Selama ini pikiran kita telah dibombardir tentang definisi kesuksesan ala motivator dan coach-coach yang mengagumkan. Bagaimana supaya bisa memiliki penghasilan yang besar, bagaimana sukses di masa muda, bagaimana begini dan begitu, bla..bla…bla…
Memangnya salah ya kalau kita bisa sukses dan kaya raya?
Tidak salah kok. Kekayaan itu baik. Yang tidak baik itu orang yang kaya tapi
lupa hakikat diri. Bahkan beberapa bentuk ibadah pun membutuhkan kekayaan,
haji, umroh, sedekah, dan jihad misalnya.
Hanya saja, kemudian kita berpikir bahwa kalau kita belum
kaya juga, kita gagal. Kalau kita belum nikah di usia yang semakin merangkak
naik, kita telah kalah. Kalau kita belum bisa mengenyam pendidikan yang tinggi,
kita telah menjadi pecundang.
Kita benar-benar terpuruk karena ukuran kesuksesan yang
salah kaprah.
Emangnya salah mengukur kesuksesan dari kekayaan, percintaan
yang baik dan pendidikan yang tinggi? Tidak salah. Hanya saja yang salah adalah
menganggap bahwa hal itu adalah segala-galanya dalam hidup kamu.
Begitu juga pandangan orang lain terhadap kita. Ketika mereka
tahu pekerjaan kita begitu-begitu saja, mereka memandang kita dengan tatapan
meremehkan. Ketika kita belum kunjung menikah, mereka mengasihani. Ketika pendidikan
tak tinggi, mereka memandang sebelah mata.
Mindset mereka dan kita sama. Sama-sama kadaluarsa. Sukses itu
kaya. sukses itu begini dan begitu.
Ingatlah! Selama kamu telah berusaha dan berikhtiar dan
introspeksi, maka kamu sudah sukses, tak peduli seperti apa hasilnya.
Rasulullah saw pernah menceritakan kepada kita, bahwa di
zaman bani Israel dulu, ada Nabi yang diikuti ribuan pengikut, ada nabi yang
diikuti ratusan pengikut, puluhan pengikut, belasan pengikut, bahkan ada nabi
yang diikuti oleh satu dua pengikut. Yang paling ‘ngenes’ ada nabi yang tidak
memiliki pengikut.
Apakah nabi yang tak punya umat itu gagal dalam dakwahnya? Tentu
saja tidak. Mereka sukses mengemban dakwah. Karena yang Tuhan lihat adalah
prosesnya, bukan hasilnya.
Jadi, jangan pernah malu ketika menyebutkan apa pekerjaanmu,
sampai mana pendidikanmu, dan apa statusmu saat ini.
Sebaliknya, jangan pernah memandang remeh karena seseorang
belum punya penghasilan besar dan hidupnya biasa-biasa saja. Karena siapa tahu
di pandangan Allah dia lebih sukses daripada kamu.
No comments:
Post a Comment