6 Nov 2020

7 Alasan Kenapa Kamu Tidak Layak Menghakimi Orang Lain

 Menghakimi seseorang tidak menentukan siapa mereka, tapi itu mendefinisikan siapa diri Anda yang sesungguhnya.

Terlepas dari siapa pun kita, sepertinya hampir setiap orang pernah menilai orang lain. Mungkin karena hal-hal kecil, seperti rekan kerja yang terlalu lama mengambil istirahat makan siang. Atau mungkin karena masalah yang lebih besar, seperti orang yang berperilaku egois atau menyakiti perasaan kita.

Psikolog dan guru meditasi Tara Brach sering menceritakan kisah ini: Bayangkan Anda sedang berjalan melalui hutan dan Anda melihat seekor anjing kecil. Anjing itu terlihat lucu dan ramah. Anda mendekati untuk membelai anjing. Tiba-tiba ia menggeram dan mencoba menggigit Anda. Anjing itu tidak lagi tampak manis dan Anda merasa takut dan mungkin marah. Kemudian, saat angin bertiup, daun-daun di tanah terbawa arus angin dan ketika itu Anda menyadari bahwa salah satu kakinya terperangkap dalam perangkap. Sekarang, Anda merasa kasihan pada anjing itu. Anda tahu anjing itu menjadi agresif karena kesakitan dan penderitaan.

Apa yang bisa kita pelajari dari cerita ini? Dari cerita ini kita belajar untuk tidak mudah menghakimi orang lain.

Pertama, kita tidak bisa menelan kembali kata-kata kita yang dilontarkan untuk mereka.

Kita mungkin pernah mencaci atau membicarakan orang lain. Tapi, meskipun kita sudah meminta maaf, tapi mereka tidak akan pernah lupa bahwa kita pernah mengatakan hal buruk tentang mereka.

Kita mungkin saja bisa menghapus postingan di facebook atau instagram yang menyindir seseorang atau menyebarkan hoax tentang seseorang. Tapi tentu saja menghapus postingan tidak serta merta menghapus memori setiap orang yang pernah melihat atau membacanya.

Kedua, kita tidak pernah tahu kehidupan orang lain

seperti anjing dalam perangkap itu, kita benar-benar tidak tahu alasan perilaku seseorang. Mungkin seseorang menjadi pemarah karena dia diasuh dengan pola asuh yang salah oleh keluarga dan lingkungannya. Mungkin seseorang menjadi pribadi yang dingin dan cuek karena memiliki beban hidup yang tidak kita ketahui tentangnya.

Ketiga, ingatlah kebaikannya

Hampir setiap orang yang pernah kita temui memiliki sisi baik dan positif yang bisa kita temukan dalam pribadi mereka. Alih-alih berburuk sangka dan menilai buruk ucapan atau perbuatan mereka, hendaknya kita melihat sisi positif dari kehidupan mereka.

Keempat, tempatkan kita di posisinya

Setiap orang tidak suka dihakimi atau dibicarakan oleh orang lain. Sebelum kamu benar-benar menghakimi seseorang, tanyalah diri sendiri, apakah kamu juga rela jika orang lain membicarakan atau menghakimimu, terlepas dari benar atau salah sesuatu di mata mereka.

Kelima, menilai diri sebelum menilai orang lain

Sebelum menghakimi dan menilai orang lain, sempatkan untuk menatap diri sendiri dan berkata di dalam hati,

‘Apakah saya lebih baik dari dia?’

‘Apakah saya suci dan bersih dari kesalahan sehingga saya berhak menghakimi orang lain?’

‘Apakah saya pantas menghakiminya sementara saya pernah mengalami kesalahan?’

Terkadang, kita mungkin menilai seseorang atas sesuatu yang kita lakukan sendiri, atau telah kita lakukan di masa yang lampau. Misalnya, saat kamu berteriak kepada seseorang saat kamu sedang mengemudi, tanyakan pada diri kamu, "Pernahkah saya mengemudi dengan buruk?" Tentu kita semua pernah.

Keenam, barangkali kita menghakimi seseorang hanya karena dia tidak sama dengan kita

Setiap orang tentu berbeda dan tentu terkadang perbedaan itu menimbulkan ketidaknyamanan diantara kita. Terkadang, kita harus menolerir perbedaan. Boleh jadi satu hal itu dianggap kurang sopan di mata kita, tapi di mata dia itu bukan satu hal yang buruk.

Albert Einstein berkata, “Semua orang jenius. Tetapi jika Anda menilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon, ia akan menjalani seluruh hidupnya dengan anggapan bahwa ia bodoh. "

Ketujuh, beri satu alasan yang bisa meringankan mereka

Terkadang kita menghakimi seseorang yang berbuat salah, sementara dia tidak menyadari telah melakukan kesalahan. Bahkan dia tidak tahu bahwa itu salah. Atau dia melakukan kesalahan bukan karena sengaja. Berilah permakluman dan maafkan. Karena tidak ada satu pun manusia yang dengan sengaja melakukan sesuatu yang membuat orang lain marah atau jengkel.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment