28 Oct 2019

Jaminan Allah


Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)

Ketika seseorang meninggalkan shalat, maka sama saja dia sedang meninggalkan jaminan dan perlindungan dari Allah subhanahu wata'ala. Perlindungan siapa yang paling kuat dan jaminan siapa yang paling terpercaya selain jaminan Allah? Bisa jadi segala kesulitan, penderitaan dan kepedihan yang kita rasakan dalam hidup kita tersebab shalat yang kita abaikan.

Tidak ada ulama yang mengatakan bahwa orang yang berzina itu kafir selama dia tidak menghalalkan zina yang dia lakukan. Tidak ada juga ulama yang mengatakan bahwa pemabuk, pembunuh dan pencuri itu kafir selama mereka tidak menghalalkan apa yang mereka lakukan. Tapi beda dengan shalat, ada ulama yang mengatakan (bahkan mayoritas) bahwa shalat yang ditinggalkan menyebabkan lepasnya iman dari jiwa seseorang.

Semua itu tak lepas dari hadits Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam yang berbunyi
Perjanjian yang mengikat antara kita dan mereka adalah shalat, maka siapa saja yang meninggalkan shalat, sungguh ia telah kafir.” (HR. Tirmidzi dan an-Nasa’i.)

Tentunya hal ini tidak mengherankan, karena shalat adalah urusan yang sangat penting. Sampai-sampai, demi perintah shalat ini Allah subhanahu wata'ala mengundang Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam ke sidratul Muntaha, tempat yang bahkan malaikat jibril pun tidak pernah memasukinya. Tidak seperti perintah-perintah lainnya yang hanya turun lewat perantara jibril, perintah shalat langsung disampaikan Allah subhanahu wata'ala kepada Nabi-Nya yang terakhir.

Tak heran jika mereka yang meninggalkannya terancam predikat kafir.

Hendaknya kita menjadikan shalat umpana napas dalam kehidupan kita. apa filosofi dari perintah shalat yang pertama kali diperintahkan sebanyak 50 waktu dalam sehari semalam? Apakah Allah subhanahu wata'ala ingin kita shalat terus menerus shalat tanpa henti? Apakah Allah subhanahu wata'ala ingin kita tidak mengerjakan aktifitas lain selain shalat? Toh, pada akhirnya –dan tentunya ini takdir Allah- perintah shalat yang kita terima 5 kali dalam sehari semalam. Apa artinya? Artinya, hendaknya kita menjadikan shalat dan filosofi shalat menjadi napas kehidupan kita. meskipun kita tidak berada di atas sajadah dan berada di dalam masjid, jiwa kita selalu terhubung dengan Allah dimana pun kita berada. Tidak di sekolah, pasar, kantor dan bahkan ketika tidur, kita selalu terhubung dengan Allah subhanahu wata'ala lewat shalat kita.

Mengabaikan shalat bukan berarti hanya ketika seseorang meninggalkan shalat , tapi bisa juga dia mengabaikan dengan bentuk mengakhir-akhirkan waktu shalat, sengaja meninggalkan shalat berjamaah, bahkan menjama’ dua waktu shalat tanpa alasan dan tidak khusyu dalam melaksanakannya.

Ketika kita mulai menyepelekan shalat dan mengabaikannya, maka Allah subhanahu wata'ala akan mengabaikan urusan hidup kita. bisa jadi rezeki kita sempit, jodoh kita tak kunjung datang, usaha seret dan bisnis bangkrut karena kualitas shalat kita yang buruk. Kita sering melalaikan shalat, baik dengan meninggalkannya, melewatkan waktunya, mengabaikan shalat berjamaah dan tidak khusyu dalam melaksanakannya. Maka lihatlah ke dalam jiwa kita, jika semua shalat yang telah kita lakukan tidak ada kecacatan, boleh jadi semua kesulitan itu adalah ujian Allah subhanahu wata'ala yang selayaknya kita sabar karenanya. Tapi jika semua kesulitan itu akibat kualitas shalat yang buruk dan maksiat, maka bisa jadi segala penderitaan itu bersumber dari hal itu.

Maka Syaikh Utsaimin pernah berkata, “Ketika seseorang telah melalaikan dan mengakhir-akhirkan waktu shalat, maka Allah akan meninggalkan atau mengakhir-akhirkan urusan hidupnya.”
Mereka yang meninggalkan shalat seumpama prajurit yang menanggalkan baju jirah atau melemparkan tamengnya. Apa yang akan terjadi jika dalam pertempuran seorang prajurit tidak memakai baju besi dan tameng? Dia akan mudah terluka, bahkan terbunuh oleh tombakan dan sabetan pedang prajurit musuh. Maka, sadarilah bahwa, tanpa shalat, setan akan mudah menebas dan menombak kita dengan godaannya.

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (alquran) maka kami adakan baginya setan yang menyesatkan. Maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya (QS Az-Zukhruf ayat 36)

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment