14 Jan 2021

JASA ORANG DIINGAT, JASA ALLAH TERLUPAKAN

Bayangkanlah bahwa suatu hari kita tengah jogging mengitari perkampungan. Di tengah jalan kita bertemu dengan penjual eskrim. Kita berpikir, sepertinya enak selepas lari-lari menjilati dinginnnya eskrim. Kita pun merogoh saku celana training kita dan menyadari bahwa kita lupa membawa dompet.

Di tempat yang sama, tak disangka-sangka ada seorang teman yang juga tengah selesai jogging, kemudian mentraktir kita.

Apa yang akan kita rasakan? Tentunya kita merasa senang luar biasa dan berterima kasih kepada teman yang baik hati tersebut.

Kasus yang lain, kita misalkan kita tengah berada dalam kondisi sulit dan terjepit karena desakan kebutuhan ekonomi. Mungkin kita membutuhkan uang untuk biaya berobat orangtua kita atau anak kita. Sementara di saat itu saldo di rekening kita tidak mencukupi untuk membawa mereka ke rumah sakit. Segala usaha telah kita lakukan untuk bisa mendapatkan pinjaman uang sehingga bisa membawa orang tercinta ke rumah sakit dengan segera.
Sayang sekali, tak ada jalan keluar. Tak ada orang yang bisa meminjami kita uang karena memiliki kondisi yang sama, yakni kesulitan ekonomi.

Kemudian tiba-tiba datang seorang teman yang baik hati menawarkan bantuan pinjaman lunak. Dalam artian, kita bisa mengembalikan uangnya kapan pun ketika kita siap dan punya cukup uang untuk membayar piutang.
Tentunya kita akan sangat bersyukur, berterimakasih berkali-kali, dengan perasaan penuh rasa haru. Bahkan kita menyertakan si penolong dalam doa-doa kita yang panjang. Bahkan bisa saja kita anggap si penolong dengan sebutan malaikat penolong.

Hanya orang-orang bodoh dan tak tahu diri jika mereka tidak mau berterimakasih kepada orang yang telah mengulurkan tangannya untuk membantu. Sebejat apa pun seorang manusia, hatinya akan luluh dan terenyuh ketika mendapatkan bantuan, perhatian dan empati dari sesama manusia.

Pertanyaannya, kita begitu mudah untuk mengungkapkan rasa terimakasih kita, rasa syukur kita dan rasa haru kita kepada saudara-saudara kita yang telah mengulurkan tangannya kepada kita. Tapi kita terkadang lupa mengucapkan terimakasih dan bersyukur kepada Allah yang mengutus orang tersebut untuk menolong kita. Kita lupa kepada Yang Di Atas, yang menolong kita dengan perantaraan hamba-Nya.

Ketika kita meminta uang, tidaklah mungkin uang tersebut tiba-tiba turun dari langit dalam bentuk hujan uang. Mungkin Allah turunkan uang itu dengan cara yang lain, yang tentu saja masuk akal. Ketika kita membutuhkan pertolongan, maka Allah turunkan pertolongannya lewat tangan-tangan hamba-Nya yang telah Allah gerakan untuk mengasihani kita.

Sayangnya, seringkali kita lupa, atau mungkin abai, atau tidak menyadarinya. Sehingga kita begitu habis-habisan memuji saudara kita yang menolong kita tanpa pamrih, tapi kita melupakan Allah yang menggerakan hati hamba-Nya untuk menolong kita.

Bukan berarti kita tidak perlu berterimakasih kepada sesama yang telah berbagi empati untuk kita. Tapi hendaknya kita juga tidak melupakan Allah Subhanahu wata'ala dalam pengungkapan rasa syukur.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment