9 Sept 2021

JANGAN RUSAK MASJID AHMADIYAH

Beberapa hari yang lalu, ramai berita pengrusakan masjid jemaat Ahmadiyah di Kalimantan. Sontak hal itu membuat semua orang mengkritik aksi pengrusakan tersebut. MUI pun mengeluarkan penyataan resmi. MUI menegaskan bahwa Ahmadiyah memang sesat dan menyimpang dari islam, tapi itu bukan alasan untuk bertindak barbar dengan merusak masjid/rumah mereka.

Saya sepakat dengan statement MUI sebagai manifestasi dari kepentingan umat islam di negeri kita tercinta. Kita tidak bisa serta merta bertindak barbar terhadap mereka yang sesat dan menyesatkan, karena ada hukum yang harus ditaati.

Tapi jika mereka dibiarkan, ummat akan banyak yang tersesat, begitulah alasannya.

Harusnya pertanyaan itu dikembalikan kepada kita masing-masing. Kok bisa ummat tersesat sehingga mengikuti aliran-aliran menyimpang seperti Ahmadiyah dan Syiah? Kenapa bisa begitu? Itu justru barangkali salah kita sendiri yang tidak pernah punya niat untuk berdakwah. Kita abai memelihara tauhid umat dan masyarakat. Kita kalah oleh militansi orang Ahmadiyah dan syiah. Mereka giat 'berdakwah' sementara kita ongkang-ongkang kaki. Ketika ada tetangga kita, warga kita, masyarakat kita yang 'murtad' baru kita koar-koar sembari membakar masjid dan rumah mereka. Apa kita tidak malu? Itu salah kita sendiri karena barangkali kita abai dalam berdakwah.

100% saya yakin bahwa orang-orang yang masuk Ahmadiyah dan Syiah adalah mereka yang imannya lemah, sehingga termakan ideologi yang menyimpang. Maka inilah bukti bahwa dakwah masih belum ditegakan.

Sesesat-sesatnya Ahmadiyah yang mengakui Mirza gulam sebagai nabi, atau syiah yang tidak mengakui Abu Bakr dan Umar,  tidak lebih sesat dari pengakuan Nabi Isa sebagai anak Tuhan. Tidak lebih sesat dari orang yang mengakui banyaknya dewa-dewa yang mengendalikan alam. Padahal, urusan Nabi dan para sahabat 'lebih sepele' dibandingkan urusan 'Keesaan Tuhan.' Lantas, apakah kita diharuskan menghancurkan gereja dan pura? Tentu saja tidak. ISLAM SANGAT-SANGAT MELARANGNYA. Maka, begitupun dengan masjid-masjid Ahmadiyah dan Syiah. Mereka tidak lebih sesat dari agama-agama lain selain Islam. Kita sah-sah saja mengakui agama kita paling benar, sebagaimana mereka mengakui ideologi mereka yang benar. Humanisme harus tetap ada. Kita harus berdakwah dengan giat sebagaimana mereka 'merekrut dengan cara mereka sendiri.

Ketika ada orang Kristen bilang, Islam itu agama yang salah, selama itu diucapkan di forum internal mereka, itu tidak jadi soal. Sebagaimana kita juga punya hak membahas kristologi dan mengakui agama kita yang paling benar dalam lingkup kita. Pun dengan Syiah, selama mereka tidak menghina para panutan termulia di hadapan saya, saya akan memperlakukan mereka sebagai manusia.

Saya pernah mendengar, bahwa komunitas Ahmadiyah Inggris terkenal sangat humanis dan dermawan dengan kegiatan donor mereka. Apakah saya menganggap mereka hina hanya karena kesesatan mereka? Tentu saja tidak. Sebagai sisi nilai humanisme, saya memuji kedermawanan mereka yang sampai-sampai mampu mendonorkan mata. Sebagaimana saya juga mengapresiasi orang Yahudi, Nasrani atau siapa pun yang memiliki andil dalam kemanusiaan. Saya mengapresiasi nilai humanisme, bukan nilai-nilai agama mereka. Lha, sudah jelas di hati saya, bahwa islam yang paling benar. Adapun, humanisme, dimana-mana ada.

Silakan jika ada pendapat, sampaikan dengan sopan. Disini diskusi, bukan persekusi dan nyari sensasi.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment