17 Jul 2020

KETIKA TKW PULANG KAMPUNG


WAK karmilah sudah pulang dari Saudi setelah menjadi TKW selama dua tahun lamanya. Kontraknya habis dan dia bilang ingin memperpanjang kontrak di majikan yang sama. 
 
“Beruntung atuh, soalnya majikan saya mah orangnya baik. Tidak seperti majikan si Nunung dari Riyadh yang kejam.” Aku wak Karmilah sembari mengeluarkan oleh-oleh dari Saudi untuk suguhan para tetangga yang berkunjung karena rasa penasaran dengan semua cerita yang dia bawa dari Saudi sebagai TKW. Janda beranak dua tersebut memang sudah go internasional dalam dunia asisten rumah tangga. Empat tahun di hongkong, dua tahun di Malaysia dan dua tahun terakhir di Saudi adalah jam terbang yang cukup menjamin bahwa Wak Karmilah sudah punya segudang pengalaman dalam dunia per-TKW-an. 

Kami para tetangga, selain menunggu ceritanya (tentu saja) juga menunggu buah tangan dari Arab Saudi jatah kami. Ada minyak zaitun, kurma dan hena. Adikku senang sekali diberi hena arab oleh Wak Karmilah.

“Wak, ada pengalaman lucu nggak selama di Arab Sana.”

“Loba pisan.” Timpal Wak Karmilah. “Say amah kalo lagi kesel sama anak-anak majikan yang bangornya minta ampun, suka teriak-teriak. Bentakin mereka sepuasnya.”

“Lho, memangnya emaknya nggak marah?”

“Tidaklah.” Jawab Wak Karmilah dengan senyum dikulum. “Soalnya saya bentakin mereka pake basa sunda.”

“Misal?” tanyaku penasaran.

“Misal. Kalo mereka berantakin mainan, saya bilang ke mereka, “Bong Balangor pisan maneh the bag*ng. ngajedog. Pikakeuheuleun pisan! Mereka cuman bengong dikatain pake basa sunda. Tapi ya wak mah ngerasa udah plong, bisa puas marahin.”

Kami Cuma tersenyum.

“Terus majikan perempuan suka ngeselin juga. Suka nguji kesaraban dan keimanan. Misal, pas udah nonton filem, mereka suka sengaja berantakin cangkang kwaci di lantai. Sengaja biar saya cape.”

“Lah, emang tugas pembantu bersih-bersih kan wak.”

“Angger pikakeuheuleun. Sengaja si nyonya nyelipin cangkang kuaci di bawah karpet. Abis itu dia nanya, ‘Udah bersih-bersih?’ Wak jawab ‘Udah’. Eh, si nyonya balikin karpet sambil bilang, ‘Yang dibawah belum dibersihkan, Karmilah. Rasana teh asa hayang ngalegleg bullet-bulet tah.”

Kami tertawa terbahak-bahak.

“Paling sebel sama majikan laki-laki. Ganjennya seperti abege wae. Suka lirik-lirik gitu. Cuman wak mah suka tegas. Suka ngancem kalo dia macem-macem ke wak, wak mau lapor ke majikan perempuan.”

“Wah, ternyata suami takut istri juga nggak cuman di Indonesia ya, wak.” Timpal si Sapnah. Kami lagi-lagi tertawa.

“Tapi kalo pembatunya bangor mah, tetap aja dilayanin. Contohnya si Saritem, dari Cilacap. Teeet….. sensor. Saya sendiri tak mau menulis ulang ghibahan Wak Karmilah.

Tapi yang jelas, setelah mendengar cerita-cerita seru Wak Karmilah sebagai TKW Go International, saya tertarik untuk menulis cerita-cerita tentang TKW. Maka terbersit di benak saya ide menulis novel dengan genre Comedy-romance dengan kisah seorang TKW.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment