16 Oct 2015

Aktifis dakwah: menjual diri pada Allah swt



Tahukah kita bahwa kita sebagai aktifis dakwah telah menjual jiwa-jiwa kita kepada allah. Kita tidak mempunyai pilihan lain selain harus menyerahkan “barang” kepada “pembelinya”. Allah swt berfirman:
Sesungguhnya allah telah membeli orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka (yang dibayar) dengan surge untuk mereka ( QS. At-taubah; 111)
Jika allah telah menerima ‘barang’ yang ia ‘beli’ yaitu diri kita, tentunya dia bebas memperlakukan kita semaunya dan meletakan diri kita di tempat yang ia suka. Allah sah-sah saja menempatkan kita di istana atau di penjara. Atau memakaikan baju mewah di badan kita atau pun membuat kita nyaris ‘telanjangt’ kecualii aurat kita atau mungkin menjadikan kita kaya atau miskin. Bias juga allah menentukan kita bearumur panjang atau bahkan menakdirkan kita mati di tiang gantungan, ditangkap musuh dibunuh atau dicincang.
Marilah kita tengok bagaimana kisah-kisah heroic dan meanggetarkan jiwa dari tokoh-tokoh islam yang telah menjual dirinya kepada allah.  Kita lihat bagaimana singa allah yaitu hamzah bin abdul muthalib dibelah perutnya dan dikeluarkan hatinya. Bagaimana pula ketika hindun bin utbah dan para wanita musyrik quraisy menjadikan hidung dan telinga para sahabat yang gugur di medan uhud sebagai gelang tangan dan kaki mereka. Bahkan tidakkah kita mendengar bagaimana perihnya perjuangan rasulullah saw dalam perang uhud. Saat itu wajah beliau yang mulia terluka dan gigi seri dan gigi taring beliau  rontok.
Karena itu, renungkanlah kisah para generasi mulia dan kisah para nabi dan rasul yang berjuang demi meninggikan agamanya. Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api. Nabi zakaria di gergaji. Nabi yahya as. Disembelih, nabi ayyub as. Didera ujian bertahun-tahun hingga lenyap harta dan anak-anaknya. Nabi yunus ‘dipenjara’ dalam perut ikan hiu, nabi yusuf dijual dengan harga murah dan dibui beberapa tahun. Dalam menghadapi itu semua mereka ridho terhadap takdir-Nya.
Salah satu generasi salaf pernah berkata,” seandainya tubuhku digergaji dengan banyak gergaji, hal itu lebih aku sukai daripada aku harus mengatakan  tentang sesuatu yang telah menjadi ketetapan allah.”
Karena itu, bisakah kita menjadi seperti mereka dengan mental sekuat baja? Mereka tidak pernah membenturkan manajemen mereka dengan manajemen allah. Merkea tidak pernah membentukan pilihan mereka dengan pilihan allah. Mereka tidak akan pernah melakukan intervensi terhadap manajemen allah dan kebenaran yang ia emban. Tidak akan pernah mereka mengatakan,”ah, kalau saja hal itu tidak terjadi.”
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment