11 Apr 2022

SEDEKAH MOTOR DAPAT MOBIL, EMANG INI LOTRE!

Sedekah itu ada ilmunya. Sedekah ada fikih dan sisi historisnya juga. Jika ingin sedekah, lihat bagaimana fikihnya. Jika ingin sedekah teladani bagaimana Rasulullah dan para sahabat mengaplikasikan sedekah itu.

Sayangnya, banyak orang yang salah kaprah dalam urusan sedekah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Pertama, sedekahnya orientasi dunia melulu.

Ente sedekah, besok langsung diganti sama mobil. Percaya itu!' ujar seorang ustadz sedekah.

Besoknya ternyata mobil itu tidak kunjung datang. Kecewalah dia karena tertipu konsep sedekah yang salah kaprah.

Padahal, janji diganti dengan 10 kali lipat itu adalah janji pahala akhirat. Bukan duniawi. Adapun di dunia, bisa saja diganti, bisa saja tidak. Itu kehendak Allah.

Hanya saja si ustadz salah kaprah dan memberi sugesti seakan semua sedekah itu adalah keuntungan duniawi. Sungguh murah!

Kedua, tidak memperhatikan prioritas dalam sedekah

Sedekah yang paling utama itu kepada keluarga, kerabat, orang terdekat, yatim, dan seterusnya. Kamu salah besar jika kemudian menyedekahkan semua hartamu sampai 0 rupiah. Kemudian anak istrimu terlantar dan kelaparan. Kamu benar-benar telah mendzalimi anak istrimu hanya karena termakan sesumbar, ‘sedekahkan semua hartamu, Allah akan ganti.’ Sementara kamu lupa ada orang yang wajib dinafkahi. Dan Rasulullah bilang, ‘Sedekah yang utama itu sedekah untuk keluarga.’

Ketiga, menyedekahkan seluruh harta sampai lupa diri sendiri.

Memang ada riwayat yang bilang Abu Bakar menyedekahkan seluruh hartanya. Tapi kita lihat dulu sejarah dan komentar ahli hadits. Abu Bakar itu seorang pedagang yang sangat handal. Ketika dia mengeluarkan semuanya hari ini, besok dia dapet laba lagi dari perniagaannya. Lha kita? Orang PNS misalnya, yang gajian sebulan sekali. Pas udah gajian 100% gajinya dia sedekahkan. Hasilnya, 29 hari dia dan anak istrinya kelaparan. Sedekah itu wajib, tapi bodoh jangan.

Keempat, Ulama mengatakan bahwa sedekah itu maksimal sepertiga dari total harta. Ada haditsnya

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, ia bercerita,

‘Pada tahun haji wada’ Rasulullah SAW mendatangiku untuk menjenguk ketika aku sakit keras. Aku berkata, ‘Ya Rasul, aku kini sakit keras sebagaimana kaulihat. Sedangkan aku orang berharta. Tidak ada yang menerima warisanku kelak kecuali seorang putriku. Bolehkah aku menyedekahkannya sebesar 2/3 dari hartaku?’ Rasul menjawab, ‘Tidak (boleh).’ Aku bilang, ‘Setengahnya?’ ia menjawab, ‘Tidak (boleh).’ Aku bilang, ‘Sepertiga?’ Ia menjawab, ‘Sepertiga. Sepertiga itu banyak. Sungguh, kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya lebih baik daripada kau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, kelak mereka mengemis kepada orang lain. Sungguh, tiada nafkah yang kauberikan karena mengharap ridha Allah melainkan kau diberi pahala atasnya, termasuk nafkahmu yang masuk ke mulut istrimu,’’” (HR Bukhari).

 

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment