10 Apr 2022

Pengalaman ikut Jamaah Lucu

Pengalaman ikut Jamaah Lucu (1/1)

Dahulu, saya pernah ikut satu jamaah yang sangat ekslusif. Pokoknya merasa hanya jamaah ini yang paling benar. Semua orang islam di luar jamaah ini dianggap salah dan tersesat.

Jamaah ini seperti cacing di bawah tanah. Gerakannya sangat rahasia. Bahkan anggota jamaah sendiri tidak pernah tahu siapa 'imam/pemimpin' tertinggi mereka. Disuruh baiat kepada imam, tapi nggak tahu siapa orang yang dikasih baiat. Lucu ya. Padahal, secara hukum syariat, yang namanya baiat itu harus mengetahui dan mengenal siapa yang dikasih baiat.

Mereka sengaja tidak menampakan identitas aslinya dengan alasan keamanan. Konon karena jamaah ini menganggap NKRI sebagai negara toghut. Pancasila juga toghut. Kemudian mendirikan 'negara siluman/negara bayangan.' Negara di dalam negara. Ada presidennya. Bahkan ada jabatan dari mulai gubernur hingga tingkat RT. Semua sangat loyal. Bapak saya pernah jadi gubernur wilayah ‘jawa barat.’ Padahal bapak saya hanya lulusan SD. Hehe.

Di kemudian hari bapak saya menyadari bahwa jamaah ini tidaklah sesuai dengan syariat. Bapak keluar dan serta mereka teman-teman bapak saya mencap bapak saya sudah murtad. Mereka mencaci bapak sebagai orang pecundang. Wkwk.

Jamaah ini menyangka mereka sangat rapi dan rahasia. Padahal, yang sebenarnya, para intelejen negera sudah tahu tentang keberadaan jamaah ini. Hanya saja, tidak ada penindakan karena memang tidak membahayakan. Mereka hanya gerakan dakwah bawah tanah yang ekslusif dan hanya menambah jumlah tanpa melakukan hal apa pun. Jamaah ini tidak akan mungkin melakukan revolusi dan menggulingkan kekuasaan layaknya gerakan dakwah IM atau FPI. Mereka hanya memelihara ilusi, ‘suatu saat kita akan berkuasa’. Mereka memelihara ilusi itu dan sangat yakin. Dan intelejen hanya menonton mereka.

Pengalaman Ikut Jamaah Lucu (2/2)

Kami biasa menghadiri dauroh/kajian selama seminggu sekali. Suatu ketika, seorang ustaz yang biasa memberikan kajian bertanya, ‘Bagaimana pendapat bapak2, apakah orang islam yang bukan jamaah kita itu kafir? Silakan acungkan tangan jika memiliki pendapat itu,’ tanya sang ustadz.

Apa yang terjadi? 80% jamaah itu mengacungkan tangan. Saya tidak termasuk diantara mereka.

Maka sang ustadz tersenyum sembari bilang, ‘Bapak2, orang islam di luar jamaah kita itu masih tetap muslim. Hanya saja mereka berada di dalam dzulumat (kegelapan).’

Saya hanya bisa tertawa di dalam hati. Tetap saja kan. Meski jamaah ini tidak menganggap muslim di luar kelompok mereka sebagai kafir, mereka percaya bahwa jamaah-jamaah lain atau muslim lain itu tidak sempurna imannya sampai mereka masuk ke jamaah itu. bah!

Teman saya dari jamaah itu pernah bilang begini, ‘Bapak saya kalau bicara urusan nikah itu tegas sekali,’ ujarnya dengan nada bangga. ‘Bapak saya tidak akan menerima pinangan seorang lelaki kecuali dari ‘ikhwan.’ Begitulah dia sesumbar. ‘Saya kalo nikah juga pasti nyari yang sudah masuk. Atau paling nggak dengan cewek lain, tapi saya akan berusaha membuatnya masuk ke jamaah.’

Ketika saya mondok dulu (kebetulan saya di pondok jamaah tersebut), teman-teman selalu tanya, “Ortu kamu udah jadi ikhwan belum?’

Supaya nggak banyak komentar, saya jawab saja, “Sudah!” Padahal semua keluarga saya adalah mantan ‘ikhwan’ yang sudah ‘murtad’ dari jamaah tersebut. Wkwk.

Jadi, istilah ‘ikhwan’ adalah untuk menyebut mereka yang sudah masuk ke dalam jamaah. Yang belum masuk ke dalam jamaah itu tidak dianggap ikhwan atau saudara. Ckck. Segitunya ya.

Jamaah yang ekslusif ini selalu mendengungkan ayat-ayat dan hadits tentang pentingnya berjamaah. Sebagaimana hadits berikut ini.

Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak ada baiat di lehernya, maka ia mati dengan cara mati jahiliyah.” (HR. Muslim no. 1851).

Mereka berpikir bahwa hadits ini ekslusif untuk mereka. Jadi, siapa saja yang mati tanpa pernah berbaiat kepada imam jamaah mereka, maka matinya jahiliyah. Wkwk.

Setelah saya mengaji lebih dalam, saya baca kitab2 hadits dan komentar para ulama hanif, justru maksud redaksi hadits ini adalah baiat kepada pemimpin muslim atau khilafah. Ya sah-sah saja setiap organisasi/ jamaah membaiat jamaahnya, tapi jangan sampai menyesatkan organisasi lain yang bukan jamaahnya. Kan kita tidak mungkin baiat ke imam di Indonesia, kemudian menyesatkan muslim di Malaysia karena tidak baiat ke imam Indonesia. Wkwk. Anggap saja organisasi2 muslim ini sebagai prototype dari Negara-negara.

Karena ahlus sunnah itu adalah islam. Dan setiap muslim ahlus sunnah. Selama pegangan kita sama-sama quran dan sunnah, apa pun jamaahnya, mereka adalah saudara seiman. Sesimple itu.

 

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment