Well, bagi saya pribadi, nyinyiran member lain tidak akan
memberikan efek atau pengaruh buruk terhadap saya. Karena saya menyadari bahwa
kepala setiap orang berbeda-beda. Beda kepala beda pemikiran, maka wajar jika
kita tidak bisa menyamakan isi kepala kita dengan kepala orang lain. Kecuali dengan
doktrin, barangkali. Hanya saja, banyak sekali kepala yang mirip dengan dengkul
dan kepala yang mudah terbakar seperti korek api. Digesek sedikit langsung
wussh....maka meluncurkan nyinyiran dan cacian.
Awal-awal, memang deg-degan dinyinyirin di jagad dumay. Tapi
lama-lama akan terbiasa. Wah, bukan berarti saya mengajak anda untuk mengundang
kontroversi dan sensasi. Bukan. Jadi begini, selama kamu meyakini apa yang kamu
tulis itu benar dan tidak melanggar norma-norma, lalu untuk apa takut hujatan
orang? Selama kamu menyampaikan kebenaran, untuk apa kau pikirkan komentar
orang-orang bodoh? Sebagaimana pepatah bilang, “Anjing menggonggong kafilah
berlalu.
Saya pernah menulis tentang politik, dan nyinyiran selalu
membanjir. Belum lagi kalau bahas poligami, alamat bisa jadi bahan
bulan-bulanan emak-emak member KBM. Nah, kemarin-kemarin bahas tentang syiah
dalam bingkai humaniora, mereka anggap saya syiah. Sayang, mereka tidak bisa
membedakan mana tulisan yang membahas tentang aqidah, mana tulisan yang
membahas tentang tema humaniora dan sosial. Tentu saja jika saya menulis tema
aqidah, saya tulis syiah itu sesat. Tapi disitu saya menulis tentang humaniora,
pengalaman dan interaksi dengan orang syiah. Bukan membahas tentang aqidah
syiah itu sendiri.
Dan baru-baru ini warga KBM juga ribut dan saling lembar nyinyiran antara kubu yang pro K-Pop dengan yang anti K-Pop. Saya hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka yang mirip anak Abege ingusan. Lha iya, saya aja yang doyan nonton Bollywood tak pernah berantem dengan istri saya yang doyan anime dan drakor. Karena kami berdua bukan pengagum berat dan bukan 'budak-budak hiburan' yang gampang meledak hanya karena hobinya dinyinyirin.
Untuk para penulis, jangan takut untuk menulis selama
tulisanmu bernas. Untuk para pembaca, Semoga kita menjadi pembaca yang lebih
dewasa.
No comments:
Post a Comment