"Si Fulan telah gugur dari medan dakwah," seru si A ketika mendengar kabar tentang si B yang keluar dari jamaah kami. Kami mendengar kabar bahwa si B bergabung dengan jamaah dakwah lain dan berkontribusi besar disana.
Aku hanya tersenyum masam. Malas berkomentar. Tapi hati kecil saya merutuk, 'Betapa sempitnya pikiranmu. Betapa piciknya jika kamu berpikir bahwa tugas dakwah itu hanya diemban oleh kamu atau jamaahmu sendiri.'
Aku sering menemukan orang macam si A ini. Mereka beranggapan bahwa hanya jamaahnya yang paling benar, yang lain tidak ada apa-apanya. Maka ketika seseorang keluar dari jamaah/yayasan/atau kumpulan pengajiannya, orang itu akan dicap telah gugur dari medan perjuangan dakwah.
Maka saya teringat pesan asatidz kami di Hasmi, dimana disinilah saya bernaung dalam berjamaah. Asatidz kami, jika menemukan ada teman-teman kami yang lebih memilih hengkang, maka selalu diberi pesan, "Semoga kamu menjadi pribadi yang lebih baik di tempatmu yang baru. Tetap bawa semangat dakwah dimana pun kamu berada."
Inti dari setiap jamaah dakwah itu sama. Hanya nama dan gerakannya yang berbeda. Tak perlulah mencap orang-orang yang keluar dari satu jamaah, kemudian masuk ke jamaah yang lain sebagai pecundang. Karena boleh jadi, di tempat yang baru, dia lebih baik dan lebih diridhai oleh Allah. sementara mulut kita berbusa dengan keburukan karena menjelek-jelekan pihak lain.
No comments:
Post a Comment