Semenjak kejadian bom Bali, orang-orang bersikap nyinyir
terhadap pesantren. Apa pasal? Katanya sih, pelaku pemboman mengaku bahwa
mereka adalah santri atau setidaknya pernah nyantri. (wallahu a’lam ya. Saya lebih
bersikap hati-hati dalam menjudge orang. Apalagi tanpa tabayun terlebih dahulu)
maka, jadilah pesantren dianggap sarang teroris dan dituduh tempat pengkaderan
teroris. Wuih! Sebegitunya ya.
Padahal, jauh panggang dari api. Kita tidak pernah megang senjata melainkan
megang pensil sama pena. Kita nggak pernah ngerakit bom. Kalo ngerakit sandal
jepit yang putus sih bisa. Hehe.
Maka jangan heran ketika temanmu bertanya yang macam-macam
pas kamu pulang nanti.
“eh, kamu ngelanjutin dimana?”
“di pondok almadani.”jawabmu.
“waah, kamu nggak diajarin nembak kan? Atau merakit bom? Atau
nyelundupin bahan peledak?”
(giliran kamu yang bingung. Karena seumur hidup di pesantren
paling barter nyelundupin ayam goreng dari dapur dan masak mie rebus pake
setrika.)
No comments:
Post a Comment