Cermin tak Pernah Berteriak' Mengisahkan tentang Ega, siswa SMA yang polos dan ada sifat kekanakan juga sang ayah, Baskoro yang mengalami dilema sepeninggal istri dan anak perempuannya. Novel ini menarik, karena jarang ada yang berani mengangkat tentang LGBT, apalagi ini rate remaja.
Pelajaran yang saya ambil dari novel ini adalah bahwa setiap kehidupan memiliki pilihan. Terkadang kita tidak bisa memilih kedua-duanya. Hal ini seperti digambarkan tokoh Baskoro yang harus meninggalkan dunia LGBT demi anaknya, Ega. Ega meradang setelah mengetahui bahwa ayahnya memiliki hubungan spesial dengan lelaki lain, sepeninggal istrinya. Recomended deh.
IG :@husni_magz
===
Rating: ⭐️⭐️
Islam adalah agama yang secara terang-terangan membawa misi rahmatan li al-‘alamin. hal inilah yang diuraikan oleh Haidar Bagir dalam karyanya yang berjudul “Islam, Risalah Cinta dan Kebahagiaan”. Secara tegas, Haidar Bagir dalam buku tersebut menyatakan bahwa Islam bukanlan agama yang menekankan kekerasan atau kebrutalan, melainkan agama cinta dan kebahagiaan.
Dengan membaca buku berjudul “Islam, Risalah Cinta dan Kebahagiaan” ini, para pembaca diajak untuk menyelami Islam secara lebih mendalam. Dengan kajian tasawuf dan sufisme, Islam sebagai ilmu didedah sedemikian rupa yang pada akhirnya melahirkan argumentasi kuat bahwa Islam bukanlah agama kekerasan, melainkan agama yang merisalahkan cinta.
==
Rating: ⭐️⭐️⭐️⭐️
Wanita miskin yang menikah dengan laki-laki kaya tak hanya terjadi dalam film atau drama-drama di TV. Tapi di buku ini, wanita bernama Ruby juga menikah dengan Rajata, seorang laki-laki kaya raya dengan memiliki warisan perusahaan yang cukup besar dari orang tuanya.
Ruby wanita sederhana. Bukan saja hidupnya sempurna karena menikah dengan Rajata. Tapi ia juga memiliki seorang anak perempuan yang manis bernama Gendhis. Sayangnya, Ruby kebingungan setelah menjadi ibu. Bagaimana menghentikan bayinya menangis? Belum lagi dengan anggapan tidak waras yang disandangnya. Padahal ia merasa yang gila adalah ibunya sendiri. Ruby terbayang-bayang masa lalu buruk dengan ibunya.
Sampai suatu hari, Gendhis hilang. Ruby mulai tidak tenang. Tak ada lagi yang bisa Ruby percaya. Rajata, ibu mertuanya, bahkan Bibi Ka, pengasuhnya sejak kecil. Ruby ingin membuktikan bahwa dia bisa menjadi seorang ibu. Dengan menelusuri masa lalunya.
==
Rating: ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Apa yang ada di benakmu ketika kamu mendengar
istilah travelers? Mungkin kamu akan membayangkan negara-negara eksotis di
eropa. Atau mungkin menyambangi Kanada, Amerika dan Australia. Lalu pengalaman
apa yang akan kamu dapatkan? Mungkin kamu membayangkan penginapan yang nyaman,
dan destinasi wisata yang melenakan dengan keindahan alamnya. Lalu bagaimana
jika justru seorang traveler menyambangi
negara-negara miskin, kumuh, penuh dengan bahaya dan kegetiran, ditambah dengan
perjalanan yang mendebarkan. Jauh dari keindahan. Tapi lebih dari itu
perjalanan itu menawarkan pengalaman yang begitu kaya. Inilah yang saya
dapatkan dari kisah perjalanan Agustinus Wibowo lewat bukunya ‘Titik Nol.’
Di buku tersebut saya diajak untuk melanglang
empat negara dengan kisah perjalanan yang unik, mendebarkan, menggairahkan,
menyenangkan tapi justru menimbulkan kegetiran. Semua bercampur, teraduk-aduk
dalam satu kisah yang berkelindan dengan kisah yang lainnya. Kita seakan-akan
ikut menjelajah bersama Agustinus lewat kisah perjalanannya yang terjalin
dengan begitu sempurna. Dengan menggunakan bahasa nan sastrawi tapi mengalir
dan mudah dicerna, kita akan menemani Agustinus menjelajahi empat negara.
Dimulai dari Urumqi-Xinjiang menuju Tibet (Cina). Kemudian setelah itu perjalanan
berlanjut menuju Nepa, India, Pakistan dan terakhir Afghanistan. Untuk kisah
perjalanan Afghanistan Agustinus sudah menulis kisah khusus dalam buku ‘Selimut
Debu.’
Maka, sepertinya tidak tepat jika kita
mengatakan Agustinus hanya sedekar traveler. Tapi dia juga seorang explorer.
Bahkan, saya berani mengatakan Agustinus seorang Sosiolog/Antropolog karena
menyoroti kebudayaan dan kebiasaan/kultur masyarakat setempat. Dia juga seorang
sejarawan karena menyoroti sejarah masa lalu dan peradaban silam dari setiap
daerah yang pernah dia singgahi. Terkadang, Agustinus berfilosofi sehingga kita
menemukan banyak makna dan arti kehidupan dari setiap perjalanannya. Maka tak
heran ketika orang bijak bilang, setiap perjalanan selalu menyimpan perjalanan.
Jika traveler mainstream menjajal kesenangan
di tempat baru, maka Agustinus menjajal bahaya,
kesusahan dan penderitaan selama perjalanan. Melewati berhari-hari
lamanya di dalam kereta dari Xinjiang ke Urumqi, pernah dirampok dan dicopet
hampir disetiap negara yang disinggahinya, bahkan dilecehkan secara seksual
oleh penyuka sesama jenis di India, Pakistan dan Afghanistan yang terkenal
dengan tradisi Bacha Bazi-nya. Maka tak heran, teman seperjalanan Lim,
menjuluki si Agustinus dengan julukan 3 R (Rob me, Rape me, Resque me) dalam
kata pengantarnya di buku ini.
Kita akan dibawa menjelalah eksotisme Urumqi,
perkambungan kumuh nan ramai dan padat ala India, kemudian dilanjut oleh
perjalanan panjang di keramaian Peshawar hingga padang pasir di Pakistan, dan
dipungkas menuju perjalanan beresiko di Afghanistan. Di lain kesempatan insha
Allah saya akan mereview buku ‘Selimut Debu’ setelah buku ini.
Lewat kisahnya, Agustinus menawarkan tawa dan
canda dalam perjalanannya. Seperti kisah uniknya dibawah tatapan orang-orang Muslim
Uighur. Mereka menyangka Agustinus seorang
Cina dari etnis Han karena mata
sipitnya. Ya, hal ini wajar mengingat Agustinus seorang peranakan Tionghoa.
Kemudian serta merta Agustinus berteriak, “Saya orang Indonesia.” Tanpa
menunggu lama, semua orang di kereta merangkulnya. “Wah, kamu muslim ya.”
Dan ada kisah-kisah menarik lainnya yang tidak
akan pernah bosan kita simak. Kisah tawa, tangis, kegetiran dan keputus asaan
berkelindan satu sama lain.
===
===
Rating: ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Novel ini mengajak pembaca mengamati proses terjadinya praktik korupsi, bahwa korupsi tidak bisa dilakukan oleh satu orang, selalu ada jaringan, dan praktik ini terus tumbuh karena dianggap wajar oleh banyak orang. Tidak ada rasa malu sama sekali ketika meminta jatah, mengambil hak orang lain, melakukan berbagai manipulasi agar tujuan tercapai.
Okky Madasari yang pernah menjadi wartawan di bidang hukum dan korupsi berhasil menggambarkan bagaimana pola ini terbentuk. Mulai dari pola khusus hingga yang sudah 86 di tengah masyarakat.
Emosi teraduk seiring dengan mengalirnya kisah tentang Arimbi, gadis desa yang lugu. Merasakan pergulatan batinnya, melihatnya berproses dan menyerah, hingga dia berkeluarga dan jatuh pada kesialan lainnya.
Penggambaran di novel ini sangat detil, membuat pembaca menyadari realitas yang terjadi. Penulis bahkan mengajak pembaca mendalami praktik-praktik korupsi hingga ke dalam sel. Menuliskan bagaimana hidup para koruptor di penjara. Kebudayaan seperti apalagi yang dibangun di tempat pembinaan.
No comments:
Post a Comment