Sesungguhnya musuh-musuh islam tidak mempunyai argument yang
kuat untuk mempertahankan kebatilan mereka. Karena itulah, reaksi mereka
terhadap dakwah ialah dengan menimpakan berbagai ujian dan siksaan kepada para peambela kebenaran. Hanya inilah
reaksi meraeka yang paling canggih dan selalu mereka gunakan kaetika kehabisan
akal untuk menghadang kebenaran. Hal itu pula yang dilakukan firaun terhadap
musa as saat ia berakata,” aku pasti akan menjadikan kamu salah seorang yang
dipenjarakan (QS. Asy-syuara; 29)
Begitu juga reaksi firaun terhadap para tukang sihir yang
brbalik beariman kepada nabi musa as.
Aku pasti akan
memotong tangan dan kaki kaliansecara bersilang dan menyalib kalian semuanya
(qs. Asy-syuara; 49)
Itu pula reaksi ummayah bin khalaf terhadap bilal bin rabah
saat ia berkata, “allah, allah”. Umayah bin khalaf menyiksa bilal ,
mencambuknya dengan cemeti di tengah terik panas matahari di atas kota mekah dan
menindih perutnya dengan batu. Itu pula reaksi keras orang-orang quraiys
terhadap ammar bin yasir dan kedua orang tuanya.
Begitu pula reaksi yang diterima oleh ibnu taimiyah ddan ibn
qayyim rahimahullah. Begitu pula reaksi para musuh-musuh islam yaitu
orang-orang fasik, munafik dan murtad kepada para pendakwah yang mengajak
manusia kepada jalan yang benar serta para aktifis yang berusaha menolong
agama-Nya pada zaman sekarang ini.
Menyiksa, memfitnah, mengintimidasi dan memboikot. Itulah strategi
terakhir mereka untuk mempertahankan kebatilan yang mereka takutkan akan
kehancurannya. Mereka bearusaha agar sekularisme terus mencengkram masyarakat
di tengah geliat dakwah dan kesadaran akan kebenaran yang terus menjadi.
Jika musuh-musuh islam bereaksi terhadap kita dengan
berbagai intimidasi dan siksaan maka itu tidak ada apa-apanya disbanding dengan
ketegaran kita. Asal kita tegar dalam kebenaran dan bearsabar dengan berbagai
ujian yang mendera, maka hal itu cukup untuk meruntuhkan seluruh rencana jahat
mereka, mengembalikan semua strategi mereka ke leher mereka dan menggagalkan
makar mereka.
Ketegaran, kesabaran dan ketergantungan kita kepada allah
adalah kemenangan dalam sisi yang lain sebelum kemenangan yang sesungguhnya
terwujud. Para kaum kafir dan fasik akan merasa frustasi dengan keras kepalanya
kita dalam jalan dakwah kita. Hal itu hanya menambah beban untuk mereka sendiri.
Benarlah allah dengan firmannya,”katakanlah, matilah kalian
bersama kemarahan kalian.” (ali Imran ayat 119.) Sebab sesungguhnya,”allah
sekali-kali tdak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai
orang-orang mukmin (surah annisa ayat 141)
No comments:
Post a Comment