‘Jika sandalmu hilang di masjid, itu ujian paling ringan. Tetapi jika sandalmu tidak pernah ada di masjid, itulah ujian yang berat.’
Kutipan di atas mungkin respon satire dari budaya kehilangan sendal sehabis shalat jumat atau shalat tarawih. Tapi walaupun kutipan itu bernada candaan dan satir, tapi begitu besar makna yang terkandung di dalamnya.
Setidaknya saya mendapatkan satu pelajaran bahwa sendal yang biasa kita pakai ke masjid kelak akan menjadi saksi di hadapan Allah subhanahu wata'ala. Sendal itu akan menjadi saksi yang membela kita di yaumul hisab bahwa kedua kaki kita telah berada di jalan ketaatan dengan menghadiri shalat-shalat berjamaah dan majlis taklim. Sendal itu menjadi pemberat timbangan amal kita. Sendal itu akan memberi kesaksian bahwa kita adalah hamba yang tidak pernah absen atau setidaknya sering ke masjid untuk shalat berjamaah.
Pun sendal yang hilang, mungkin kelak akan muncul bahwa kita memakai mereka ke masjid, dan ketika sendal itu hilang kita mengikhlaskannya, sendal kembali bersaksi tentang ujian tersebut. Subhanallah.
No comments:
Post a Comment