2 Jul 2020

MEMAHAMIMU TAK MENGENAL BATAS WAKTU


KEMARIN, ada seseorang yang curhat kepada saya bahwa dia ragu untuk melangkah ke pelaminan karena belum merasa mengenal calon suaminya. Dia berpikir bahwa lelaki itu cenderung cuek dan arogan. Dia juga berpikir takut menyesal di kemudian hari jika dia tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Meski dia sudah istikarah berkali-kali, dia merasa ada keraguan dan merasa takut kisah cintanya gagal. 

Sebenarnya saya merasa tidak percaya diri jika ada orang lain yang consult kepada saya tentang cinta, perjodohan, atau hal semacamnya. Pertama, karena usia pernikahan saya masih seumur jagung sehingga belum memiliki banyak pengalaman dalam hal ini. Kedua, saya juga belum merasa menjadi suami yang baik menurut penilaianku sendiri.

Tapi apalah daya, aku tidak bisa mengabaikan.

Sebenarnya, mengenal calon pasangan itu bukan hanya ketika kita taaruf dengannya dengan bertukar biodata. Atau –jika mereka menemukan pasangan di media sosial- biasanya disertai dengan stalking di dumay, atau tanya ke teman-temannya tentang kebiasaan, karakter san sifat dia. Bla…bla..bla…kemudian kita beranggapan setelah itu kita sudah 100% mengenalnya luar dan dalam sehingga kita mantap untuk menikah.

Tidak! Perjalanan mengenal pasangan itu tidak mengenal batas waktu. Ya, kita perlu mengenalnya ketika proses ta’aruf, tapi itu bukan jaminan kita mengenal dia seutuhnya. Kelak, kita akan mengetahui fakta baru tentang dirinya setelah kita benar-benar menikah dengannya. Tentang kebiasaannya, sifatnya, kecenderungannya, keunikannya dan semacamnya. 

Mungkin sebelum menikah kamu tak tahu dia mendengkur ketika tidur. Dan setelah menikah, baru kau sadar bahwa kau terganggu dengan dengkurannya. Sebelum menikah mungkin kamu berharap dia humoris, tapi ternyata setelah menikah kau baru menyadari dia terlalu pendiam, meski pada dasarnya dia bertanggungjawab. Yakinlah, tidak ada pribadi yang sempurna. Termasuk bakal pasanganmu itu. 

Maka sadarilah bahwa memahami dan mengenal pasangan itu adalah perjalanan sepanjang hidup. Itulah kenapa ada orang yang begitu gampang memutuskan bercerai. Itu bisa jadi karena mereka tidak bisa memahami diri mereka masing-masing. Mereka gampang memutuskan kata ‘pisah’ karena gagal memahami dan mengerti belahan jiwanya. (Meski saya tidak menghakimi bahwa setiap mereka yang bercerai itu gagal dan buruk. Bisa jadi ada sebagian yang memilih bercerai karena tidak ada lagi jalan lain selain menempuh perceraian. Tapi kita tentu tidak membahas tentang hal ini di artikel ini)
Ada orang yang bilang, “Makanya pacaran dulu, biar bisa kenal luar dalam.’ Istilahnya penjajakan.

Kita lihat mereka yang pacaran. Seorang perempuan diperlakukan seperti piala bergilir. Putus dari A jadian dengan B. Putus dari B jadian dengan C. Mereka ‘putus’ ketika ada satu ketidakcocokan. Begitu terus menerus tiada akhir. Hingga akhirnya mereka menyesal. Entah menyesal karena menghabiskan waktu dan energy dalam cinta semu. Entah menyesal karena kehormatan terenggut atau penyesalan lainnya. 

Tapi ketika sudah menikah kita sadar bahwa kita sudah berkomitmen sehingga tidak segampang itu mengatakan ‘putus atau cerai.’ Karena cinta itu selalu mengenal yang namanya ujian. Kita pikir ujian itu hanya ada di sekolah? Kita pikir ujian itu hanya ada di dalam pekerjaan dengan gaji yang minim atau bos yang galak misalnya. Ujian itu termasuk dalam urusan cinta. Ada kalanya kita kesal pada pasangan. Ada kalanya kita marah, tapi disitulah cinta diuji untuk sebuah pembuktian akan kesejatiannya.

Buat kalian yang mungkin merasa ragu dan menarik mengulur rencana pernikahan sebelum atau setelah ta’aruf, sadarilah bahwa kalian harus memutuskan untuk melangkah dan melanjutkan episode ke jenang pernikahan. Hilangkan keraguan karena itu adalah umpan setan untuk menghalangimu dari pernikahan. Setan akan membisikan keraguan di hatimu;

‘Bagaimana jika dia ternyata begini dan begitu.’
‘Bagaimana jika dia ternyata tak sebaik yang kamu bayangkan.’
‘Bagaimana jika kamu salah pilih.’
‘Bagaimana jika kamu menyesal nanti.’
‘Bagaimana jika dia ternyata malas, pemarah, jutek, bla…bla…
Dan bagaimana-bagaimana lainnya bermunculan di benakmu.

Yakinlah, bahwa jika secara lahiriyah kamu mengenal dia sebagai orang yang baik dan bertanggungjawab maka bismillah. Go ahead. Jangan hiraukan keraguan yang dibisikan setan di benakmu itu.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment