Yang namanya santri itu sudah menjadi keharusan untuk saling
berbagi dan berempati dengan sesame santri. Jadi, tak ada ceritanya santri
pelit atau santri yang nggak peduli dengan temannya. Nah, dari sinilah muncul
istilah one for all, all for one untuk para santriawan. Tak tanggung-tanggung,
setidaknya ada tiga hal yang biasanya masuk dalam kategori one for all di
lingkungan santri.
1.
Makanan
Kalo ada ortu yang berkunjung biasanya
membawa makanan. Makanan ini baiknya sih dibagiin ke teman-teman satu asrama
atau satu kamar. Kalo enggak, siap-siap aja kamu menerima balasan yang
setimpal. Jika ortu temanmu datang, kamu bakalan gigit jari karena kamu juga
nggak pernah ngebagiin makanan punyamu ke sesame teman seasrama.
(yang tadinya mau buat jatah satu bulan
abis dalam satu jam. :-D. Jangan risau, yakin deh bahwa itu memang sudah
menjadi tradisi santri. Insya allah berkah dan berpahala.
Untuk pelit sangat tidak dianjurkan karena
itu mencoreng muka kamu sendiri. Masih mending jika teman-teman seasramamu
mengerti dan tak banyak tingkah. Ada lho sebagian santri yang nyinyir dan
sering nyindir ketika nggak cepat-cepat kebagian jatah makanan kiriman. Kan lebih baik memberi sebelum diminta. Hehe
2.
Penyakit.
Ini nih yang bikin repot. Satu orang kena
penyakit yang lain ikut ketularan. Dari mulai penyakit kulit, flu, dan
sebagainya. Makanya jika ada salah seorang sakit, kamu harus siap-siap menjadi
korban selanjutnya. Bagaimana tidak menular, orang ngumpul 24 jam dalam satu
asrama atau kamar. Makanya, jika pas musim sakit, mantra/ dokter pesantren akan
dipanggil ke ponpes dan menangani santri yang kena penyakit. (pak dokter
jadinya kewalahan)
3.
Hukuman.
Kalo ada satu santri yang nggak ngaku
melakukan kesalahan setelah ada bukti-bukti pelanggaran, siap-siap untuk
dihukum satu asrama secara merata. Masih mending jika barang bukti yang
disodorkan bisa diidentifikasi siapa pemiliknya. Contohnya pakaian yang nggak
diambil di jemuran, piring yang nggak dicuci atau jadwal piket yang nggak
dilaksanakan. Tapi untuk kasus yang susah diidentifikasi siapa pelakunya
beresiko akan hukuman one for all. Ini terjadi jika sang pelaku tidak ngaku. (
ini berarti dzalim sama temen seasrama, camkan yaa…)
Contoh konkritnya, mudir asrama menemukan punting
rokok dan ternyata kita nggak bakalan tahu siapa yang ngisep tuh rokok. Nggak mungkin
kan kalo sampe uji sidik jari segala. (lebay jadinya).
Tapi hukuman one for all ini biasanya nggak
bakalan terjadi jika ada saksi yang jujur melihat pelaku kesalahan.
No comments:
Post a Comment