Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)
Ketika seseorang meninggalkan shalat, maka sama saja dia
sedang meninggalkan jaminan dan perlindungan dari Allah subhanahu wata'ala. Perlindungan
siapa yang paling kuat dan jaminan siapa yang paling terpercaya selain jaminan
Allah? Bisa jadi segala kesulitan, penderitaan dan kepedihan yang kita rasakan
dalam hidup kita tersebab shalat yang kita abaikan.
Tidak ada ulama yang mengatakan bahwa orang yang berzina itu
kafir selama dia tidak menghalalkan zina yang dia lakukan. Tidak ada juga ulama
yang mengatakan bahwa pemabuk, pembunuh dan pencuri itu kafir selama mereka
tidak menghalalkan apa yang mereka lakukan. Tapi beda dengan shalat, ada ulama
yang mengatakan (bahkan mayoritas) bahwa shalat yang ditinggalkan menyebabkan
lepasnya iman dari jiwa seseorang.
Semua itu tak lepas dari hadits Rasulullah sholallohu
'alaihi wasallam yang berbunyi
Perjanjian yang mengikat antara kita dan mereka adalah
shalat, maka siapa saja yang meninggalkan shalat, sungguh ia telah kafir.” (HR.
Tirmidzi dan an-Nasa’i.)
Tentunya hal ini tidak mengherankan, karena shalat adalah
urusan yang sangat penting. Sampai-sampai, demi perintah shalat ini Allah subhanahu
wata'ala mengundang Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam ke sidratul Muntaha,
tempat yang bahkan malaikat jibril pun tidak pernah memasukinya. Tidak seperti
perintah-perintah lainnya yang hanya turun lewat perantara jibril, perintah
shalat langsung disampaikan Allah subhanahu wata'ala kepada Nabi-Nya yang
terakhir.
Tak heran jika mereka yang meninggalkannya terancam predikat
kafir.
Hendaknya kita menjadikan shalat umpana napas dalam kehidupan
kita. apa filosofi dari perintah shalat yang pertama kali diperintahkan
sebanyak 50 waktu dalam sehari semalam? Apakah Allah subhanahu wata'ala ingin
kita shalat terus menerus shalat tanpa henti? Apakah Allah subhanahu wata'ala ingin
kita tidak mengerjakan aktifitas lain selain shalat? Toh, pada akhirnya –dan tentunya
ini takdir Allah- perintah shalat yang kita terima 5 kali dalam sehari semalam.
Apa artinya? Artinya, hendaknya kita menjadikan shalat dan filosofi shalat
menjadi napas kehidupan kita. meskipun kita tidak berada di atas sajadah dan
berada di dalam masjid, jiwa kita selalu terhubung dengan Allah dimana pun kita
berada. Tidak di sekolah, pasar, kantor dan bahkan ketika tidur, kita selalu
terhubung dengan Allah subhanahu wata'ala lewat shalat kita.
Mengabaikan shalat bukan berarti hanya ketika seseorang
meninggalkan shalat , tapi bisa juga dia mengabaikan dengan bentuk
mengakhir-akhirkan waktu shalat, sengaja meninggalkan shalat berjamaah, bahkan
menjama’ dua waktu shalat tanpa alasan dan tidak khusyu dalam melaksanakannya.
Ketika kita mulai menyepelekan shalat dan mengabaikannya,
maka Allah subhanahu wata'ala akan mengabaikan urusan hidup kita. bisa jadi
rezeki kita sempit, jodoh kita tak kunjung datang, usaha seret dan bisnis
bangkrut karena kualitas shalat kita yang buruk. Kita sering melalaikan shalat,
baik dengan meninggalkannya, melewatkan waktunya, mengabaikan shalat berjamaah
dan tidak khusyu dalam melaksanakannya. Maka lihatlah ke dalam jiwa kita, jika
semua shalat yang telah kita lakukan tidak ada kecacatan, boleh jadi semua
kesulitan itu adalah ujian Allah subhanahu wata'ala yang selayaknya kita sabar
karenanya. Tapi jika semua kesulitan itu akibat kualitas shalat yang buruk dan
maksiat, maka bisa jadi segala penderitaan itu bersumber dari hal itu.
Maka Syaikh Utsaimin pernah berkata, “Ketika seseorang telah
melalaikan dan mengakhir-akhirkan waktu shalat, maka Allah akan meninggalkan
atau mengakhir-akhirkan urusan hidupnya.”
Mereka yang meninggalkan shalat seumpama prajurit yang
menanggalkan baju jirah atau melemparkan tamengnya. Apa yang akan terjadi jika
dalam pertempuran seorang prajurit tidak memakai baju besi dan tameng? Dia akan
mudah terluka, bahkan terbunuh oleh tombakan dan sabetan pedang prajurit musuh.
Maka, sadarilah bahwa, tanpa shalat, setan akan mudah menebas dan menombak kita
dengan godaannya.
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha
Pemurah (alquran) maka kami adakan baginya setan yang menyesatkan. Maka setan
itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya (QS Az-Zukhruf ayat 36)
No comments:
Post a Comment