14 Nov 2022

Review Film: Bumi Manusia

 


Sebenarnya sudah sejak dua tahun yang lalu saya ingin menonton film yang satu ini, dan baru kesampaian kemarin via Netflix. Itu pun gak sengaja karena susah tidur gegara batuk yang intens menjelang tengah malam. Ya sudah, daripada gulang guling teu puguh di atas ranjang, saya berinisiatif mengisi waktu dengan menonton film dengan genre sejarah. Tiba-tiba muncul poster Bumi manusia (En. The Earth of Mankind), sebuah film luar biasa yang diadaptasi dari roman karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul yang sama. 'Nah, ini nih film yang dulu sempet pengen gue tonton,' bisik saya. 


Dan ternyata saya tidak kecewa. Saya benar-benar terkesima dan berani memberikan lima bintang untuk film sejarah yang satu ini.


Mas Hanung Bramantyo mampu memvisualisasikan roman setebal 500 halaman tanpa membuang atau menggunting adegan-adegan yang ada di roman. Karena setiap bagian adalah jalinan benang merah yang saling berkaitan satu sama lain. 


Bumi menceritakan tentang Minke, seorang pribumi yang jatuh cinta terhadap Gadis Indo Annelis. Annelis adalah anak dari gundik (nyai) Tuan Herman Mellema yang bernama Nyai Ontosoroh. 


Bumi Manusia menyoroti kasta-kasta sosial di zaman kolonial Belanda. Dimana pada masa itu rakyat pribumi direndahkan harkat martabatnya. Setingkat lebih tinggi adalah para Indo yang tentu saja lahir dari para gundik pribumi yang tidak pernah sah untuk dinikahi. Bahkan strara anak sang gundik yang memiliki darah campuran lebih tinggi dibandingkan sang ibu yang pribumi. Hal ini digambarkan bagaimana Nyai Ontosoroh harus melepas sepatu dan merangkak di pengadilan pribumi saat kematian suaminya yang misterius. Sementara sang anak, Annelis diperintah untuk tetap memakai sepatu dan berjalan tegak. 


Akan tetapi, meski indo dianggap lebih tinggi dari pribumi, dia tak lebih mulia dari Eropa totok yang murni darah Eropa. 


Ada beberapa kutipan yang saya catat dari film The Earth of Mankind. Berikut saya sertakan,


Berbahagialah dia yang makan dari hasil keringatnya sendiri_Nyai Ontosoroh 


Hidup akan memberi segala kepada semua yang mencari tahu dan pandai menerima._Nyai Ontosoroh 


Seorang terpelajar harus sudah adil dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan_Jean


Eropa yang menciptakan hukum. Eropa pula yang memainkannya. Pribumi hanya menjadi penonton dan tukang sorak_Minke




Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment