Saya harap tidak ada yang tersulut amarah ketika membaca
judul di atas, sebelum benar-benar menuntaskan tulisan pendek ini. Jujur, saya
bukan seorang ‘mulim zionist’, bukan juga seorang yang kagum dengan Israel. Alih-alih
mengakui Israel, justru saya menganggap Israel adalah penyakit bagi perdamaian
di dunia. Bahkan, sepertinya sudah menjadi sunnatullah bahwa orang-orang Yahudi
selalu menjadi sumber kekisruhan, pengkhianatan dan kedzaliman di muka bumi. Al-quran
sudah menyebutkan hal ini.
Tapi, Allah subhanahu wata'ala sendiri mengajarkan kepada
kita sebagai umat yang rahmatan lil alamin untuk tidak menjadikan kebencian
sebagai alasan bertindak tidak adil dalam menilai.
Allah subhanahu wata'ala berfirman,
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Maidah ayat 8)
Disini, saya tidak akan mengatakan bahwa orang nasrani itu
baik, orang yahudi itu luar biasa. Tidak! Bagaimana pun juga, orang-orang ahli
kitab dan orang musyrik tidak lebih baik dari orang beriman yang menyembah
Allah. Disini, saya bukan seorang liberalism. Bagi kita, tidak ada kedzaliman
terbesar di muka bumi ini selain daripada menyekutukan Allah.
Tapi dalam kemanusiaan dan hubungan insaniyah (bukan dalam
hal aqidah dan kepercayaan) mau tidak mau kita harus mengakui bahwa apa pun
agamanya, setiap manusia memiliki nilai-nilai kemanusiaan sebagai bawaan dari
nurani dan fitrahnya. Terlepas dari apa agamanya, setiap orang memiliki rasa
iba dan kasihan terhadap orang-orang yang menderita. Sehingga pada akhirnya
saya menemukan banyak organisasi-organisasi kemanusiaan Kristen dan yahudi,
disamping organisasi-organisasi kemanusiaan yang lahir dari rahim umat islam.
Dahulu saya percaya bahwa semua orang yahudi di negara palsu
Israel sama saja. barbar, pro penjajah Zionist dan anggapan buruk lainnya. Tapi
belakangan saya dibuat kaget ketika mengetahui ada organisasi kemanusiaan dan
hak asasi manusia yang memperjuangkan orang-orang palestina dari tel aviv. Bt’selem
namanya. Tak pelak, aksi para aktifis Bt’selem yang rata-rata orang yahudi dan
israelist itu membuat geram orang-orang Israel sendiri.
Bt’selem seringkali terjun langsung ke tepi barat demi
meliput barbarisme pemukim yahudi di sana. Bagaimana orang-orang palestina
menghadapi penghancuran rumah dan bangunan dengan alasan bangunan yang tidak
memiliki izin dari ‘pemerintah israel’. Padahal, faktanya, justru orang
paletina harus membangun tanpa izin karena mustahil Israel mengizinkan mereka
membangun rumah di tanah sendiri. belum lagi penebangan pohon zaitun,
pencemaran tanah, pelemparan batu, penganiayaan, dan tindakan barbar lainnya.
B'Tselem telah dikritik dengan keras oleh pemerintah Israel. Pada 2011, Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman menuduh kelompok itu bersekongkol dengan 'terorisme' dan melemahkan pasukan pertahanan Israel. Ia juga menghadapi kritik dari para politisi di sebelah kiri, khususnya Uni Zionis Itzik Shmuli yang mengatakan bahwa B'tselem membantu dalam memberikan citra buruk dan menghancurkan israel.
B'Tselem telah dikritik dengan keras oleh pemerintah Israel. Pada 2011, Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman menuduh kelompok itu bersekongkol dengan 'terorisme' dan melemahkan pasukan pertahanan Israel. Ia juga menghadapi kritik dari para politisi di sebelah kiri, khususnya Uni Zionis Itzik Shmuli yang mengatakan bahwa B'tselem membantu dalam memberikan citra buruk dan menghancurkan israel.
Selain Bt’selem, saya belakangan juga mengenal Rabbis for
Human right. Bagi orang yahudi, Rabbi adalah ‘ustadz’ atau ‘kyai’ bagi orang
islam. Bayangkan, ada pemuka orang yahudi yang justru berjuang untuk
orang-orang palestina. Bahkan, beberapa pekan yang lalu, ada seorang aktifis
Rabbis for Human right yang ikut terluka parah karena menjaga para petani
palestina panen zaitun ditengah terror para pemukim yahudi.
Di banyak media, saya menemukan sekte Yahudi ortodoks yang
tidak mengakui negara yahudi, dan lebih memilih berdiri dengan Palestina. Di media
yang lain, saya menemukan fakta bahwa banyak orang tel aviv yang justru
mengharapkan semua konflik berakhir. Tentu saja mereka berharap solusi dua negara
yang menjadi jalan akhir sebagaimana yang diyakini oleh PBB dan semua negara
dunia yang mendukung palestina, termasuk Indonesia. Tapi saya pribadi,
sebagaimana gerakan Hamas yang selalu membuat saya bangga, beranggapan bahwa
Israel tidak akan pernah mengakui palestina dan akan selalu mengkhianati
kesepakatan dua negara. Sehingga tak ada jalan selain melakukan perlawanan
menghancurkan zionisme sehancur-hancurnya.
No comments:
Post a Comment