MENULIS FIKSI HOROR HARAM?
Aktifitas menulis pada dasarnya aktifitas yang melibatkan wawasan, pengetahuan dan kreatifitas. Sebagian orang menulis untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan, sebagian yang lain meniatkannya hanya sebatas hiburan.
Siapa pun bebas menulis sesuai dengan passionnya masing-masing. Setiap orang bebas menulis apa pun yang dia suka.
Hanya saja, bagi penulis muslim (yang taat), harus memperhatikan kaidah-kaidah dalam menulis sehingga tidak menyalahi syariat. Kita mafhum bahwa setiap tulisan yang kita tulis akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
Lalu bagaimana dengan menulis kisah-kisah horror? Apakah dibolehkan?
Ada 6 hal untuk menimbang boleh atau tidaknya menulis kisah/fiksi horror
Pertama, fiksi horror tidak menyalahi aqidah islam dan mempromosikan kesesatan. Jika kisah yang ditulis menyalahi syariat, maka haram hukumnya. Misalkan, kamu menulis kisah bangkitnya mayat dari kubur, roh yang gentayangan dan semisalnya, maka jelas hal ini menyalahi syariat dan hukumnya berdosa.
Kedua, fiksi horror tidak menempatkan kekuatan ghaib sebagai tempat berlindung selain Allah. Misal, kamu menulis kisah seseorang yang selamat karena bantuan dukun, atau seseorang yang selamat karena meminta perlindungan pada roh ghaib. Maka ini adalah kesesatan yang sangat fatal.
Ketiga, fiksi horror hendaknya menempatkan Tuhan sebagai tempat bergantung. Selama ini, kita dicekoki bahwa ada hantu-hantu yang menakutkan lewat kisah horror. Sehingga kita takut pada makhluk ghaib. Rasa takut itu wajar, sebagaimana kita juga takut pada binatang buas, kegelapan malam dan orang jahat. Hanya saja, jangan sampai ketakutan pada makhluk ghaib (baca: jin, hantu dst) membuat dia lupa bahwa Allah tempat bergantung dan berlindung.
Keempat, Menempatkan manusia sebagai makhluk paling mulia. Banyak kita temukan kisah horror dimana manusia mati atau binasa karena terror makhluk halus. Padahal, pada kehidupan nyata, tidak ada kasus seseorang mati karena dibunuh hantu atau jin. Kalau mati karena dibegal atau pembunuhan sesama manusia sih banyak. Jadi setan manusia lebih ganas dari pada setan ghaib. Nah, jadi pastikan narasimu juga begitu.
Kelima, kisah tidak memuat hal-hal klenik, khurafat dan bidah yang menyesatkan. Misal jampi-jampi, jimat, dan semaamnya. Orang awam yang membaca hal ini bisa jadi akan terpengaruh dan terjerumus pada kesesatan
Keenam, konsultasikan dan minta saran kepada orang yang paham agama sebelum kamu menuliskan kisahmu
Ini hanya opini pribadi saya Jika kamu punya pendapat lain, feel free for sharing.
Selamat berkarya.
No comments:
Post a Comment