26 Jun 2020

BANGSA PALESTINA ‘LEBIH YAHUDI’ DIBANDING ORANG ISRAEL


SELAMA ini Israel selalu sesumbar bahwa mereka memiliki legitimasi kuat untuk menginvasi tanah Palestina tersebab mereka adalah keturunan asli Yahudi Kuno yang ribuan tahun lalu sudah mewarisi tanah Yerusalem. Tapi seorang sejarawan Yahudi asal Tel Aviv, Shlomo Sand justru memutarbalikkan klaim itu di dalam buku The Invention of Jewish People.

Di dalam buku The Invention of Jewish People orang Palestina lebih mungkin memiliki kemiripan dengan Yahudi kuno daripada orang Israel itu sendiri. Bangsa Palestina telah diam di tanahnya sendiri dan merupakan keturunan dari para leluhur yahudi yang melakukan konversi ke dalam agama Kristen di masa kekuasaan Kristen, kemudian sebagian besar mereka memeluk islam setelah kekuasan islam.
Sebagaimana diketahui, orang-orang Israel adalah orang yahudi yang didatangkan dari berbagai penjuru dunia. Ada yahudi rusia yang berkulit merah, yahudi eropa yang berkulit putih, yahudi Ethiopia yang berkulit hitam dan yahudi arab dari semenanjung arab. 

Dipuji di dunia internasional sebagai seorang sejarawan yang jujur, Sand justru mendapatkan cacian di Israel, terutama dari kalangan sejarawan arus utama. Dia dilabeli anti-Zionis, Anti-Yahudi, Anti-Israel, dan Yahudi Pembenci Yahudi. Sand sendiri lebih suka menyebut dirinya post-Zionis.

Menurut Sand, adalah tindakan bodoh jika orang-orang Yahudi mengklaim memiliki hak untuk menguasai tanah palestina setelah 2000 tahun berlalu.  

“Pertama-tama, jika Anda ingin mengubah dunia seperti 2.000 tahun lalu, maka dunia akan menjadi gila. Coba Anda bayangkan, mengeluarkan semua orang kulit putih dari New York dan mengembalikan suku-suku Indian seperti sebelum era kolonisasi. Anda tahu, sekitar 300 tahun lalu, Indian mendominasi Manhattan. Jika itu dilakukan, maka dunia akan menjadi sesuatu yang gila. Mengklaim kembali hak setelah ribuan tahun itu sesuatu yang gila.

Kedua, saya sangat yakin bahwa kemungkinan orang Palestina keturunan “Yahudi kuno” yang hidup 2.000 tahun lalu jauh lebih besar ketimbang kami (orang Israel). Sebab, sebagai sejarawan, saya menemukan bahwa Yahudi tak pernah diasingkan dari Palestina (oleh Romawi pada 70 M). Dalam hipotesis saya, bagian terbesar dari populasi Yahudi monoteis di Palestina mengubah keyakinan mereka ke monoteisme Kristen dan kemudian ke monoteisme Islam. Dengan begitu, kemungkinan anggota Hamas (kelompok perlawanan Palestina) yang lahir di Hebron sebagai keturunan “Yahudi kuno” jauh lebih besar daripada saya yang lahir di Eropa.” Tutur Sand dalam sebuah wawancara dengan media palestina. 

Apakah tidak ada kemungkinan penakluk Arab mentransfer populasi ke Palestina pada Abad ke-7 Masehi?

Tidak ada bukti sejarah terkait itu. Saat bangsa Arab tiba di Palestina, mereka sebagian besar tentara dan, seperti kebanyakan penakluk, mereka berhubungan dengan perempuan setempat. Karena itulah populasi selalu berubah karena berbaur. Maka tak heran jika kita melihat bahwa bangsa arab Palestina dan sekitarnya agak berbeda dengan bangsa arab dari negara-negara murni arab. Mereka lebih terkesan memiliki wajah semi eropa. Seperti campuran antara arab dan eropa. 

Satu problem di Israel adalah mereka berupaya mendasarkan kebangsaan kepada etnis, bukan kepada kewarganegaraan. Karena Israel adalah negara yahudi, bukan negara Israel. Setiap orang yang hidup di Israel, baik Yahudi maupun Palestina, harus hidup setara. Definisi bangsa di sini haruslah “orang Israel” bukan “orang Yahudi”, dan dasarnya harus kewarganegaraan dan bukan etnik.

Tapi hingga kini, Israel mendefinisikan dirinya sebagai “negara Yahudi”. Bisa dibayangkan, bahwa orang Yahudi yang tidak tinggal di Israel, menurut Israel, lebih berhak tinggal di Israel daripada warga Palestina yang hidup dan tinggal di Israel. Ada 25 persen warga non-Yahudi di Israel, tapi negara  tersebut menyatakan bahwa Israel bukan milik semua warganya tapi hanya milik Yahudi.

Sejak 1948 hingga kini, Israel membangun ratusan permukiman khusus untuk Yahudi tapi tak pernah membangunnya untuk warga Palestina yang beralih menjadi warga israel. Tak pernah ada satu pun desa Palestina yang dibangun padahal Israel mengambil tanah-tanah orang Palestina sejak 1948 hingga sekarang.
Disadur dari voiceofpalestine
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment