakikat kebenaran.
Tapi sobat, yang jelas. Selama hayat dikandung badan, proses
hijrah itu harus kita perbaharui. Dan
wabil khusus untuk yang pertama kali menapaki jalan hijrah, hendaknya selalu
memperbaiki diri dan menambah bekal ilmu.
Mungkin ada diantara sobat yang sudah ngaji, tapi masih doyan
dengerin music. Atau mungkin ada diantara sobat yang sudah rutin ikut halaqoh
kajian tapi masih pacaran. Atau mungkin sering banget diskusi keislaman, tapi
sering juga gossip dan nggak jaga pandangan.
Nah sobat, itu adalah contoh hijrah yang setengah-setengah.
Padahal kan dalam hijrah kita harus total. Kalo hijrahnya setengah-setengah, ya
pahalanya juga nggak full, bahkan mungkin nggak dapet pahala. Tapi kalo
hijrahnya total, maka pahalanya insya Allah maksimal.
Sebagai contoh, marilah kita bercermin dari kisah kaum
muslimin di Madinah. Ketika turun ayat tentang haramnya khamr, kaum muslimin
tak menunggu waktu dan tak lagi tawar menawar langsung menumpahkan khamr yang
mereka simpan di kendi-kendi rumah mereka. Sampai-sampai disebutkan jalanan
kota Madinah basah karena tumpahan khamr. Bahkan ada yang langsung
menumpahkannya, padahal saat itu dia sudah ingin menenggaknya dan ujung bejana
sudah menempel di bibirnya.
Kemudian di kesempatan yang lain, ketika turun ayat tentang
wajibnya berhijab, sontak kaum muslimahnya mencari kain yang bisa menutupi
rambut dan dada mereka. Sampai-sampai mereka menarik gorden mereka untuk
menutupi rambut mereka. Subahanallah ya sob.
Sobat hijrah, tidak ada kata terlambat untuk memulai hijrah.
Saatnya kita hijrah jika kita sadar bahwa kita masih berkubang kemaksiatan atau
tidak total dalam melakukan perubahan. Jangan pernah minder untuk melakukan
kebaikan dan berkumpul dengan mereka yang dalam pandangan kita shaleh dan sempurna.
Berbuat salah itu wajar, selama dia belajar dari kesalahan.
Tapi berbuat salah tanpa pernah sadar maka itu kurang ajar.
Renungilah hadits Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam
berikut,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ
التَّوَّابُونَ
Setiap manusia pernah berbuat salah. Namun yang paling baik
dari yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat.” (HR. Tirmidzi Ibnu
Majah,Ahmad)
Nah, sob, selain itu Allah berfirman di dalam quran
surat at-Tahrim ayat 8,
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Jangan Kembali ke Belakang
Beberapa waktu yang lalu hangat berita tentang artis fulanah
yang menanggalkan hijabnya setelah bercerai dengan suaminya. Kemudian beberapa
tahun kemudian kembali hangat berita tentang fulanah yang menanggalkan hijabnya
karena nyinyiran orang yang mengkritik hijabnya yang belum syar’i.
Dari kasus tersebut kita bisa belajar bahwa hidayah itu
memang mahal. Hidayah itu unpredictable alias nggak bisa kita prediksi. Oleh
karena itulah hendaknya kita selalu berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala
untuk menjaga hidayah itu.
Di sisi lain kita jangan sampai menjadi batu penghalang bagi
mereka yang sedang dalam proses hijrah. Jangan suka nyinyir terhadap mereka
yang belum total dalam hijrah.
Akhir kalam, mari kita berdoa kepada Allah untuk meneguhkan
keimanan kita dengna doa ini,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى
عَلَى دِينِكَ
Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat
yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).
BACA JUGA: Kutipan Tentang Hijrah
No comments:
Post a Comment