23 Dec 2022

Mencari Hikmah di Balik Syariat

 "Kenapa orang Islam diharamkan makan babi?" 


Lalu kamu jawab, "Karena babi itu kotor dan mengandung banyak cacing pita." Kemudian benakmu mengingat tentang video amatiran betapa banyaknya cacing pita di sekerat daging babi yang entah sumber videonya dari mana. 


Lalu si penanya menjawab, "jika kemudian peternakan babi itu steril apakah menjadi halal? Bahkan kami mampu membuktikan secara ilmiah bahwa babi yang kami makan tidak mengandung cacing dan kotoran. Jika yang jadi masalahnya ada di cacing dan kotoran, artinya kalau daging babi itu steril jadi halal bagi kalian, begitu? Pun dengan produk turunannya semacam kosmetik atau vaksin?"


Kamu terdiam. Karena kamu tahu bahwa apa pun alasannya, babi tetap haram. 


Kemudian di kesempatan lain ada pertanyaan, "Kenapa perempuan harus berhijab?"


"Karena kalau tidak berhijab nanti jadi korban cat calling dan pelecehan seksual. Bahkan jadi korban pemerkosaan."


Lalu si penanya membalikan logikamu dengan pertanyaan begini, "Tapi kemarin aku mendapatkan kabar seorang perempuan berhijab jadi korban begal payudara dan ada juga orang berhijab jadi korban pemerkosaan."


Berhentilah selalu mencari-cari dan mengaitkan hikmah dibalik perintah-perintah dan kewajiban yang Allah berikan kepada kita sebagai ummat-Nya. 


Hal itu hanya membuat kita terlihat desperated. 

Cukup sudah alasan kita melakukan sebuah perintah atau menjauhi larangan-Nya adalah 'Karena itu sudah diperintahkan dan saya harus taat. Adapun hikmah, itu hanya nomor sekian yang menjadi perhatian kita sebagai seorang hamba yang taat.'


Apakah mengaitkan perintah atau larangan Tuhan dengan hikmah dibalik semua itu tidak boleh? Tentu saja boleh. Bahkan bisa saja itu menguatkan iman kita. Hanya saja, jangan semua hal harus selalu dikaitkan dengan hikmah. Ada perintah yang memang sudah diketahui hikmah dibaliknya. Ada juga perintah syariat yang belum kita ketahui apa hikmahnya. Ilmu Allah itu Luas dan akal kita terbatas. 


Ajaran agama itu dilakukan. Tidak usah selalu harus dirasionalisasi, apalagi dengan rasionalisasi yang tidak rasional.


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment